Inflasi AS Turun ke 2,5%, The Fed Siap Potong Suku Bunga Minggu Depan

Inflasi AS turun ke 2,5% di bulan Agustus, membuka peluang bagi The Fed untuk memulai pemangkasan suku bunga

article author image

MohammadSep 12, 2024

article cover image

Inflasi di Amerika Serikat turun ke level 2,5% pada bulan Agustus 2024, membuka peluang besar bagi Federal Reserve untuk memulai pemangkasan suku bunga pada pertemuan berikutnya.

Penurunan inflasi ini menandakan bahwa perekonomian AS mulai bergerak ke arah target inflasi The Fed sebesar 2%. Angka ini sedikit di bawah perkiraan 2,6% oleh para ekonom dan lebih rendah dari 2,9% pada bulan Juli.

Screenshot 2024-09-12 085839.png

Pengumuman ini datang hanya beberapa hari sebelum pertemuan Federal Reserve pada 18 September, di mana para analis memperkirakan akan ada pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin.

Saat ini, suku bunga acuan berada pada level tertinggi dalam 23 tahun, yaitu 5,25% hingga 5,5%. Penurunan inflasi ini menjadi berita baik bagi pemerintahan Presiden Joe Biden dan kampanye Wakil Presiden Kamala Harris, yang menghadapi kritik atas masalah biaya hidup di AS dari lawan politiknya, Donald Trump.

Pasar Bereaksi Positif

Pasar saham AS merespons positif berita ini, dengan indeks S&P 500 melonjak 1,1% dan Nasdaq Composite naik 2,2%. Kenaikan besar dialami saham teknologi seperti Nvidia, yang mencatat kenaikan 8% dalam satu hari. Yield obligasi Treasury AS bertenor dua tahun naik tipis 0,04 poin menjadi 3,65%, mencerminkan penyesuaian kecil dalam harga obligasi setelah data inflasi diumumkan.

Para pelaku pasar semakin yakin bahwa The Fed akan memotong suku bunga sebesar 25 basis poin minggu depan, dengan probabilitas yang meningkat dari 70% menjadi 85%.

Namun, meskipun ekspektasi untuk pemangkasan setengah poin semakin memudar, beberapa analis seperti CEO Goldman Sachs, David Solomon, masih melihat potensi pemangkasan 50 basis poin jika pasar tenaga kerja terus melemah.

Selain itu, terdapat laporan CPI inti yang mengecualikan harga makanan dan energi yang bergejolak, tetap stabil di angka 3,2% secara tahunan. Namun, secara bulanan, harga inti naik sebesar 0,3%, sedikit lebih tinggi dari ekspektasi para ekonom. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan harga di sektor perumahan dan jasa.

Indeks harga terkait perumahan, atau shelter index, naik 0,5% setelah beberapa bulan sebelumnya menunjukkan kenaikan yang lebih lambat. Sementara itu, harga energi turun 0,8%, dan harga makanan naik hanya 0,1%. Meskipun demikian, inflasi di sektor jasa masih menguat, dengan biaya layanan naik 0,4% dan harga tiket pesawat juga menunjukkan peningkatan.

Pejabat The Fed, termasuk John Williams dari New York Fed dan Christopher Waller, menyatakan bahwa ekonomi AS saat ini tidak menunjukkan tanda-tanda resesi. Namun, mereka menekankan bahwa The Fed siap merespons jika pasar tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda pelemahan lebih lanjut.

Meskipun inflasi AS bergerak ke arah yang diinginkan, para ekonom memperingatkan bahwa pemangkasan suku bunga yang terlalu agresif dapat memicu kenaikan inflasi kembali. Torsten Slok, kepala ekonom di Apollo, menyebutkan bahwa pemotongan suku bunga yang terlalu cepat dapat membawa risiko kebangkitan inflasi.

Di sisi lain, laporan pekerjaan AS untuk bulan Agustus menunjukkan peningkatan sebesar 142.000 pekerjaan, lebih tinggi dari angka yang direvisi untuk Juli, namun masih di bawah ekspektasi konsensus.

Meskipun ada kekhawatiran mengenai perlambatan ekonomi, The Fed tetap optimis bahwa pemangkasan suku bunga secara bertahap dapat dilakukan tanpa memicu ketidakstabilan di pasar tenaga kerja.

Keputusan The Fed pada minggu depan akan menjadi sinyal penting bagi pasar keuangan global, apakah mereka akan memilih pendekatan yang lebih hati-hati dengan pemangkasan 25 basis poin atau tindakan yang lebih agresif jika data ekonomi menunjukkan perlambatan yang lebih tajam.

Nanovest News v3.19.0