Tarif Baru AS Hantam Ekspor UE, Uni Eropa Siapkan Serangan Balik!
Tarif impor AS terbaru menargetkan €26 miliar ekspor UE. Uni Eropa tak tinggal diam dan akan memberlakukan sanksi perdagangan baru mulai April 2025. Simak dampaknya di sini!

Kiki • Mar 13, 2025

Ketegangan perdagangan antara Uni Eropa dan Amerika Serikat kembali membara setelah Washington resmi memberlakukan tarif baru hingga 25% pada impor baja, aluminium, serta berbagai produk turunannya.
Keputusan yang mulai berlaku pada 12 Maret 2025 ini berpotensi mengguncang industri manufaktur dan rantai pasokan global, sekaligus mengancam miliaran euro nilai perdagangan transatlantik.
Sebagai respons cepat, Uni Eropa tidak tinggal diam. Komisi Eropa telah mengumumkan serangkaian langkah balasan yang tak hanya mengembalikan tarif rebalancing lama dari 2018 dan 2020, tetapi juga menyiapkan paket sanksi ekonomi baru yang lebih luas.
Dengan nilai total sekitar €18 miliar, tindakan ini bertujuan untuk menyeimbangkan kembali dampak ekonomi akibat kebijakan proteksionis AS.
Tarif AS Pukulan Berat bagi Perdagangan UE
Pemberlakuan kembali tarif oleh pemerintahan AS mencakup tiga langkah utama:
Mengaktifkan kembali tarif Section 232 dari era Trump (2018)** yang menargetkan berbagai produk baja dan aluminium dari UE.
Meningkatkan tarif aluminium dari 10% menjadi 25%**, yang bakal menambah beban bagi eksportir UE.
Memperluas cakupan tarif** ke berbagai produk turunan, termasuk peralatan rumah tangga, perabotan, alat gym, hingga mesin industri yang mengandung baja atau aluminium.
Secara keseluruhan, tarif baru ini berdampak pada €26 miliar ekspor UE ke AS—sekitar 5% dari total perdagangan barang antara kedua wilayah. Dengan tarif tambahan yang dikenakan, perusahaan-perusahaan AS yang mengimpor produk dari Eropa harus menanggung biaya ekstra hingga €6 miliar.
Yang lebih mengkhawatirkan, AS juga berencana memperluas daftar produk yang terkena tarif ini pada Mei 2025, menandakan potensi eskalasi lebih lanjut dalam perang dagang ini.
Strategi Uni Eropa Serangan Balik Terencana
Tak mau kehilangan posisi dalam pertarungan dagang ini, Uni Eropa langsung merespons dengan dua langkah utama:
Mengaktifkan kembali tarif rebalancing dari 2018 dan 2020**. Mulai 1 April 2025, tarif yang sebelumnya ditangguhkan akan kembali diberlakukan terhadap berbagai produk AS seperti bourbon, sepeda motor, dan kapal pesiar.
Menyiapkan paket tarif tambahan** yang menargetkan produk-produk AS senilai €18 miliar. Produk yang dipertimbangkan untuk dikenai tarif tambahan meliputi barang industri seperti tekstil, barang kulit, peralatan rumah tangga, hingga kayu dan plastik.
Sementara dari sektor pertanian, UE kemungkinan akan membidik daging sapi, unggas, hasil laut tertentu, telur, produk susu, serta berbagai hasil pertanian lainnya.
Langkah Uni Eropa ini tidak serta-merta diterapkan begitu saja. Komisi Eropa membuka konsultasi dengan pemangku kepentingan pada 12 Maret guna menyusun daftar final produk yang akan terkena sanksi tambahan.
Konsultasi ini berlangsung selama dua minggu, sebelum rancangan aturan resmi diajukan untuk disetujui oleh negara-negara anggota UE pada pertengahan April 2025.
Dampak Perang Dagang Siapa yang Dirugikan?
Konflik tarif ini bukan hanya tentang angka dan statistik ada dampak nyata bagi berbagai sektor industri, pekerja, dan konsumen di kedua sisi Atlantik.
Di Eropa, perusahaan manufaktur yang bergantung pada ekspor ke AS akan menghadapi hambatan yang lebih besar. Sektor otomotif, permesinan, dan baja diperkirakan mengalami tekanan akibat meningkatnya biaya masuk pasar AS.
Di sisi lain, perusahaan AS yang mengandalkan impor baja dan aluminium dari Eropa harus membayar lebih mahal, yang bisa berdampak pada naiknya harga barang konsumsi seperti peralatan rumah tangga dan furnitur.
Konsumen Amerika pun kemungkinan akan merasakan lonjakan harga pada barang-barang sehari-hari yang mengandung logam dari Eropa.
Para ekonom juga memperingatkan bahwa langkah proteksionis ini bisa memicu rantai balasan tarif yang berkepanjangan, memperlambat pertumbuhan ekonomi global, dan semakin memperburuk hubungan perdagangan transatlantik.
Masa Depan Hubungan Dagang UE-AS Jalan Keluar atau Jalan Buntu?
Uni Eropa sebenarnya telah berusaha untuk meredam ketegangan dengan AS melalui perundingan yang bertujuan mencari solusi jangka panjang terhadap masalah kapasitas baja global dan jejak karbon industri.
Namun, dengan langkah AS yang kini semakin agresif, harapan untuk mencapai kesepakatan yang lebih stabil kian meredup. Apakah perang dagang ini akan berlanjut dengan eskalasi lebih lanjut?
Ataukah UE dan AS bisa mencapai kompromi sebelum dampaknya semakin meluas? Yang jelas, dalam pertarungan ekonomi ini, tak ada pemenang sejati—hanya bisnis, pekerja, dan konsumen yang harus menanggung akibatnya.