Putusan Hakim AS Kode Perangkat Lunak Kripto Bukan Bagian dari Kebebasan Berbicara
Putusan Hakim AS menetapkan protokol kripto sebagai money transmitter meski tanpa kendali langsung atas dana. Bagaimana dampaknya bagi pengembang dan regulasi industri kripto?
Kiki • Oct 2, 2024
Industri kripto kembali diguncang putusan hukum yang bisa menjadi penentu masa depan para pengembang di bidang ini. Pada 26 September lalu, Hakim Katherine Polk Failla dari Pengadilan Distrik Selatan New York mengeluarkan putusan yang menegaskan bahwa kode perangkat lunak yang digunakan dalam protokol kripto, seperti Tornado Cash, tidak dilindungi oleh Amandemen Pertama sebagai bentuk kebebasan berbicara.
Putusan ini menolak argumen bahwa penerapan kode tersebut dianggap sebagai kebebasan ekspresi dan berpotensi memiliki dampak besar bagi komunitas pengembang kripto di Amerika Serikat.
Protokol Kripto Dianggap Sebagai "Money Transmitter"
Dalam keputusannya, Hakim Failla juga membuka jalan bagi otoritas untuk memperlakukan protokol kripto sebagai money transmitter atau penyedia jasa pengiriman uang, meskipun pengembangnya tidak memiliki kendali langsung atas dana yang ditransmisikan.
Ini menjadi perhatian utama bagi para pengembang protokol desentralisasi karena secara tradisional, layanan pengiriman uang dianggap melibatkan kontrol langsung atas dana.
Putusan ini memiliki implikasi besar, terutama bagi pengembang Tornado Cash, Roman Storm, yang akan menghadapi persidangan pada 2 Desember mendatang. Storm didakwa dengan tuduhan pencucian uang, menjalankan bisnis pengiriman uang tanpa lisensi, dan melanggar sanksi AS.
Ia berargumen bahwa perannya dalam mengembangkan dan menerapkan protokol Tornado Cash harus dilindungi oleh hukum kebebasan berbicara. Namun, Hakim Failla menolak klaim ini, menegaskan bahwa meskipun kode bisa bersifat ekspresif, penggunaannya untuk fungsi seperti transmisi uang tidak termasuk dalam perlindungan kebebasan berbicara.
Kontrol Dana Tidak Menjadi Syarat Utama
Putusan ini menimbulkan konsekuensi yang luas, terutama dalam memperluas cakupan hukum bagi protokol kripto seperti Tornado Cash dan Samourai Wallet. Selama ini, argumen yang digunakan oleh para pengembang adalah bahwa mereka tidak bisa disebut sebagai money transmitter karena tidak memiliki kontrol atas dana yang ditransaksikan dalam protokol mereka.
Namun, Hakim Failla menegaskan bahwa kontrol langsung terhadap dana bukanlah syarat utama untuk memenuhi kriteria sebagai penyedia jasa pengiriman uang di bawah Undang-Undang Kerahasiaan Bank (BSA).
Dengan demikian, argumen pengembang bahwa protokol desentralisasi dapat menghindari regulasi sebagai money transmitter karena sifatnya yang tanpa izin kini terpatahkan. Hakim Failla menyatakan bahwa protokol seperti Tornado Cash tetap memenuhi definisi sebagai penyedia layanan pengiriman uang meskipun tidak memiliki kendali langsung atas dana.
Keputusan ini mendukung argumen dari jaksa AS yang menyatakan bahwa bisnis seperti Tornado Cash dan Samourai Wallet wajib mematuhi aturan BSA.
Respon Keras dari Industri Kripto
Keputusan ini langsung menuai kritik keras dari para pelaku industri kripto. Amanda Tuminelli, Kepala Hukum di DeFi Education Fund, menyebut putusan ini mengecewakan dan memperingatkan bahwa implikasinya bisa memperluas tanggung jawab pengembang perangkat lunak ke arah yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Konsekuensi dari persidangan ini akan sangat mempengaruhi hidup Storm dan mungkin akan berdampak besar bagi pengembang perangkat lunak di berbagai industri," ujarnya.
Jake Chervinsky, Kepala Hukum di Variant, juga menyampaikan kecaman terhadap keputusan pengadilan tersebut. Ia menyebut putusan ini sebagai serangan terhadap kebebasan pengembang perangkat lunak di seluruh dunia.
"Keputusan Hakim Failla ini adalah penyimpangan hukum dan sebuah tragedi keadilan," ungkap Chervinsky.
Implikasi dan Masa Depan Hukum untuk Industri Kripto
Putusan ini memberikan kejelasan dalam isu hukum yang telah menjadi perdebatan panjang di industri kripto, yaitu apakah bisnis kripto dapat mengklaim kekebalan dari persyaratan BSA jika mereka tidak mengendalikan dana yang mereka bantu transmisikan.
Namun, kejelasan ini datang dengan risiko baru bagi para pengembang, karena mereka kini berpotensi dituntut sebagai pelaku pengiriman uang tanpa izin, meskipun hanya bertindak sebagai penyedia kode yang mendukung transaksi kripto.
Kasus ini juga memberikan sinyal yang jelas bagi regulator dan legislator bahwa teknologi kripto tidak kebal terhadap hukum yang ada, bahkan jika teknologinya berkembang dengan cepat. Putusan ini menegaskan bahwa pengembangan protokol kripto, meskipun dilakukan dengan niat desentralisasi, tetap harus mematuhi aturan keuangan tradisional.
Tim hukum Roman Storm telah mengindikasikan bahwa mereka akan mengajukan banding, mengingat kasus ini bisa menjadi preseden yang sangat memengaruhi bagaimana pengembang teknologi blockchain akan dipertanggungjawabkan di bawah hukum AS.
Dengan banding yang akan diajukan, keputusan akhir dalam kasus ini mungkin masih jauh dari kata selesai.
Apa Selanjutnya Bagi Pengembang Kripto?
Putusan ini jelas menambah tekanan bagi para pengembang di sektor kripto, yang kini harus berhati-hati dalam merancang dan menerapkan protokol desentralisasi. Di sisi lain, ini juga membuka diskusi lebih lanjut mengenai batasan dan peran hukum dalam mengatur teknologi yang terus berkembang.
Apakah ini berarti pengembang harus menyerahkan kebebasan mereka dalam bereksperimen dengan teknologi blockchain demi mematuhi aturan yang berlaku? Atau justru ini saatnya bagi industri kripto untuk memperkuat regulasi mandiri dan memastikan transparansi tanpa harus berhadapan dengan hukum?
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini masih akan bergantung pada hasil akhir dari kasus Tornado Cash dan bagaimana para pelaku industri merespons putusan ini. Yang jelas, keputusan Hakim Failla telah menandai babak baru dalam interaksi antara teknologi kripto dan hukum keuangan.