Saham Bank AS Melonjak Usai Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Saham bank-bank besar AS naik tajam setelah The Fed memangkas suku bunga. Apa dampak jangka panjang kebijakan ini bagi sektor perbankan dan net interest income bank?

article author image

KikiSep 25, 2024

article cover image

Saham bank-bank besar AS mengalami lonjakan signifikan pada hari Kamis, didorong oleh langkah Federal Reserve yang memangkas suku bunga secara agresif. Investor memandang kebijakan moneter yang lebih longgar ini sebagai sinyal positif, dengan harapan sektor perbankan, baik raksasa Wall Street maupun bank regional yang lebih kecil, akan mendapatkan dorongan yang berarti.

Beberapa bank besar seperti Capital One (COF) dan Citigroup (C) masing-masing mencatat kenaikan saham sekitar 5%, sementara bank lain seperti Goldman Sachs (GS)Bank of America (BAC)Wells Fargo (WFC)JPMorgan Chase (JPM), dan Morgan Stanley (MS) juga ikut menguat. Indeks perbankan utama seperti KBW Nasdaq Bank Index (^BKX) dan dua indeks regional lainnya, KRE dan ^KRX, mengalami kenaikan lebih dari 2%.

Optimisme di Tengah Pemangkasan Suku Bunga Kilas Balik Tahun 1995?

Lonjakan saham bank ini didorong oleh ekspektasi para investor bahwa pemangkasan suku bunga The Fed akan menciptakan momentum bagi sektor keuangan, seperti yang pernah terjadi pada tahun 1995.

Saat itu, ekonomi AS berhasil mendarat dengan mulus (soft landing) setelah dimulainya siklus pemangkasan suku bunga, yang kemudian memicu periode terbaik bagi bank-bank di AS dalam beberapa tahun berikutnya.

Namun, banyak analis memperingatkan bahwa situasi kali ini mungkin lebih kompleks. Penurunan suku bunga memang diharapkan dapat mengurangi biaya pinjaman dan mendorong pertumbuhan kredit, tetapi bagaimana ini akan memengaruhi profitabilitas bank belum sepenuhnya jelas.

Net interest income (pendapatan bunga bersih), metrik penting yang mencerminkan selisih antara pendapatan bunga dari pinjaman dan biaya bunga yang dibayarkan kepada deposan, akan menjadi kunci dalam menilai dampak pemangkasan suku bunga ini.

Dampak Pemangkasan Suku Bunga pada Pendapatan Bank

Menurut Moody’s Ratings, penurunan suku bunga dalam jangka pendek bisa menjadi "negatif kredit" bagi sebagian besar bank, karena net interest income mereka kemungkinan akan mengalami tekanan.

Para analis memperkirakan bahwa biaya deposito akan turun lebih lambat dibandingkan dengan penurunan suku bunga pinjaman, yang akan mempersempit margin keuntungan bank. Moody's mencatat bahwa pendapatan bunga bersih adalah sumber pendapatan terbesar bagi sebagian besar bank, sehingga perubahan ini akan berdampak signifikan.

Sebagai contoh, COO JPMorgan, Daniel Pinto, memicu kekhawatiran minggu lalu ketika ia menyatakan bahwa estimasi pendapatan bunga bersih JPMorgan untuk tahun 2025 yang diproyeksikan sebesar $91,5 miliar "terlalu optimistis," sebagian karena penurunan suku bunga yang sedang terjadi.

Harapan Jangka Panjang Pertumbuhan Ekonomi dan Kualitas Aset

Meskipun terdapat kekhawatiran dalam jangka pendek, Moody's melihat prospek yang lebih cerah ke depan. Dengan berjalannya waktu, biaya deposito akan mulai mengejar penurunan suku bunga, yang pada akhirnya akan memperkuat pendapatan bunga bersih bank.

Lebih jauh lagi, jika suku bunga yang lebih rendah mampu memperpanjang periode pertumbuhan ekonomi, hal ini akan membantu bank mempertahankan kualitas asetnya, yang berarti mereka dapat menghindari lonjakan kerugian kredit.

Gerard Cassidy, analis dari RBC Capital Markets, juga memperkirakan bahwa bank-bank besar akan meningkatkan cadangan untuk kerugian pinjaman selama 12 bulan ke depan. Namun, Cassidy optimistis bank-bank ini akan melihat peningkatan pendapatan yang lebih baik pada tahun 2025.

Pengaruh Terbesar pada Bank Regional dan Sektor Real Estate

Pengaruh positif dari pemangkasan suku bunga mungkin akan paling terasa di kalangan bank-bank regional, terutama yang memiliki eksposur tinggi terhadap sektor real estate komersial.

Industri ini mengalami tekanan berat akibat kampanye pengetatan suku bunga agresif The Fed, ditambah dengan tingginya tingkat kekosongan properti di pusat-pusat kota pasca pandemi COVID-19.

Dengan suku bunga yang lebih rendah, permintaan kredit komersial diperkirakan akan meningkat, karena ketidakpastian ekonomi berkurang dan biaya pinjaman menjadi lebih terjangkau.

Analis JPMorgan, Steven Alexopoulos, mencatat bahwa penurunan suku bunga dapat "memicu" permintaan dari peminjam komersial, yang akan menguntungkan bank-bank regional dalam jangka panjang.

Selain itu, Alexopoulos menambahkan bahwa sektor perbankan saat ini "siap untuk penilaian ulang," mengisyaratkan bahwa saham bank-bank regional yang telah mengalami tekanan bisa menjadi peluang bagi investor yang mencari pertumbuhan di masa depan.

Tantangan dan Peluang di Tengah Ketidakpastian

Sementara lonjakan saham bank menunjukkan optimisme di kalangan investor, masa depan tetap penuh ketidakpastian. Pemangkasan suku bunga The Fed memang memberikan angin segar bagi bank-bank besar dan regional, tetapi dampak jangka pendeknya terhadap net interest income masih harus diawasi dengan cermat.

Dengan ekspektasi akan penurunan biaya deposito yang lebih lambat dibandingkan suku bunga pinjaman, bank-bank mungkin menghadapi tantangan sebelum manfaat penuh dari pemangkasan suku bunga terasa.

Namun, di sisi lain, peluang untuk memperpanjang pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kualitas aset, dan merangsang permintaan kredit komersial membuka jalan bagi potensi keuntungan dalam jangka panjang.

Bagi bank-bank yang mampu beradaptasi dengan perubahan ini, siklus pemangkasan suku bunga bisa menjadi awal dari kebangkitan sektor perbankan yang lebih kuat di masa depan.

Para pelaku pasar kini akan mengamati dengan seksama bagaimana dinamika ini berkembang, sembari berharap agar skenario positif seperti pada tahun 1995 dapat terulang kembali.

Nanovest News v3.18.0