Liberation Day: Strategi Tarif Trump Bisa Picu Guncangan Ekonomi Global

Trump ancam balas tarif negara mitra dagang, tapi beri sinyal “diskon” untuk beberapa negara. Ketidakjelasan arah kebijakan tarif buat pasar waspada dan perusahaan besar seperti Tesla mulai bersuara.

article author image

KikiMar 26, 2025

article cover image

Donald Trump kembali mengguncang dunia dengan jargon baru: “Liberation Day”, hari pembebasan perdagangan Amerika yang dijadwalkan jatuh pada 2 April 2025. Namun, alih-alih menghadirkan kepastian, pidato dan rencana tarif balasan sang mantan Presiden justru meninggalkan lebih banyak tanya daripada jawab.

Dalam pernyataannya di Gedung Putih awal pekan ini, Trump menyatakan bahwa AS akan meluncurkan skema reciprocal tariffs tarif dagang yang mencerminkan perlakuan yang diterima oleh barang-barang Amerika di luar negeri.

Namun, hanya beberapa detik setelah menyatakan “kita akan membalas setimpal,” ia juga mengatakan, “tapi bisa saja kita lebih baik dari itu.” Artinya? Tidak jelas.

“Tarif Balasan” yang Tidak Sepenuhnya Membalas

Rencana besar ini, jika dijalankan secara menyeluruh, akan sangat kompleks. Menurut analis UBS, penerapan tarif satu per satu untuk tiap barang dari tiap negara akan menghasilkan lebih dari 2,5 juta tarif individual.

Tidak hanya mustahil dari sisi logistik, pendekatan ini juga berpotensi mengacaukan sistem perdagangan global yang telah dibangun selama puluhan tahun.

Namun ada kemungkinan besar bahwa ini bukanlah gebrakan total, melainkan bagian dari strategi dua tahap. Financial Times melaporkan bahwa pemerintah Trump tengah mempertimbangkan memulai dengan penyelidikan formal terhadap negara-negara mitra dagang sebelum benar-benar mengenakan tarif.

Proses semacam ini bisa memakan waktu hingga enam bulan. Jadi, Liberation Day bisa jadi hanya seremoni awal.

Pasar Optimistis... untuk Sementara

Yang menarik, pasar saham menyambut positif ketidakpastian ini. Pada hari Senin, S&P 500 melonjak hampir 2%, dipimpin oleh saham Tesla dan Nvidia dua perusahaan yang seharusnya paling terdampak jika tarif diberlakukan secara agresif.

Kenaikan ini mencerminkan harapan investor bahwa Trump hanya menggertak, bukan benar-benar akan memberlakukan tarif yang menyeluruh. Atau setidaknya, jika diberlakukan, akan ada banyak “pengecualian”.

Tapi seperti yang dikatakan ekonom UBS:

“Presumably something is going to happen, but the hard part is trying to figure out what precisely that might be.”

Sulit memprediksi gerakan Trump karena justru ketidakpastian itulah yang menjadi senjatanya.

Tarik Ulur Kepentingan, Dari Washington Hingga Tesla

Salah satu suara paling vokal menentang kebijakan tarif ini datang dari Elon Musk, CEO Tesla, yang secara unik memiliki posisi sangat dekat dengan lingkaran kekuasaan Trump. Tesla menilai bahwa tarif baru bisa memperlambat ekspansi global perusahaan teknologi Amerika, sekaligus mendorong negara lain membalas dengan tarif mereka sendiri.

Tarif Trump sebelumnya seperti pajak 25% pada baja dan aluminium, serta tambahan 20% untuk barang-barang dari Tiongkok telah menunjukkan dampak nyata: inflasi meningkat dan harga barang konsumen melonjak.

Penerapan tarif baru dalam skala global hanya akan memperburuk tekanan biaya hidup yang sudah tinggi di AS.

Apa Sebenarnya Tujuan “Liberation Day”?

Trump memposisikan “Liberation Day” sebagai awal dari pemulihan kedaulatan ekonomi Amerika. Tapi kritik menyebutnya hanya upaya populis untuk merebut kembali dukungan politik di tengah ketegangan pemilu.

Yang sebenarnya terjadi adalah ketidakseimbangan antara retorika dan implementasi: satu sisi ingin tampil agresif terhadap mitra dagang utama seperti China dan Uni Eropa, sementara sisi lain sadar bahwa tarif balasan bisa memicu inflasi, memperburuk defisit anggaran, dan memukul daya beli konsumen.

Dengan 2 April semakin dekat, dunia masih menunggu: apakah Liberation Day akan menjadi momen bersejarah atau hanya panggung teatrikal baru dalam saga kebijakan dagang Trump?

Yang jelas, investor bersiap, mitra dagang waspada, dan ekonomi global kembali bermain dalam permainan penuh risiko bernama “politik tarif Trump” di mana satu tweet bisa mengguncang pasar triliunan dolar.

Nanovest News v3.23.2