Bitcoin Dapat Menguat Terlepas Dari Apa Yang Diputuskan Oleh FOMC Federal Reserve Minggu Ini
Bitcoin kembali menguat di atas $95.000, dan kenaikan dapat berlanjut bahkan setelah FOMC minggu ini.

Albert • May 7, 2025

Keputusan suku bunga oleh Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 7 Mei diprediksi menjadi momen krusial bagi aset berisiko, termasuk mata uang kripto. Meski mayoritas pelaku pasar memperkirakan suku bunga tidak akan berubah, Bitcoin dan altcoin berpotensi mengalami kenaikan jika Departemen Keuangan AS terpaksa menambah likuiditas demi mencegah terjadinya resesi ekonomi.
Kebijakan moneter yang lebih longgar bisa merangsang pertumbuhan ekonomi, tetapi The Fed juga tengah menghadapi tekanan dari pelemahan nilai dolar AS. Beberapa analis menilai bahwa pemangkasan suku bunga mungkin tak cukup efektif untuk mendorong pemulihan karena ancaman resesi masih membayangi. Dalam kondisi seperti ini, aset lindung nilai seperti kripto dinilai lebih menarik.
Menurut ekonom Jim Paulsen, ketika suku bunga The Fed berada di atas tingkat netral—yakni selisih antara Fed Funds Rate dan indeks pengeluaran konsumsi pribadi inti tahunan—ekonomi AS secara historis cenderung menuju resesi atau periode pertumbuhan lambat disertai meningkatnya pengangguran dan lemahnya konsumsi. Pola ini telah berulang sejak 1971.
Paulsen memperkirakan The Fed pada akhirnya harus menurunkan suku bunga, terlebih dengan tekanan dari Presiden Donald Trump yang menilai kebijakan moneter saat ini masih terlalu ketat dan memperlambat laju ekonomi.
Sementara itu, inflasi konsumen AS yang masih berada di atas target 2% dan tingkat pengangguran 4,2% pada April menjadi alasan tambahan bahwa ekonomi belum menunjukkan tanda-tanda melemah, namun tetap dalam posisi rawan.
Ekspektasi pasar berdasarkan kontrak berjangka menyiratkan peluang 76% bahwa suku bunga akan berada di 4,0% atau lebih rendah pada keputusan FOMC 17 September, turun dari prediksi 90% pada akhir April. Hal ini menunjukkan menurunnya keyakinan pasar terhadap kemungkinan pelonggaran kebijakan dalam waktu dekat.
Walau hal tersebut mungkin terlihat negatif bagi aset berisiko, kondisi ini bisa mendorong pemerintah untuk menyuntikkan dana tambahan ke pasar demi menopang belanja negara, yang pada akhirnya menguntungkan kripto.
Langkah The Fed membeli obligasi senilai $20,5 miliar pada 5 Mei menjadi sinyal baru bahwa intervensi telah dimulai kembali. Penambahan likuiditas seperti ini umumnya berdampak positif bagi kripto, terlebih saat dolar AS melemah terhadap mata uang global lainnya. Investor pun cenderung mencari aset lindung nilai yang lebih kuat ketimbang menyimpan uang tunai.
Indeks Dolar AS (DXY) kini berada di bawah 100 untuk pertama kalinya sejak Juli 2023, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap kondisi ekonomi AS. Di saat yang sama, harga emas naik lebih dari 12% dalam sebulan terakhir dan hanya terpaut 2% dari rekor tertingginya. Kepercayaan yang melemah terhadap kemampuan pemerintah membiayai utangnya membuat aset langka seperti Bitcoin semakin diminati.
Meski potensi pemangkasan suku bunga berulang telah mengecil, skenario ini tetap mendukung pertumbuhan kripto. Jika The Fed memperluas neraca keuangannya, hal itu bisa mendorong inflasi dan menurunkan daya tarik investasi pendapatan tetap—kondisi yang justru mendukung aset digital seperti kripto.