Masa Depan Kripto di Tangan SEC: Peluang Baru atau Ancaman Politik?
SEC mengadopsi pendekatan baru terhadap regulasi kripto, tapi tekanan politik dari proyek Trump bisa menghambat reformasi yang dibutuhkan industri aset digital.

Kiki • Apr 28, 2025

Perubahan besar tengah bergulir di Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC), dan dunia kripto menahan napas. Di bawah komando baru Ketua SEC Paul Atkins dan dengan Komisaris Hester Peirce mengambil peran lebih strategis, SEC kini bergerak menuju pendekatan yang lebih ramah inovasi terhadap aset digital.
Namun di balik optimisme ini, ancaman badai politik terkait keluarga Trump membayangi, menguji integritas lembaga pengawas keuangan terbesar dunia tersebut.
Regulasi Kripto Diperjelas Meme Coin dan Stablecoin Jadi Fokus
April ini menjadi momentum penting: SEC melalui Divisi Keuangan Korporasi menerbitkan dua panduan baru. Pertama, mengenai bagaimana "meme coin" token kripto yang populer berkat komunitas internet akan dinilai berdasarkan hukum sekuritas yang berlaku. Kedua, memperjelas batasan kapan stablecoin, seperti USDT atau USDC, diklasifikasikan sebagai sekuritas federal.
Meski sifatnya hanya sebagai panduan staf, bukan perubahan hukum formal, langkah ini membawa angin segar ke industri yang selama ini bergulat dengan ketidakpastian. Pasar kini punya "peta jalan" yang lebih pasti, mengurangi ketakutan akan regulasi mendadak yang bisa menghancurkan valuasi proyek kripto dalam semalam.
Hester Peirce, yang dikenal sebagai "CryptoMom", kembali menegaskan suaranya untuk regulasi berbasis prinsip teknologi-netral. Ia mendorong agar inovasi tetap hidup tanpa dibunuh oleh birokrasi yang kaku sebuah pendekatan yang diamini Atkins dalam pidatonya di "Crypto Task Force Roundtable" SEC, 25 April lalu.
Atkins bahkan menyebut pendekatan lama SEC telah "membunuh inovasi" dan berjanji membangun kebijakan yang lebih koheren dan progresif.
Masalah Baru Bayang-Bayang Politik Trump dan Konflik Kepentingan
Namun, di tengah pergeseran positif ini, badai politik mengancam kredibilitas SEC. Eric Trump, putra mantan Presiden Donald Trump, dijadwalkan berbicara di konferensi Token2049, bersama Justin Sun sosok kontroversial di dunia kripto dan Zack Witkoff dari World Liberty Financial.
Yang memicu kegaduhan bukan hanya kehadiran mereka, tetapi fakta bahwa Justin Sun, kini warga negara Grenada, disebut-sebut sebagai salah satu pemegang terbesar token meme $TRUMP sebuah proyek kripto yang menawarkan kesempatan makan malam dengan Donald Trump sebagai hadiahnya.
Para legislator Demokrat seperti Senator Elizabeth Warren dan Adam Schiff langsung bereaksi. Mereka mengirim surat resmi mendesak penyelidikan etik terhadap penggunaan $TRUMP token ini, menyebutnya sebagai potensi "akses eksklusif ke Presiden dengan imbalan investasi" tuduhan yang, bila terbukti, bisa mengguncang fondasi etika bisnis dan politik Amerika.
Maxine Waters, mantan Ketua Komite Jasa Keuangan DPR, bahkan memperingatkan tentang potensi "jalur rahasia" aliran dana dari pihak asing ke lingkaran dalam Trump melalui proyek-proyek kripto ini.
Ia menegaskan pentingnya SEC untuk menjaga independensinya agar tidak tampak melindungi kepentingan politik tertentu.
Ujian Berat Bagi Atkins dan SEC
Di tengah keinginan memperbarui regulasi kripto, Atkins kini menghadapi dilema besar: bagaimana menjaga kredibilitas SEC di tengah sorotan tajam atas potensi konflik kepentingan?
Kegagalan untuk menunjukkan ketidakberpihakan bisa membuat semua reformasi yang telah diperjuangkan berujung sia-sia.
Tidak hanya memperlambat momentum inovasi, tetapi juga bisa menurunkan reputasi global SEC dalam mengawasi aset digital.
Industri kripto, yang kini sedang berkembang menjadi pilar baru keuangan dunia, juga ikut berjaga-jaga. Harapan mereka sederhana: regulasi yang jelas, adil, dan tidak dimainkan untuk kepentingan politik sempit.
Namun seperti pepatah lama di Wall Street, "Pasar membenci ketidakpastian." Dan saat ini, ketidakpastian itu tampaknya datang bukan dari teknologi, melainkan dari politik.
Dengan dunia DeFi, stablecoin, dan tokenisasi aset tradisional (seperti saham hingga properti) makin masif, peran SEC ke depan menjadi kunci utama. Apakah SEC akan benar-benar menjadi lembaga pengawas inovasi masa depan, atau justru terperangkap dalam pusaran politik lama?
Jawabannya, seperti harga Bitcoin, masih berfluktuasi.