Saham China Melejit Pasca Stimulus Ekonomi, Apakah Tren Bullish Akan Bertahan?
Setelah stimulus ekonomi besar-besaran, saham China melonjak ke level tertinggi. Apakah ini awal tren bullish jangka panjang, atau hanya euforia sementara?
Mohammad • Oct 2, 2024
Pasar saham China mengalami lonjakan besar pada 26 September 2024, ketika Indeks Shanghai menembus angka 3.300 dan CSI300 mencatatkan pertumbuhan harian terbesar dalam 16 tahun terakhir.
Lonjakan ini terjadi setelah pemerintah Tiongkok mengumumkan serangkaian kebijakan stimulus untuk memperkuat ekonomi.
Selama lima hari berturut-turut, investor menyaksikan pasar bullish yang tak terduga, meninggalkan pertanyaan besar: Haruskah mereka mempertahankan saham ini, atau menjualnya untuk mengamankan keuntungan sebelum liburan Hari Nasional pada 1 Oktober?
Data terbaru menunjukkan bahwa arus dana dari bank ke pasar saham mencapai level tertinggi sejak 2021 antara 23 hingga 27 September. Transfer dari sertifikat deposito (CD) dengan bunga tinggi, sekitar 3,15%, meningkat tajam sejak 27 September. Hal ini menunjukkan bahwa banyak investor berusaha mengalihkan dana mereka untuk berinvestasi di saham yang sedang naik daun.
Tren Bullish atau Fase Sementara?
Meskipun lonjakan saham ini membawa banyak keuntungan instan bagi beberapa investor, sebagian lainnya mengambil pendekatan yang lebih hati-hati. Di platform media sosial Weibo, euforia pasar tercermin dari topik yang ramai dibicarakan seperti “Saham A” (#A股#), “Saham A Beralih dari Rebound ke Reversal” (#A股正从反弹走向反转#), dan "Investor Raih 520.000 RMB di Satu Pagi" (#有股民一早赚了52万#). Topik-topik ini menghasilkan miliaran tampilan, menunjukkan betapa besarnya minat publik terhadap lonjakan ini.
Namun, di tengah optimisme ini, ada juga kekhawatiran. Beberapa investor skeptis terhadap lonjakan tiba-tiba, khawatir bahwa momentum bullish ini bisa berhenti setelah liburan panjang. Ada pepatah lama di pasar: ketika berita tentang lonjakan saham sudah tersebar luas, mungkin sudah terlambat untuk masuk.
Banyak yang khawatir bahwa pasar bisa saja mencapai puncaknya, dan masuk sekarang bisa terlalu berisiko.
Strategi "Quick In Quick Out" Mendominasi
Di tengah ketidakpastian ini, beberapa investor mengambil keuntungan dari volatilitas pasar dengan menerapkan strategi "quick in quick out" atau membeli saat harga rendah dan menjual segera ketika harga naik, sebelum ada pembalikan arah.
Namun, pertanyaan besar yang tersisa adalah, seberapa lama lonjakan ini bisa bertahan? Akankah kebijakan stimulus benar-benar meningkatkan "ekonomi nyata" China, atau apakah ini hanya ledakan sementara di pasar modal?