Manuver Tarik-Ulur Trump Soal Tarif Bikin Wall Street Gelisah, Tapi Saham Teknologi dan Otomotif Melejit

Langkah Trump melonggarkan tarif barang elektronik memicu reli saham teknologi dan otomotif. Tapi ancaman tarif baru pada chip dan obat-obatan membuat pasar tetap waspada.

article author image

KikiApr 15, 2025

article cover image

Wall Street kembali bergairah, setidaknya untuk sesaat. Di tengah suasana pasar yang dipenuhi kekhawatiran akibat ketidakpastian kebijakan dagang Amerika Serikat, Presiden Donald Trump justru melontarkan manuver baru: pengecualian tarif untuk sejumlah barang elektronik dari Tiongkok serta sinyal pelonggaran tarif otomotif.

Imbasnya? Saham sektor teknologi dan otomotif mendadak menggeliat, meski pasar masih waspada terhadap babak baru perang dagang.

Pada perdagangan Senin (14/4), indeks S&P 500 berhasil bangkit dari tekanan, namun tetap mencatat koreksi sekitar 8% sejak awal tahun. Investor sempat panik setelah tarif impor hingga 25% mulai mengguncang konsumen dan pelaku usaha di AS.

Namun keputusan Trump untuk mengecualikan smartphone, laptop, dan perangkat elektronik lainnya dari daftar tarif menjadi angin segar yang langsung disambut positif oleh pasar.

Saham Apple (AAPL.O), yang sebelumnya tertekan hingga 9% dalam dua pekan terakhir, naik 2,2% karena produknya terutama iPhone nyaris luput dari potensi lonjakan harga akibat tarif. Perusahaan lain seperti HP dan Dell Technologies masing-masing melonjak 2,6% dan 4%, menandai kebangkitan sektor hardware.

Namun tidak semua pelaku teknologi menikmati euforia; saham Nvidia justru melemah, meski perusahaan itu mengumumkan rencana ekspansi besar di bidang AI di Amerika Serikat, yang disebut-sebut dipicu oleh tekanan tarif.

Di sektor otomotif, saham General Motors dan Ford melesat 3,5% dan 4,1%. Trump mengisyaratkan akan mengkaji ulang tarif 25% yang diterapkan terhadap suku cadang dan kendaraan dari Meksiko, Kanada, dan negara lain, dengan alasan perlunya waktu transisi bagi produsen untuk memindahkan produksi ke dalam negeri.

“Perusahaan otomotif butuh ruang bernapas untuk melakukan relokasi produksi. Kami sepakat dengan presiden untuk memperkuat manufaktur dalam negeri, tapi proses ini tidak instan,” ujar Matt Blunt, Presiden American Automotive Policy Council, yang mewakili GM, Ford, dan Stellantis.

Namun kabar baik ini datang dengan satu catatan penting: ketidakpastian belum pergi. Trump tetap berkeras akan mengenakan tarif baru terhadap sektor-sektor strategis seperti semikonduktor dan farmasi, dengan dalih ancaman terhadap keamanan nasional.

Gedung Putih bahkan telah memulai investigasi terkait hal tersebut, membuka potensi babak baru dalam perang dagang yang tampaknya belum mendekati garis akhir.

Ekonom dari Morgan Stanley menyebut situasi ini sebagai “kacau-balau strategis”. “Tarif global bukan hanya sulit dipahami, tapi juga menciptakan ketidakpastian ekstrem dalam perencanaan bisnis,” tulis mereka dalam riset terbaru.

Efek domino pun dirasakan global. Saham pemasok Asia seperti Foxconn (perakit iPhone) naik 3%, Quanta Computer (produsen laptop) naik 5,8%, dan Inventec (penyedia server AI) naik 4,1%. Eropa juga ikut mencicipi euforia, seiring prospek pembatalan tarif terhadap komponen kritis.

Meski begitu, BlackRock memperingatkan bahwa dampak jangka panjang dari ketidakpastian ini bisa memicu perlambatan ekonomi dan mengganggu investasi jangka panjang. Laporan mereka menyebut bahwa tarif saat ini, meski telah dikurangi untuk sektor teknologi, masih menyisakan tekanan setara pajak impor sebesar 20% secara keseluruhan.

Yang lebih mengkhawatirkan adalah bagaimana ketidakpastian ini mulai merusak reputasi Amerika sebagai safe haven ekonomi global. Bahkan LVMH, konglomerat barang mewah asal Prancis, melaporkan penurunan penjualan di AS dan mengaku mulai mempertimbangkan diversifikasi fasilitas produksi.

Dalam dunia pasar yang berjalan di atas ekspektasi dan kepastian, volatilitas yang diciptakan oleh pendekatan “tarif tarik-ulur” ala Trump bukan hanya soal angka di layar perdagangan tapi juga menyangkut kepercayaan jangka panjang investor, produsen, hingga konsumen global.

Jika langkah Trump ini dianggap angin segar oleh pelaku pasar hari ini, esok lusa bisa berubah menjadi badai. Yang jelas, dunia usaha kini menunggu: apakah ini hanya taktik negosiasi atau awal dari arah kebijakan yang benar-benar baru?

Nanovest News v3.23.2