Pasar Saham Farmasi AS Bergejolak, RFK Jr Jadi Pemicunya
Nominasinya sebagai pejabat kesehatan AS mengguncang saham farmasi, dengan produsen vaksin dan sektor bioteknologi kecil terkena dampak terbesar.
Rendy • Nov 18, 2024
Pasar saham global terguncang setelah pengumuman mengejutkan bahwa Robert F. Kennedy Jr., seorang skeptis vaksin yang kontroversial, dinominasikan oleh mantan Presiden Donald Trump sebagai Kepala Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat (HHS).
Penunjukan ini memicu gelombang aksi jual di sektor farmasi, khususnya produsen vaksin, yang dipicu oleh ketakutan akan perubahan besar dalam kebijakan kesehatan dan regulasi.
Pada perdagangan Jumat pagi, saham produsen vaksin AS seperti Moderna dan Pfizer mengalami tekanan besar. Moderna anjlok hampir 8 persen setelah sebelumnya turun 5 persen sehari sebelumnya, sementara Pfizer kehilangan 4,5 persen nilainya. Saham perusahaan bioteknologi kecil yang tergabung dalam indeks S&P XBI juga turun hingga 4 persen.
Tekanan tidak hanya terbatas di Amerika Serikat. Dua produsen vaksin terbesar dunia berdasarkan penjualan, GSK dan Sanofi, masing-masing merosot 3,7 persen dan 3,3 persen. Bahkan sektor kesehatan Eropa secara keseluruhan kehilangan rata-rata 2,9 persen, mencerminkan dampak global dari dinamika politik ini.
Kontroversi RFK Jr
RFK Jr., dikenal karena pandangan kontroversialnya terhadap vaksin, sering kali mempertanyakan kebijakan vaksin pemerintah AS. Ia bahkan menyebut vaksin Covid-19 sebagai “vaksin paling mematikan yang pernah dibuat” meski klaim ini telah berulang kali dibantah oleh penelitian ilmiah.
Namun, dalam wawancara dengan NBC News pekan lalu, Kennedy menyatakan tidak berencana untuk melarang vaksin, memberikan sedikit ketenangan di tengah badai opini.
Sebagai kepala HHS, Kennedy akan memimpin 10 badan utama, termasuk FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan AS) dan CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS).
Ini menimbulkan kekhawatiran tentang bagaimana pandangan kontroversialnya dapat memengaruhi kebijakan publik dan regulasi farmasi.
Dalam postingan di media sosial, Kennedy bahkan menyerukan “pembersihan besar-besaran” di FDA, mengklaim lembaga tersebut telah melakukan “perang terhadap kesehatan masyarakat.”
Ancaman ini memperdalam ketakutan akan perubahan besar-besaran dalam struktur dan fungsi lembaga kesehatan di bawah kepemimpinannya.
Investor Panik atau Berlebihan?
Di Denmark, Bavarian Nordic, produsen vaksin untuk penyakit seperti rabies dan mpox, mengalami penurunan harga saham hingga 17 persen meski perusahaan itu tetap mempertahankan panduannya dalam laporan keuangan terbaru. Henrik Juuel, CFO Bavarian Nordic, menyebut penurunan ini sebagai “reaksi berlebihan” dari investor, khususnya yang berbasis ritel.
“Pandangan Kennedy sulit untuk benar-benar menjadi kebijakan. Saya yakin ada orang-orang cerdas yang akan memberikan nasihat padanya,” kata Juuel, seraya mencatat potensi peningkatan belanja pertahanan biologis dari administrasi Trump yang dapat menguntungkan perusahaan seperti Bavarian Nordic.
Namun, tidak semua reaksi negatif. Saham perusahaan yang mengembangkan obat-obatan berbasis psikedelik, seperti Compass Pathways dan Atai Life Sciences, justru melesat masing-masing sebesar 8,7 persen dan 12 persen. Hal ini dipicu oleh dukungan Kennedy terhadap pengobatan alternatif ini, yang memberikan harapan baru bagi sektor kesehatan mental.
Tantangan Konfirmasi dan Dampak Lebih Lanjut
Penunjukan Kennedy, bersama tokoh kontroversial lainnya seperti Matt Gaetz untuk Jaksa Agung, diprediksi akan menghadapi tantangan besar di Senat. Tetapi dampaknya terhadap sektor farmasi sudah terasa, dengan banyak analis memperingatkan bahwa outlook untuk perusahaan vaksin, yang sudah redup akibat penurunan penjualan, menjadi semakin suram.
Michael Yee, analis dari Jefferies, mencatat bahwa kekhawatiran atas “downsizing FDA” dan regulasi ketat terhadap obat-obatan baru dapat semakin membebani sentimen pasar. “RFK Jr telah menciptakan ketidakpastian tambahan di sektor ini,” ujarnya.
Penunjukan RFK Jr. memunculkan pertanyaan besar tentang masa depan regulasi kesehatan di AS dan bagaimana hal itu dapat memengaruhi inovasi di sektor farmasi.
Sementara ketakutan investor tampak berlebihan di beberapa area, dampak jangka panjang dari kebijakan yang belum terwujud tetap menjadi perhatian utama.
Dengan pasar yang terus bergejolak, investor dihadapkan pada dilema, bertaruh pada perubahan kebijakan atau menunggu stabilitas yang mungkin baru muncul setelah proses konfirmasi yang panjang dan penuh drama di Senat.