The Fed Siap Pangkas Suku Bunga Besar-besaran Tahun Depan?

Anggota dewan Fed yaitu Austan Goolsbee, menyebut suku bunga harus turun signifikan tahun depan dengan inflasi mendekati target, kebijakan moneter fokus pada menjaga pasar tenaga kerja tetap kuat.

article author image

MohammadOct 4, 2024

article cover image

Anggota dewan Federal Reserve, Austan Goolsbee, memberikan pandangan yang menarik mengenai arah kebijakan moneter Amerika Serikat, mengindikasikan bahwa suku bunga perlu turun drastis dalam 12 bulan mendatang. Pernyataan ini semakin menyoroti fokus bank sentral yang kini tidak hanya pada inflasi, tetapi juga menjaga stabilitas di pasar tenaga kerja.

Dalam wawancara dengan WBEZ, sebuah stasiun radio publik di Chicago, Goolsbee menyatakan bahwa inflasi telah mendekati target 2%, sementara tingkat pengangguran, yang saat ini berada di angka 4,2%, masih dapat dikendalikan.

“Kami ingin menjaga agar tingkat pengangguran tidak naik lebih tinggi lagi,” katanya. “Suku bunga harus turun secara signifikan dalam setahun ke depan.”

Kebijakan ini akan menjadi kelanjutan dari langkah Fed yang pada pertemuan bulan lalu memotong suku bunga sebesar setengah persen—pemotongan pertama sejak pandemi. Langkah yang lebih besar dari biasanya ini bertujuan untuk mendorong pasar tenaga kerja yang telah mengalami pelambatan dalam perekrutan selama beberapa bulan terakhir. Fed saat ini mengantisipasi pemotongan yang lebih kecil pada pertemuan November, dengan proyeksi pemangkasan suku bunga bertahap, meski keputusan akhir akan bergantung pada perkembangan ekonomi.

Stabilitas Inflasi dan Prospek Pemotongan Suku Bunga

Sejak inflasi melonjak ke level tertinggi dalam empat dekade dua tahun lalu, bank sentral telah berupaya keras menurunkan harga dengan menaikkan suku bunga hingga tingkat yang belum pernah terlihat sejak krisis finansial 2008.

Namun, dengan inflasi yang mulai mereda dan mendekati target 2%, fokus bank sentral kini beralih untuk menjaga agar ekonomi tidak terpukul oleh pelambatan pertumbuhan dan meningkatnya pengangguran.

Data terbaru yang akan dirilis dalam laporan pasar tenaga kerja pada Jumat akan memberikan lebih banyak petunjuk terkait kekuatan sektor ketenagakerjaan.

Jika pasar kerja tetap solid, hal ini dapat membuka jalan bagi kebijakan pelonggaran moneter yang lebih agresif oleh Federal Reserve pada akhir 2024. Proyeksi saat ini menunjukkan kemungkinan pemotongan suku bunga sebanyak dua kali lagi tahun ini, meskipun besarnya pemangkasan akan ditentukan oleh data ekonomi terbaru.

Dampak Pemogokan Pekerja Pelabuhan AS

Selain fokus pada inflasi dan pengangguran, Goolsbee juga menyoroti dampak pemogokan yang tengah berlangsung di pelabuhan-pelabuhan di Pesisir Timur dan Teluk AS. Pemogokan oleh pekerja pelabuhan ini, menurutnya, bisa berdampak lebih besar pada ekonomi jika berlanjut lebih dari dua minggu.

Saat ini, produsen dan pengecer masih memiliki stok barang yang cukup untuk bertahan dalam jangka pendek, namun perpanjangan aksi mogok akan mulai mengganggu rantai pasok dan menghambat aktivitas ekonomi secara lebih luas.

Gangguan rantai pasok seperti ini pernah terjadi di masa pandemi, ketika gangguan di sektor logistik memicu kekurangan barang di berbagai sektor. Pemogokan kali ini, jika berkepanjangan, berpotensi mengulangi krisis tersebut dan menambah tekanan pada pemulihan ekonomi yang masih rentan.

Optimisme dan Risiko di Tahun Politik

Dengan prospek penurunan suku bunga di tengah kondisi inflasi yang membaik, tahun 2024 bisa menjadi tahun yang penuh dinamika bagi ekonomi AS.

Selain tantangan ekonomi, ada pula tekanan politik yang akan muncul seiring dengan pemilihan presiden AS yang akan digelar pada akhir tahun depan. Kebijakan moneter Federal Reserve yang biasanya bersifat netral bisa menjadi sorotan, terutama jika kebijakan pelonggaran moneter dianggap mempengaruhi pertumbuhan atau lapangan kerja secara signifikan.

Sebagian besar analis memperkirakan bahwa pemotongan suku bunga akan membantu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global, termasuk dampak dari konflik internasional dan dinamika pasar energi.

Namun, dengan banyaknya faktor yang harus dipertimbangkan, baik dari sisi kebijakan domestik maupun faktor eksternal, Fed perlu menjalankan kebijakan dengan sangat hati-hati.

Kondisi ini menciptakan lingkungan yang penuh risiko, tetapi juga memberikan peluang bagi stabilitas ekonomi yang lebih baik jika kebijakan moneter dan fiskal berhasil dikoordinasikan dengan baik. Tahun depan, dengan banyaknya variabel yang terlibat, akan menjadi masa yang krusial bagi bank sentral dan ekonomi AS secara keseluruhan.

Nanovest News v3.18.0