Bostic Pangkas Proyeksi Pemotongan Suku Bunga Fed Jadi Satu Kali

Presiden Fed Atlanta, Raphael Bostic, kini memproyeksikan hanya satu pemotongan suku bunga tahun ini. Inflasi yang melambat dan dampak tarif impor jadi penghambat pelonggaran moneter.

article author image

KikiMar 25, 2025

article cover image

Ketika pasar mulai menyesuaikan ekspektasinya terhadap pemotongan suku bunga, Presiden Federal Reserve Atlanta, Raphael Bostic, memberikan pernyataan yang menambah tekanan realitas: kemungkinan besar hanya akan ada satu kali pemangkasan suku bunga pada tahun 2025.

Ya, hanya seperempat poin persentase jauh dari apa yang diharapkan oleh banyak pelaku pasar maupun analis yang masih memimpikan dua kali pemangkasan.

Pernyataan ini bukan sekadar pembaruan sikap. Ini adalah indikator bahwa inflasi masih belum sepenuhnya jinak, dan bahwa guncangan eksternal seperti tarif impor baru dapat menghidupkan kembali tekanan harga yang selama ini coba dijinakkan oleh The Fed.

Dari Dua Jadi Satu Narasi Baru dari Pejabat Federal Reserve

Awalnya, Bostic memperkirakan akan ada dua kali pemangkasan suku bunga pada tahun ini. Namun kini, dengan melihat tren inflasi yang menunjukkan perlambatan dalam penurunan, ia merevisi proyeksinya menjadi satu kali pemangkasan. Alasannya? Kombinasi dari:

  1. Laju inflasi yang lebih lambat turun dari perkiraan.**

  1. Rencana tarif impor baru dari pemerintahan Trump**, yang dianggap akan mendorong perusahaan untuk menaikkan harga.

"Jalur kebijakan moneter yang tepat juga akan tertunda," ujarnya dalam wawancara dengan Bloomberg, menyiratkan bahwa Federal Reserve harus tetap bersikap waspada.

Tarif Impor Katalis Baru Inflasi?

Bostic secara eksplisit menyebut bahwa banyak pelaku usaha yang ia temui berencana untuk meneruskan kenaikan biaya akibat tarif langsung ke konsumen. Dan ini bukan sekadar “kenaikan sesaat” seperti biasanya terjadi saat tarif diberlakukan.

Mengapa? Karena menurut Bostic, baik pelaku usaha maupun konsumen kini sudah mulai "terkondisikan" untuk menerima inflasi yang lebih tinggi. Ini adalah efek pascapandemi yang sering kali luput dari radar analis makroekonomi.

“Ekspektasi akan pass-through penuh adalah norma saat ini,” jelas Bostic. Artinya, perusahaan tidak takut kehilangan pangsa pasar jika menaikkan harga karena semua orang juga melakukannya.

Tarif Trump Kembali ke 2018, atau Lebih Parah?

Kebijakan dagang Presiden Donald Trump yang kembali menjabat membawa gema dari periode 2018-2019, ketika gelombang tarif menghantam pasar global. Kini, ia telah memperkenalkan kembali tarif atas produk dari Tiongkok dan logam impor, dan berencana menambahkan tarif untuk Meksiko, Kanada, dan negara lain pada bulan depan.

Meskipun secara teori tarif hanya mendorong kenaikan harga satu kali, Bostic memperingatkan bahwa kondisi kali ini bisa berbeda. Kesiapan pelaku bisnis untuk mentransfer biaya ke konsumen bisa menjadikan tarif sebagai sumber inflasi berkelanjutan, bukan hanya lonjakan sesaat.

Apa Dampaknya ke Pasar dan Konsumen?

Sinyal dari Bostic bisa menjadi awal dari revisi ekspektasi secara luas. Sebelumnya, proyeksi median dari The Fed masih memuat dua kali pemangkasan suku bunga pada 2025. Namun, semakin banyak pejabat yang secara diam-diam menaikkan ekspektasi mereka meskipun median belum berubah secara resmi.

Bagi pasar, ini berarti:

  • Yield obligasi bisa tetap tinggi**, karena ekspektasi pemotongan suku bunga makin mundur.

  • Pasar saham yang selama ini mengandalkan “pivot” The Fed bisa terguncang.**

  • Konsumen menghadapi harga yang tetap tinggi**, terutama pada barang-barang impor.

The Fed Masih Bermain di Zona Risiko

Dengan inflasi yang belum sepenuhnya jinak dan tekanan harga dari tarif impor yang membayangi, kebijakan moneter Amerika Serikat masih berada di wilayah abu-abu. Satu pemotongan suku bunga mungkin jadi kenyataan terbaik tahun ini dan itu pun belum pasti.

Pernyataan Bostic menegaskan bahwa The Fed bukan dalam mode "bersemangat memangkas", melainkan "sabar dan siap menahan diri". Dan selama tekanan harga masih muncul dari luar terutama dari kebijakan perdagangan maka ruang manuver The Fed tetap sempit.

Nanovest News v3.23.2