Crypto ATM di North Dakota Dibatasi $2.000/Hari, Keamanan atau Kendala?
RUU baru di North Dakota mewajibkan operator crypto ATM memiliki lisensi dan membatasi transaksi harian. Regulasi ini dianggap melindungi warga, tetapi benarkah demikian?

Kiki • Mar 19, 2025

Industri kripto di Amerika Serikat kembali menghadapi regulasi baru, kali ini datang dari negara bagian North Dakota. Senat negara bagian tersebut baru saja mengesahkan House Bill 1447, yang menetapkan batasan transaksi harian di crypto ATM sebesar $2.000 per pengguna.
Aturan ini diklaim sebagai langkah untuk melindungi masyarakat dari penipuan, tetapi di sisi lain, juga menimbulkan perdebatan: Apakah ini benar-benar solusi untuk keamanan, atau justru menghambat adopsi kripto yang lebih luas?
Detail Regulasi Crypto ATM di North Dakota
Batas transaksi harian**: Pengguna hanya bisa menarik maksimal $2.000 per hari di seluruh jaringan crypto ATM dalam negara bagian. Sebelumnya, batas yang diusulkan adalah $1.000 per hari sebelum kemudian direvisi oleh DPR North Dakota.
Lisensi operator**: Semua operator crypto ATM harus memiliki izin resmi sebagai money transmitter.
Pemantauan aktivitas blockchain**: Operator wajib menggunakan blockchain analytics untuk mendeteksi transaksi mencurigakan dan melaporkannya ke otoritas berwenang.
Peringatan penipuan**: Setiap mesin crypto ATM harus menampilkan peringatan kepada pengguna terkait potensi penipuan.
Laporan kuartalan**: Operator diwajibkan untuk menyerahkan laporan rutin mengenai lokasi, nama, dan data transaksi crypto ATM ke regulator setempat.
Dengan suara 45-1, Senat North Dakota menyetujui RUU ini pada 18 Maret 2024. Namun, sebelum resmi menjadi undang-undang, DPR North Dakota harus memberikan suara pada revisi aturan ini, lalu dikirimkan ke Gubernur Kelly Armstrong untuk ditandatangani atau diveto.
Crypto ATM Inovasi atau Celah bagi Kejahatan?
Keputusan ini tak datang tanpa alasan. Crypto ATM telah menjadi alat yang sering dimanfaatkan oleh penipu dan pelaku kejahatan finansial. Salah satu contoh ekstrem adalah kasus yang dikutip oleh Senator Dick Durbin dari Illinois:
Seorang korban diperdaya oleh scammer yang mengaku sebagai otoritas hukum. Penipu tersebut menyatakan bahwa ada surat perintah penangkapan atas nama korban, tetapi bisa dibatalkan jika mereka segera menyetor $15.000 melalui crypto ATM.
Laporan Federal Trade Commission (FTC) menunjukkan bahwa kerugian akibat penipuan yang melibatkan Bitcoin ATM meningkat hampir 10 kali lipat antara 2020 hingga 2023, dengan total kerugian mencapai $65 juta hanya dalam enam bulan pertama 2024.
Data ini menjadi dasar bagi negara bagian seperti North Dakota dan Nebraska (yang baru-baru ini mengesahkan Controllable Electronic Record Fraud Prevention Act pada 13 Maret 2024) untuk memperketat aturan bagi crypto ATM.
Namun, bagi para pendukung kripto, regulasi ini bisa menghambat pertumbuhan industri dan membatasi akses ke aset digital bagi masyarakat yang tidak memiliki akses ke perbankan tradisional.
AS Masih Kuasai Pasar Crypto ATM Global
Meskipun banyak regulasi muncul, Amerika Serikat tetap menjadi pemimpin dalam jumlah crypto ATM di dunia. Menurut data Coin ATM Radar:
AS menguasai 78% pasar global**, dengan 29.822 mesin crypto ATM tersebar di seluruh negeri.
Kanada berada di peringkat kedua**, dengan 3.486 crypto ATM atau 9,2% dari total global.
Australia menyusul di peringkat ketiga**, dengan 1.613 crypto ATM atau 4,3% pangsa pasar global.
Meskipun jumlahnya masih dominan, regulasi yang semakin ketat seperti di North Dakota bisa memperlambat ekspansi crypto ATM di AS. Jika tren ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin negara lain bisa mengejar posisi dominan Amerika.
Perlindungan yang Diperlukan atau Langkah Mundur?
North Dakota bukanlah negara bagian pertama yang membatasi transaksi crypto ATM, dan kemungkinan besar bukan yang terakhir. Dengan meningkatnya kasus penipuan dan kejahatan siber, regulasi semacam ini bisa dianggap sebagai langkah yang diperlukan.
Namun, di sisi lain, pembatasan ini juga bisa menjadi preseden yang menghambat inovasi dan mengurangi kebebasan finansial yang menjadi inti dari dunia kripto.
Apakah regulasi ini merupakan solusi tepat, atau justru menghambat adopsi kripto?