FTX Mulai Ganti Rugi Pelanggan dengan Rencana Kebangkrutan $16,5 Miliar
FTX siap mengembalikan dana kepada pelanggan dengan total aset hingga $16,5 miliar, setelah mendapat persetujuan pengadilan. Pembayaran akan dilakukan tunai, dengan bunga, dan dimulai dalam 60 hari.
Kiki • Oct 21, 2024
Mantan bursa kripto FTX akhirnya mendapatkan lampu hijau dari pengadilan untuk melanjutkan rencana kebangkrutan mereka senilai $16,5 miliar, yang akan digunakan untuk mengganti rugi para pelanggan yang dirugikan dalam skandal besar ini.
Keputusan ini membawa angin segar bagi jutaan korban yang kehilangan dana mereka akibat kebangkrutan FTX di tahun 2022. Dengan persetujuan ini, FTX siap memulai proses pembayaran tunai kepada para pelanggannya langkah penting dalam upaya memulihkan kepercayaan pada sektor kripto global.
Persetujuan Pengadilan Tonggak Utama dalam Proses Pemulihan
Rencana ini mendapat persetujuan dari Hakim Kebangkrutan AS John Dorsey dalam sidang yang berlangsung di Wilmington, Delaware, pada awal Oktober 2024. Dalam rencana tersebut, FTX menyatakan akan memprioritaskan penggantian klaim dari para pelanggan sebelum menyelesaikan tuntutan dari regulator pemerintah AS dan otoritas lainnya.
Keputusan ini dibuat melalui kesepakatan antara FTX, para kreditor, badan-badan pemerintah, dan likuidator internasional, mencerminkan kompleksitas dan cakupan global dari kasus kebangkrutan ini.
Dengan lebih dari 9 juta pelanggan yang terdampak, FTX menjadi salah satu kasus kebangkrutan terbesar dalam sejarah kripto, membuat pengembalian dana bagi para korban menjadi prioritas utama.
Kebangkrutan FTX disebabkan oleh dugaan penggelapan dana oleh pendiri sekaligus mantan CEO-nya, Sam Bankman-Fried (SBF), yang kini menjalani hukuman 25 tahun penjara atas tuduhan penipuan.
Proses Pembayaran dan Jumlah Penggantian
Dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh FTX, perusahaan menyebut bahwa sekitar 98% dari pelanggannya akan menerima hampir 119% dari nilai akun mereka per November 2022, saat bursa tersebut mengalami kejatuhan.
Pembayaran pertama diharapkan akan dimulai dalam waktu 60 hari setelah rencana ini berlaku, sementara tanggal distribusi resmi akan diumumkan oleh pengurus kebangkrutan yang menangani aset-aset FTX saat ini.
Menurut laporan, sebesar $1,1 miliar akan didistribusikan pada tahun ini kepada para kreditor yang memiliki klaim di bawah $50.000. Sedangkan sisa pembayaran lainnya akan dilakukan pada kuartal pertama hingga kedua tahun 2025, dengan fokus untuk menuntaskan semua klaim secepat mungkin.
John J. Ray III, CEO FTX saat ini, menyebut persetujuan ini sebagai “pencapaian penting,” yang hanya dapat diwujudkan berkat kerja keras tim profesional yang telah membangun kembali data keuangan perusahaan dari awal dan berhasil memulihkan miliaran dolar aset yang sebelumnya hilang.
Pengembalian Dana dengan Bunga
Yang menarik, FTX mengonfirmasi bahwa hampir seluruh klaim kebangkrutan, kecuali yang berasal dari kreditor non-pemerintah akan dikembalikan beserta bunga. Meskipun total nilai aset yang dipulihkan mencapai $16,5 miliar, jumlah ini diperkirakan akan menyusut menjadi $14,7 miliar setelah dikonversi ke dalam bentuk tunai.
Langkah ini penting mengingat situasi pelik yang dihadapi FTX. Aset-aset kripto yang awalnya dipegang oleh perusahaan tidak dapat dikembalikan dalam bentuk aslinya karena telah disalahgunakan oleh SBF.
Alih-alih mengembalikan aset dalam bentuk kripto, FTX memilih untuk mengonversi aset menjadi tunai dan membayar para pelanggan secara langsung langkah yang dianggap lebih realistis mengingat besarnya kerugian yang diderita.
Selain aset tunai yang dipulihkan, FTX juga berhasil mengumpulkan dana tambahan melalui penjualan aset, termasuk saham di perusahaan teknologi seperti startup AI, Anthropic. Keberhasilan ini membantu meningkatkan jumlah dana yang tersedia untuk pembayaran klaim.
Dampak Kasus Sam Bankman-Fried
Kasus ini juga mempertegas jatuhnya reputasi Sam Bankman-Fried, yang pernah dipuja sebagai sosok visioner dalam dunia kripto. Setelah divonis 25 tahun penjara karena menipu jutaan pelanggannya, SBF tidak tinggal diam.
Pada bulan September 2024, ia mengajukan banding terhadap putusan tersebut, dengan alasan adanya dugaan pelanggaran selama persidangan. Meski demikian, banyak pihak yang skeptis bahwa banding ini akan membuahkan hasil, mengingat skala kerugian dan dampak negatif yang ditimbulkan oleh kejatuhan FTX.
Dampak bagi Industri Kripto
Kasus kebangkrutan FTX menjadi pelajaran pahit bagi industri kripto global. Kejatuhan perusahaan ini menjadi peringatan bagi para investor akan risiko yang tersembunyi di balik popularitas dan pertumbuhan pesat bursa kripto.
Meskipun rencana pemulihan FTX memberikan secercah harapan bagi para korban, kasus ini juga menyoroti perlunya regulasi yang lebih ketat di industri ini untuk melindungi konsumen dari praktik-praktik yang merugikan.
Terlepas dari semua itu, industri kripto terus berusaha bangkit dari krisis ini. Banyak bursa besar mulai memperketat sistem keamanan mereka dan meningkatkan transparansi untuk menghindari kasus serupa di masa depan.
Di sisi lain, beberapa investor tetap optimis bahwa teknologi blockchain dan aset kripto masih memiliki potensi besar untuk masa depan, meskipun diwarnai dengan risiko yang perlu diwaspadai.
Dengan persetujuan pengadilan atas rencana kebangkrutan FTX, jalan menuju pemulihan bagi jutaan korban penipuan akhirnya mulai terbuka. Meskipun proses ini tidak akan berlangsung cepat, adanya komitmen untuk mengembalikan dana pelanggan dengan bunga adalah langkah positif.
Ini menandai babak baru dalam skandal FTX dan memberi harapan bagi para korban yang selama ini menunggu kepastian.Namun, kasus ini juga menjadi pengingat betapa pentingnya regulasi dan kepercayaan dalam industri kripto agar skandal serupa tidak terulang di masa mendatang.