5 Pilar Blockchain untuk Inklusi Finansial Global

Blockchain bukan hanya tentang kripto! Lima pilar inklusi keuangan ini membuka akses investasi, lapangan kerja, dan literasi finansial bagi masyarakat unbanked di seluruh dunia.

article author image

KikiMar 10, 2025

article cover image

Di era di mana teknologi blockchain terus berkembang, konsep Decentralized Finance (DeFi) tidak lagi hanya sekadar menggantikan peran bank dan institusi keuangan tradisional. Kini, ada visi yang lebih besar: Decentralized Financial Inclusion atau Inklusi Keuangan Terdesentralisasi.

Visi ini bertujuan untuk menciptakan sistem keuangan yang tidak hanya transparan dan efisien tetapi juga memastikan akses yang setara bagi semua orang, terutama bagi mereka yang selama ini terpinggirkan dari sistem perbankan konvensional.

Dengan lebih dari 1,4 miliar orang di dunia masih unbanked, solusi berbasis blockchain bisa menjadi jalan keluar dari kesenjangan ekonomi yang semakin melebar.

Berikut adalah lima pilar utama yang membentuk masa depan inklusi keuangan berbasis blockchain:

1. Literasi Keuangan Kunci Akses ke Dunia Finansial

Fakta mencengangkan: Lebih dari 1 dari 4 orang dewasa di dunia tidak memiliki rekening bank. Alasannya? Kurangnya akses, biaya tinggi, dan minimnya pemahaman akan produk keuangan.

Literasi keuangan menjadi kunci utama agar individu dapat memahami cara menabung, berinvestasi, dan mengelola kredit dengan lebih baik.

Studi dari University of Cincinnati menunjukkan bahwa ada korelasi antara literasi kripto dan literasi keuangan secara keseluruhan. Orang yang lebih memahami aset digital cenderung membuat keputusan finansial yang lebih baik.

Oleh karena itu, edukasi tentang kripto bukan sekadar tren, tetapi bisa menjadi alat pemberdayaan finansial bagi mereka yang selama ini tidak tersentuh oleh layanan perbankan tradisional.

2. Membangun Aset Investasi untuk Semua

Banyak masyarakat unbanked tidak memiliki kesempatan untuk membangun kekayaan. Investasi di real estate atau saham sering kali membutuhkan modal besar, yang sulit dijangkau bagi mereka yang berasal dari latar belakang ekonomi terbatas.

Di sinilah tokenisasi berbasis blockchain berperan. Dengan tokenisasi, kepemilikan aset dapat dibagi menjadi unit-unit lebih kecil, memungkinkan lebih banyak orang untuk berinvestasi.

Contohnya, RedSwan CRE, platform real estate berbasis blockchain, memungkinkan orang berinvestasi dalam properti komersial dengan modal yang jauh lebih kecil dibandingkan membeli aset secara konvensional.

Ini membuka peluang besar bagi mereka yang sebelumnya tidak memiliki akses ke investasi properti bernilai tinggi.

3. Penguatan Institusi Blockchain untuk Organisasi

Inklusi keuangan bukan hanya tentang individu tetapi juga bagaimana institusi keuangan dan organisasi sosial dapat lebih efisien dalam mendukung masyarakat.

Teknologi smart contract di blockchain memungkinkan distribusi sumber daya yang lebih cepat dan transparan. Misalnya, World Food Programme (WFP) telah menggunakan blockchain untuk mendistribusikan bantuan kemanusiaan secara langsung kepada penerima, meminimalkan peran perantara dan mengurangi potensi korupsi.

Di tingkat lokal, organisasi nonprofit dan bank komunitas juga bisa menggunakan blockchain untuk mengelola dana bantuan dan meningkatkan transparansi aliran dana sosial.

4. Penciptaan Lapangan Kerja Ekonomi Digital yang Lebih Inklusif

Lapangan pekerjaan berbasis Web3 semakin berkembang pesat. Blockchain dan sistem peer-to-peer memungkinkan lebih banyak orang mendapatkan penghasilan tanpa harus bergantung pada sistem perbankan tradisional.

Sebagai contoh, pengembang blockchain saat ini menjadi salah satu profesi paling dicari di dunia. Permintaan akan tenaga kerja berbasis blockchain tidak hanya berasal dari sektor teknologi, tetapi juga dari industri keuangan, kesehatan, dan bahkan pemerintahan.

Bagi banyak individu dari negara berkembang, ini membuka peluang untuk mendapatkan pekerjaan dengan bayaran kompetitif tanpa harus pindah ke negara maju.

Teknologi Web3 telah menciptakan ekosistem kerja global, di mana seseorang dari Afrika atau Asia Tenggara dapat berkontribusi pada proyek berbasis blockchain di Eropa atau Amerika.

5. Revitalisasi Komunitas Tokenisasi untuk Pembangunan Berkelanjutan

Inklusi keuangan juga berarti memberikan akses terhadap layanan dasar dan peluang ekonomi bagi komunitas yang selama ini terpinggirkan.

Dengan tokenisasi, masyarakat dapat mengakses pinjaman mikro berbasis blockchain, yang memungkinkan usaha kecil berkembang tanpa harus bergantung pada bank konvensional.

Di negara-negara berkembang, pinjaman mikro telah terbukti membantu masyarakat keluar dari lingkaran kemiskinan.

Lebih dari itu, model investasi berbasis blockchain memungkinkan penggalangan dana untuk proyek komunitas, seperti pembangunan infrastruktur, perumahan, atau usaha kecil.

Ini bukan hanya teori ekonomi, tetapi langkah nyata untuk menciptakan komunitas yang lebih mandiri dan berdaya saing.

Lebih dari Sekadar Teknologi Ini Adalah Gerakan Global

Visi Decentralized Financial Inclusion bukan hanya soal menggantikan sistem perbankan tradisional dengan teknologi blockchain, tetapi tentang membangun sistem keuangan yang lebih adil, transparan, dan mudah diakses oleh semua orang.

Dengan semakin meningkatnya kesenjangan ekonomi global, solusi berbasis blockchain bisa menjadi alat untuk memberdayakan mereka yang selama ini tertinggal. Namun, ini bukan hanya tugas pengembang teknologi, tetapi juga tanggung jawab pemerintah, regulator, dan industri keuangan untuk memastikan teknologi ini digunakan dengan cara yang benar.

Masa depan keuangan tidak hanya soal profitabilitas, tetapi juga inklusivitas. Dengan lima pilar ini, blockchain bisa menjadi kunci untuk menciptakan dunia di mana akses ke layanan keuangan tidak lagi ditentukan oleh tempat lahir atau status ekonomi seseorang.

Pertanyaannya sekarang: Apakah industri siap untuk bergerak ke arah inklusi keuangan yang lebih luas?

Nanovest News v3.23.2