Ekonomi AS di Ujung Tanduk? Konsumen Tertekan, Inflasi Bisa Bangkit Lagi
Presiden The Fed Philadelphia, Patrick Harker, mengingatkan bahwa ekonomi AS mulai menunjukkan tanda bahaya. Kepercayaan konsumen melemah, inflasi berisiko naik, dan utang pemerintah melonjak. Apa dampaknya bagi pasar? Simak analisisnya di sini.

Kiki • Mar 7, 2025

Amerika Serikat masih berada dalam fase ekonomi yang relatif stabil pertumbuhan masih berjalan, pengangguran tetap rendah. Namun, sinyal peringatan mulai bermunculan. Hal ini diungkapkan oleh Presiden Federal Reserve Philadelphia, Patrick Harker, yang mengisyaratkan bahwa ekonomi AS mungkin tidak sekuat yang terlihat di permukaan.
Dalam pernyataannya pada Kamis (6/3), Harker menyoroti melemahnya kepercayaan konsumen dan dunia usaha. “Kami mulai melihat tanda-tanda kepercayaan yang memudar,” ujarnya di kantor regional The Fed. Yang lebih mengkhawatirkan, tekanan inflasi yang selama ini berhasil ditekan kini berisiko kembali naik.
Konsumen Mulai Kewalahan?
Salah satu aspek paling krusial dari peringatan Harker adalah tekanan yang semakin besar pada sektor konsumen, terutama bagi mereka yang tidak termasuk dalam kelompok berpenghasilan tinggi. Data terbaru menunjukkan peningkatan penggunaan kartu kredit dan pinjaman pribadi untuk menutup kebutuhan sehari-hari, sebuah indikasi bahwa daya beli masyarakat melemah.
Laporan Federal Reserve terbaru mengonfirmasi bahwa utang rumah tangga AS mencapai rekor tertinggi, menembus $17,5 triliun pada kuartal pertama 2024. Kenaikan suku bunga yang bertahan lama telah membuat beban utang semakin berat, menyebabkan kelompok ekonomi menengah ke bawah semakin rentan.
“Inflasi mungkin terlihat melambat, tetapi saya khawatir penurunannya bisa terhenti,” kata Harker, menyoroti risiko tekanan harga yang bisa kembali melonjak. Jika inflasi kembali naik, maka skenario yang diantisipasi pasar di mana The Fed memangkas suku bunga—bisa berubah drastis.
The Fed Harus Bergerak Hati-Hati
Harker tidak secara eksplisit menyebut langkah kebijakan moneter yang harus diambil The Fed dalam situasi ini. Namun, ia menegaskan dirinya adalah seorang “pragmatis” yang tidak ingin terburu-buru dalam mengambil keputusan.
"Ketika situasi sangat tidak pasti, Anda tidak bisa bergerak terlalu cepat ke arah mana pun," tegasnya. Pernyataan ini menjadi sinyal bahwa The Fed mungkin akan lebih berhati-hati dalam memutuskan pemangkasan suku bunga, meskipun pasar keuangan saat ini sudah memperhitungkan adanya pemotongan tahun ini.
Sebagai catatan, The Fed telah mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,25%-5,50% sejak Juli 2023, tingkat tertinggi dalam lebih dari dua dekade. Pasar sebelumnya memperkirakan pemangkasan pertama bisa terjadi pada pertengahan 2024, tetapi pernyataan Harker mengindikasikan skenario itu bisa tertunda jika tekanan inflasi tetap ada.
Dolar dan Utang Pemerintah Jadi Kekhawatiran Baru
Di luar persoalan inflasi dan konsumsi, Harker juga menyoroti risiko dari utang pemerintah AS yang terus meningkat serta posisi dolar sebagai mata uang cadangan dunia.
Hingga awal 2024, utang nasional AS telah melampaui $34 triliun, dengan defisit anggaran yang terus membengkak. Jika tren ini berlanjut, investor bisa mulai mempertanyakan stabilitas fiskal AS, yang pada akhirnya bisa berdampak pada nilai dolar di pasar global.
“Saya belum kehilangan tidur karena ini, tapi kekhawatiran saya semakin besar,” ujarnya.
Dampak untuk Pasar Keuangan dan Investasi
Pernyataan Harker memberikan sinyal bahwa investor perlu bersiap menghadapi ketidakpastian yang lebih tinggi dalam beberapa bulan ke depan. Jika The Fed menahan pemangkasan suku bunga lebih lama dari perkiraan, maka:
Pasar saham** bisa mengalami volatilitas lebih besar karena ekspektasi pelonggaran moneter yang tertunda.
Obligasi** berisiko mengalami penyesuaian imbal hasil, terutama jika inflasi kembali meningkat.
Dolar AS** bisa menguat sementara terhadap mata uang lain jika suku bunga tetap tinggi, yang dapat menekan harga emas dan aset berdenominasi dolar lainnya.
Pasar kini akan menunggu pernyataan lebih lanjut dari pejabat The Fed lainnya untuk melihat apakah kekhawatiran Harker juga dirasakan oleh para pengambil kebijakan lainnya.
Satu hal yang pasti, optimisme terhadap ekonomi AS sedang diuji. Jika tekanan terhadap konsumen dan inflasi terus berlanjut, maka strategi The Fed dalam beberapa bulan ke depan bisa berubah drastis.