Penggunaan Stablecoin Meningkat di Amerika Latin, Penyelamat di Tengah Inflasi Tinggi

Lonjakan penggunaan stablecoin seperti USDT di Amerika Latin menjadi solusi bagi warga yang menghadapi inflasi ekstrem, terutama di Argentina dan Brasil.

article author image

KikiOct 23, 2024

article cover image

Amerika Latin sedang menyaksikan lonjakan besar dalam penggunaan stablecoin, terutama di negara-negara yang dilanda inflasi tinggi seperti Argentina dan Brasil. Dengan mata uang lokal yang terus melemah, warga di kawasan ini semakin beralih ke stablecoin seperti USDT sebagai solusi untuk melindungi nilai kekayaan mereka dari ancaman inflasi yang melonjak drastis.

Berdasarkan laporan adopsi global dari Chainalysis, stablecoin menjadi alat keuangan penting bagi masyarakat Amerika Latin untuk menghadapi ketidakstabilan ekonomi yang terus-menerus mengguncang kawasan ini.

Stablecoin Perisai Melawan Depresiasi Mata Uang Lokal

Di tengah volatilitas ekonomi yang terus memburuk, stablecoin—khususnya yang dipatok ke dolar AS berfungsi sebagai jaring pengaman bagi banyak warga di negara-negara yang mengalami devaluasi mata uang.

Laporan Chainalysis menunjukkan bahwa Amerika Latin menerima hampir $415 miliar dalam bentuk aset kripto dari Juli 2023 hingga Juni 2024, menjadikan kawasan ini sedikit lebih unggul dibanding Asia Timur dalam hal aktivitas kripto global, meskipun angka adopsi di tingkat individu masih relatif rendah.

Argentina, yang berada di garis depan lonjakan ini, menerima $91,1 miliar dalam bentuk kripto, sementara Brasil tak ketinggalan dengan $90,3 miliar. Kedua negara ini sama-sama mengalami krisis ekonomi yang dalam, mendorong warga untuk mencari alternatif dalam menjaga kekayaan mereka tetap stabil.

Argentina dan 'Shock Therapy' Stablecoin Jadi Penyelamat

Argentina menjadi contoh paling mencolok bagaimana stablecoin dapat menjadi penyelamat bagi ekonomi yang terpuruk. Ketika inflasi di Argentina meroket hingga 143% pada 2023, banyak warga yang merasa terjebak di tengah nilai peso Argentina (ARS) yang terus anjlok.

Situasi ini semakin diperparah oleh kebijakan "terapi kejut" ekonomi yang diterapkan oleh Presiden Javier Milei yang baru terpilih. Kebijakan tersebut mengakibatkan devaluasi ARS hingga 50%, mendorong lebih banyak orang untuk beralih ke stablecoin sebagai tempat penyimpanan nilai.

Laporan dari Bitso, salah satu bursa kripto terbesar di kawasan ini, mengungkap bahwa volume perdagangan stablecoin melonjak drastis setelah beberapa peristiwa ekonomi kunci. Misalnya, ketika nilai ARS jatuh di bawah $0,002 pada Desember 2023, volume perdagangan stablecoin langsung meledak, melampaui $10 juta pada bulan berikutnya.

Penggunaan stablecoin di Argentina mencakup 61,8% dari total transaksi stablecoin di kawasan ini, jauh di atas Brasil (59,8%) dan rata-rata global sebesar 44,7%.

Brasil Lonjakan Aktivitas Kripto Institusional

Sementara Argentina menjadi pusat aktivitas konsumen, Brasil mencatat kebangkitan signifikan dalam aktivitas kripto institusional. Setelah sempat mengalami penurunan pada awal 2023, Brasil menyaksikan peningkatan 48,4% dalam transaksi bernilai besar yaitu lebih dari $1 juta antara kuartal keempat 2023 dan kuartal pertama 2024.

Kebangkitan ini dipicu oleh keputusan Komisi Sekuritas AS (SEC) yang menyetujui peluncuran ETF Bitcoin dan Ethereum pada Januari 2024, yang menghidupkan kembali minat para investor institusi terhadap aset digital.

Brasil juga berhasil menarik perhatian pemain global, termasuk Circle yang meluncurkan stablecoin USDC di negara ini pada Mei 2024. Selain itu, Brasil sedang menjadi sorotan internasional berkat inisiatif regulatorinya yang progresif, termasuk program percontohan Drex sebuah platform mata uang digital bank sentral (CBDC) hybrid yang dirancang untuk memajukan ekosistem keuangan digital di Brasil.

Stablecoin Masa Depan Stabilitas Keuangan di Amerika Latin?

Dengan latar belakang krisis ekonomi yang terus berlanjut, stablecoin tampaknya akan semakin memainkan peran sentral dalam menjaga stabilitas keuangan di negara-negara Amerika Latin. Di negara-negara seperti Argentina dan Brasil, yang kerap berjuang melawan inflasi ekstrem dan depresiasi mata uang, stablecoin menjadi pilihan yang menarik baik bagi konsumen maupun institusi.

Faktor penting yang mendorong pertumbuhan adopsi stablecoin di Amerika Latin adalah ketidakstabilan mata uang lokal. Mata uang yang melemah membuat warga lebih memilih menyimpan kekayaan dalam bentuk stablecoin yang dipatok pada dolar AS, memberikan rasa aman di tengah ketidakpastian ekonomi.

Dengan banyaknya negara di kawasan ini yang masih menghadapi tantangan ekonomi yang berat, stablecoin berpotensi menjadi alat keuangan utama di masa mendatang.

Sebagai contoh, laporan Chainalysis menunjukkan bahwa adopsi stablecoin oleh institusi di Brasil terus meningkat, didorong oleh langkah-langkah regulasi yang mendukung adopsi kripto secara lebih luas.

Dengan meningkatnya minat dari investor besar dan inisiatif yang mendukung inovasi teknologi keuangan, negara-negara di kawasan ini kemungkinan besar akan terus memperkuat posisi mereka dalam ekonomi digital global.

Stabilitas di Tengah Ketidakpastian

Stablecoin bukan lagi hanya alat spekulatif atau sekadar komoditas digital. Di Amerika Latin, aset ini telah berubah menjadi lifeline bagi jutaan orang yang mencoba melindungi kekayaan mereka dari inflasi yang merajalela.

Argentina dan Brasil menjadi dua contoh utama bagaimana teknologi keuangan digital bisa memberi stabilitas di tengah badai ekonomi.

Dengan perkembangan regulasi dan meningkatnya aktivitas institusional, stablecoin tampaknya akan terus mendominasi lanskap keuangan Amerika Latin di masa mendatang. Bagi warga yang terus terjebak dalam ketidakpastian ekonomi, stablecoin memberikan harapan baru di era digital ini, di mana teknologi dan keuangan bertemu untuk memberikan solusi nyata.

Nanovest News v3.23.0