Badai Milton Tinggalkan Jutaan Penduduk Florida Tanpa Listrik, Korban Tewas Bertambah
Badai Milton menerjang Florida dengan kekuatan kategori 3, menyebabkan banjir parah dan memutus listrik bagi jutaan penduduk. Kerusakan tak seburuk prediksi awal, tapi ancaman badai akibat perubahan iklim terus meningkat.
Kiki • Oct 23, 2024
Badai Milton menerjang pantai barat Florida pada Kamis, meninggalkan jejak kehancuran dengan banjir yang meluas dan membuat jutaan penduduk kehilangan listrik. Dengan kecepatan angin mencapai 120 mph, badai ini menghantam wilayah Siesta Key, Sarasota County sebagai badai kategori 3, sebelum melemah menjadi kategori 1 saat bergerak ke wilayah tengah Florida menuju Samudra Atlantik.
Meskipun kekuatan badai mulai menurun pada Kamis pagi, dampaknya tetap terasa, terutama pada wilayah yang terdampak banjir.
Dampak Listrik dan Kerusakan
Menurut data dari PowerOutage.us, lebih dari 3,4 juta rumah dan bisnis di Florida masih belum memiliki pasokan listrik pada Kamis pagi. Situasi ini diperkirakan akan memakan waktu untuk pulih sepenuhnya, terutama di wilayah yang mengalami kerusakan infrastruktur parah akibat angin kencang dan banjir.
Meski badai ini menyebabkan kerusakan yang signifikan, para ahli menilai bahwa dampaknya tidak seburuk yang diperkirakan. Karsten Haustein, ilmuwan iklim dari Universitas Leipzig, mengatakan bahwa meskipun banjir ekstrem menjadi dampak paling merusak dari Milton, badai yang bergerak sedikit lebih cepat sebelum menghantam daratan kemungkinan mencegah kerusakan lebih luas.
"Badai ini tidak bersamaan dengan pasang tertinggi, yang mungkin telah menyelamatkan banyak wilayah dari kerusakan yang lebih parah," ujarnya.
Korban Jiwa dan Tanggap Darurat
Meski demikian, dampak tragis tak terhindarkan. CNN melaporkan setidaknya empat orang tewas di St Lucie County, terkait dengan beberapa tornado yang muncul sebelum badai. Gubernur Florida Ron DeSantis memperingatkan bahwa ketinggian air masih bisa meningkat di beberapa bagian negara bagian tersebut, meskipun badai telah melemah.
"Meskipun ini adalah kejadian besar, untungnya ini bukan skenario terburuk," ujar DeSantis, seraya memuji upaya tanggap darurat yang sudah berjalan.
Presiden AS Joe Biden juga turun tangan, mengecam mantan Presiden Donald Trump atas disinformasi terkait tanggapan pemerintah terhadap badai. Biden menyebut klaim Trump tentang kurangnya bantuan federal sebagai "serangan kebohongan", yang berpotensi merusak kepercayaan masyarakat terhadap upaya penyelamatan yang sedang berlangsung.
"Ini adalah promosi disinformasi yang sembrono dan tidak bertanggung jawab, yang mengganggu orang-orang yang membutuhkan bantuan," kata Biden.
Asuransi Naik, Dampak Finansial
Di pasar saham, berita tentang badai Milton justru memberikan dorongan positif bagi saham perusahaan asuransi. Saham perusahaan asuransi berbasis di Florida seperti Universal Insurance dan Heritage Insurance masing-masing naik 10% dan 9% pada Kamis, di tengah laporan bahwa kerusakan akibat badai tidak seburuk yang diperkirakan.
Perusahaan asuransi besar lainnya seperti Allstate, Progressive, dan Chubb juga mencatat kenaikan, sementara perusahaan reasuransi global seperti Swiss Re dan Munich Re meningkat sekitar 3%.
Namun, peringatan datang dari Morningstar DBRS, lembaga pemeringkat kredit yang menyatakan bahwa kerugian akumulatif dari musim badai 2024 bisa berdampak pada profitabilitas perusahaan asuransi, terutama bagi mereka yang memiliki eksposur signifikan di pasar Florida.
Ini menjadi musim badai kedua yang menghantam AS selatan dalam dua minggu terakhir, setelah Badai Helene yang menghancurkan sejumlah negara bagian di tenggara dan menewaskan lebih dari 225 orang.
Oscar Seikaly, CEO NSI Insurance, menambahkan bahwa meskipun bagian selatan Florida selama ini dikenal sebagai wilayah berisiko tinggi untuk badai, wilayah utara yang dulu dianggap lebih aman kini juga mulai terkena dampak badai besar.
"Perusahaan asuransi telah menyeimbangkan bisnis mereka dengan menulis banyak polis di bagian utara, yang dulunya relatif aman hingga belakangan ini," katanya.
Perubahan Iklim dan Dampaknya
Sementara itu, kelompok ilmuwan independen mengaitkan badai Milton dan badai sebelumnya, Helene, dengan perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia. World Weather Attribution, kelompok peneliti iklim global, melaporkan bahwa pemanasan global akibat pembakaran bahan bakar fosil meningkatkan suhu permukaan laut, yang mendorong badai menjadi lebih kuat dan menyebabkan curah hujan yang lebih ekstrem.
Menurut kelompok ini, curah hujan Badai Helene meningkat sekitar 10% akibat perubahan iklim, sementara kecepatan anginnya naik 11%.
Pemanasan laut, yang memicu badai seperti Milton, diperkirakan 200 hingga 500 kali lebih mungkin terjadi akibat perubahan iklim. Dampak ini telah menambah urgensi bagi para pembuat kebijakan untuk mengambil tindakan lebih cepat dalam memitigasi perubahan iklim dan melindungi komunitas dari badai masa depan yang diperkirakan akan semakin kuat.
Badai Milton mungkin tidak menyebabkan kerusakan yang terburuk, tetapi tetap meninggalkan dampak besar di Florida dengan jutaan orang masih tanpa listrik dan beberapa korban jiwa. Sementara pasar asuransi tampaknya optimis karena kerusakan lebih kecil dari perkiraan, ancaman jangka panjang dari musim badai yang semakin kuat akibat perubahan iklim terus membayangi.
Dengan badai yang semakin sering dan intens, baik dari sisi lingkungan maupun ekonomi, masa depan perlindungan asuransi di wilayah rawan seperti Florida menjadi semakin kompleks. Tindakan cepat dari pemerintah, perusahaan asuransi, dan komunitas global menjadi kunci dalam menghadapi dampak yang lebih besar di musim badai mendatang.