72 ETF Kripto Menunggu Persetujuan SEC di Tengah Reformasi Regulasi AS

Jumlah pengajuan ETF kripto mencapai 72 di tengah kepemimpinan baru SEC yang lebih ramah aset digital. Apa dampaknya bagi pasar dan investor? Simak analisis lengkapnya di sini.

article author image

KikiApr 23, 2025

article cover image

Jika ada satu angka yang mencerminkan ekspektasi tinggi industri kripto terhadap regulasi yang lebih bersahabat di Amerika Serikat tahun ini, maka itu adalah 72. Itulah jumlah pengajuan ETF (Exchange-Traded Fund) berbasis aset kripto yang saat ini tengah menunggu lampu hijau dari U.S. Securities and Exchange Commission (SEC).

Dalam lanskap keuangan yang masih terus mencari bentuk hubungan ideal antara inovasi dan pengawasan, angka ini bukan sekadar statistik. Ini adalah sinyal: perubahan besar sedang terjadi.

Era Baru di SEC Dari Gensler ke Atkins

Salah satu katalis penting dalam meningkatnya jumlah pengajuan ini adalah pergantian kursi pimpinan di SEC. Setelah masa jabatan Gary Gensler yang dikenal keras terhadap industri kripto, tongkat komando kini berpindah ke tangan Paul Atkins, yang mengambil pendekatan lebih pragmatis dan inklusif terhadap aset digital.

Atkins menyampaikan komitmen kepada Kongres AS untuk “memberikan fondasi regulasi yang kokoh untuk aset digital melalui pendekatan yang rasional, koheren, dan berprinsip.” Ini bukan basa-basi politik; sinyalnya konkret.

Atkins tak hanya bicara, tetapi juga mengakomodasi dialog konstruktif yang selama ini dinanti oleh banyak pelaku industri.

Siapa yang Mengajukan dan Apa Saja Produknya?

Menurut analis ETF senior dari Bloomberg, Eric Balchunas, terdapat 72 pengajuan ETF kripto dari berbagai perusahaan, mulai dari raksasa seperti Grayscale, Vaneck, Fidelity, hingga nama-nama yang lebih niche seperti Canarx, Rex-Osprey, dan Teucrium.

Tidak hanya terbatas pada Bitcoin dan Ethereum, ETF ini mencakup aset seperti Solana, XRP, Litecoin, bahkan Dogecoin serta sejumlah produk yang eksentrik seperti ETF “2x Melania” dan token eksperimental pengu.

Struktur produknya pun beragam:

  • Spot ETFs**, yang mengacu langsung pada harga aset.

  • Futures-based ETFs**, berbasis kontrak derivatif.

  • Leveraged ETFs**, yang menyasar investor spekulatif.

  • Staking ETFs**, menawarkan hasil dari token yang di-stake di jaringan.

Apa Dampaknya bagi Pasar dan Investor?

Jika sebagian besar dari 72 ETF ini disetujui, likuiditas kripto bisa melonjak drastis, terutama karena ETF memungkinkan akses investasi yang lebih sederhana dan aman bagi institusi serta investor ritel yang tidak terbiasa dengan dompet digital dan kunci pribadi.

Hal ini berpotensi memicu fase pertumbuhan baru untuk kripto, mirip dengan lonjakan harga Bitcoin pasca disahkannya ETF spot pada awal 2024. Saat itu, hanya dalam waktu dua bulan, nilai total aset dalam ETF kripto di AS melampaui $10 miliar.

Namun di sisi lain, hal ini juga bisa menciptakan risiko baru. ETF yang terlalu agresif (misalnya ETF leverage dengan eksposur ganda atau tiga kali lipat) dapat menyebabkan volatilitas ekstrem, terutama di pasar kripto yang sudah dikenal tidak stabil.

SEC di Persimpangan Jalan

Meningkatnya pengajuan ini menempatkan SEC di titik krusial dalam sejarah regulasi keuangan AS. Di satu sisi, ada tekanan untuk membuka jalan bagi inovasi dan daya saing global. Di sisi lain, masih ada kekhawatiran soal perlindungan investor, transparansi aset, dan potensi sistemik.

Namun, dengan Atkins di pucuk pimpinan dan komitmen untuk memperbaiki komunikasi serta konsistensi regulasi, industri kripto kini punya alasan lebih untuk optimis.

72 Bukan Angka Biasa

Jumlah pengajuan ETF yang mencapai 72 bukan sekadar anomali statistik, melainkan refleksi dari ekspektasi yang mengendap selama bertahun-tahun di bawah ketidakpastian regulasi. Ini adalah bentuk kepercayaan baru terhadap sistem, harapan bahwa kripto akhirnya bisa “naik kelas” ke ranah keuangan konvensional dengan penuh legitimasi.

Apakah semua pengajuan akan disetujui? Tentu tidak. Tapi jika SEC mampu memilih dengan bijak, menyaring dengan prinsip, dan tetap membuka ruang untuk inovasi, maka 2025 bisa tercatat sebagai tahun emas bagi ETF kripto di Amerika Serikat dan dampaknya bisa menjalar ke pasar global, termasuk Asia Tenggara.

Nanovest News v3.23.2