The Fed Hati-Hati Pangkas Suku Bunga, Goolsbee Ingatkan Risiko Inflasi & Tarif

Austan Goolsbee tegaskan pendekatan 'wait and see' jadi pilihan The Fed. Kapan suku bunga bisa turun? Dan apa dampak tarif Trump terhadap inflasi dan arah kebijakan moneter?

article author image

KikiMar 27, 2025

article cover image

Presiden Federal Reserve Bank Chicago, Austan Goolsbee, memberikan sinyal yang menenangkan namun tidak tanpa peringatan. Dalam wawancara eksklusif bersama Financial Times, Goolsbee menyatakan bahwa suku bunga kemungkinan akan berada di level yang “cukup lebih rendah” dalam 12 hingga 18 bulan mendatang.

Tetapi ia juga menekankan bahwa ketidakpastian ekonomi yang berlarut-larut bisa memperlambat laju pemangkasan suku bunga yang telah lama dinanti pasar**.**

Pernyataan ini datang di saat pasar keuangan global berada dalam fase kritis: inflasi belum sepenuhnya jinak, volatilitas membayangi pasar saham, dan kebijakan tarif dari Presiden Donald Trump mulai menunjukkan potensi dampak jangka pendek terhadap harga barang.

Goolsbee “Tunggu dan Lihat” Adalah Strategi yang Rasional

Bagi Goolsbee, kondisi saat ini bagaikan “debu di udara.” Dalam suasana seperti itu, katanya, strategi terbaik adalah tidak terburu-buru. “Saat ketidakpastian tinggi, pendekatan ‘wait and see’ adalah pilihan paling bijak,” ujarnya dalam wawancara tersebut.

Goolsbee juga mengingatkan bahwa jika pasar mulai memproyeksikan inflasi yang lebih tinggi ke depan, hal itu akan menjadi "tanda bahaya besar" bagi para pengambil kebijakan. Artinya, sinyal pemangkasan suku bunga bisa tertahan jika ekspektasi inflasi kembali meningkat, terutama jika harga barang-barang naik akibat tarif baru yang diluncurkan oleh Gedung Putih.

The Fed Masih Bertahan di Level Tinggi

Untuk saat ini, Federal Reserve masih mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 4,25% – 4,50%, usai rapat FOMC awal Maret. Ketua The Fed Jerome Powell sebelumnya menyatakan bahwa penurunan suku bunga masih menjadi skenario dasar pada tahun ini, tetapi itu semua bergantung pada data.

Goolsbee, yang tahun ini menjadi anggota dengan hak suara dalam Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), menambahkan dimensi baru terhadap diskursus kebijakan moneter yakni kehati-hatian dalam membaca arah ekonomi di tengah ketegangan global yang semakin meningkat.

Tarif Trump Gangguan Sementara atau Risiko Struktural?

Salah satu faktor baru yang menyulitkan kalkulasi The Fed adalah kebijakan tarif baru dari Presiden Trump, termasuk tarif 25% atas impor mobil yang baru saja diumumkan. Powell sempat menyatakan bahwa tarif tersebut bisa menunda upaya menurunkan inflasi, namun juga meyakini bahwa dampaknya bersifat sementara.

Tetapi jika tarif-tarif ini memicu inflasi yang sticky atau menular ke sektor lain, maka kebijakan suku bunga rendah bisa tertunda lebih lama dari yang diharapkan pasar. Hal inilah yang menjadi kekhawatiran utama Goolsbee.

Mengapa Pernyataan Goolsbee Penting?

Austan Goolsbee bukan hanya kepala Fed wilayah Chicago, tetapi juga salah satu ekonom paling vokal dan intelektual di dalam tubuh The Fed. Pandangannya sering mencerminkan pemikiran arus utama di kalangan pembuat kebijakan moneter AS.

Dengan menyampaikan kemungkinan suku bunga akan turun dalam waktu setahun ke depan, tetapi diiringi dengan peringatan keras soal ketidakpastian, Goolsbee secara tidak langsung menyampaikan pesan kepada Wall Street dan pelaku pasar global: optimisme boleh, tapi jangan sembrono.

Pasar Masih Spekulatif

Data CME FedWatch Tool menunjukkan bahwa peluang pemangkasan suku bunga pada semester kedua 2025 masih di atas 60%, tetapi angka itu mulai terkikis dalam beberapa hari terakhir akibat ketegangan geopolitik dan kebijakan tarif.

Jika ekspektasi inflasi meningkat dan data PCE (Personal Consumption Expenditures) yang akan dirilis Jumat nanti menunjukkan kenaikan, maka jalan menuju suku bunga rendah bisa menjadi jauh lebih berliku dari yang dibayangkan.

The Fed di Titik Kritis

Pernyataan Goolsbee menegaskan satu hal: The Fed tak akan bergerak gegabah. Walau ada harapan besar akan suku bunga lebih rendah, keputusan itu akan tetap berdasarkan data, bukan tekanan pasar.

“Dalam badai debu ekonomi global, siapa pun yang berlari terlalu cepat hanya akan kehilangan arah,” kata Goolsbee—dengan gaya khasnya yang tenang namun tajam.

Investor yang cermat akan tahu, sinyal ini bukan alarm panik, melainkan undangan untuk kembali rasional. Pasar, seperti The Fed, sebaiknya bersiap untuk bersabar.

Nanovest News v3.23.2