The Fed Siap Umumkan Pemotongan Suku Bunga
Keputusan besar The Fed terkait pemotongan suku bunga akan diumumkan minggu ini, bagaimana dampaknya bagi inflasi, pasar tenaga kerja, dan pasar keuangan?
Mohammad • Sep 18, 2024
Dalam minggu ini, banyak perhatian tertuju pada Federal Reserve (The Fed) yang akan mengadakan pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC). Pertemuan ini diprediksi menjadi salah satu momen paling penting dalam beberapa tahun terakhir, dengan agenda utama yaitu pemangkasan suku bunga.
Namun, yang menjadi misteri besar adalah berapa besar pemotongan tersebut, apakah hanya 25 basis poin (bps) atau langkah lebih agresif dengan pemotongan 50 basis poin?
Pasar telah berspekulasi keras, namun ketidakpastian tetap melingkupi keputusan ini. Pada satu sisi, 25 bps bisa memberikan optimisme bagi investor bahwa inflasi telah terkendali, sementara 50 bps akan lebih agresif dan bisa mempercepat laju pemulihan ekonomi, meskipun berisiko memicu kembali tekanan inflasi.
Pemotongan 25 atau 50 Basis Poin?
Ekonom terkemuka seperti Mark Zandi dari Moody’s Analytics berharap The Fed memotong 50 basis poin, dengan alasan bahwa suku bunga saat ini masih terlalu tinggi mengingat inflasi telah kembali ke target dan angka pengangguran naik menjadi 4,2%.
Zandi menekankan bahwa pemotongan yang cepat dibutuhkan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada perekonomian.
Namun, tidak semua sepakat dengan pandangan tersebut. Banyak ekonom di Wall Street, seperti Tom Simons dari Jefferies, merasa bahwa The Fed perlu bersikap lebih hati-hati dan memilih pemotongan 25 bps untuk menjaga keseimbangan antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
Simons memperingatkan bahwa pemangkasan yang terlalu besar bisa berisiko, mengingat dampak pengetatan kebijakan sebelumnya belum sepenuhnya terlihat.
Pasar telah memperlihatkan volatilitas menjelang pertemuan ini, dengan para trader derivatif sempat mengunci prediksi pada 25 bps sebelum tiba-tiba beralih ke 50 bps di akhir minggu lalu. Hingga saat ini, probabilitas untuk langkah lebih agresif tersebut mencapai 63% menurut pasar berjangka, meski masih ada banyak ketidakpastian.
Pertemuan ini diperkirakan akan berdampak signifikan pada pasar, terutama karena selain pemotongan suku bunga, akan ada juga pembaruan proyeksi ekonomi yang sangat dinantikan, termasuk prediksi untuk inflasi, pertumbuhan GDP, dan pengangguran hingga 2027.
Selain itu, "dot plot", yang menunjukkan ekspektasi pejabat The Fed terhadap kebijakan suku bunga ke depan, akan memberikan gambaran lebih jelas tentang langkah-langkah yang mungkin diambil di masa mendatang.
Fokus pada Risiko Pasar Tenaga Kerja dan Inflasi
Meskipun tekanan inflasi mulai mereda, dengan inflasi inti turun ke 2,6% pada Juli, The Fed tetap menghadapi dilema besar. Apakah mereka harus bergerak agresif untuk mencegah potensi resesi, atau bertindak lebih konservatif guna menghindari risiko inflasi kembali meningkat?
Menurut para analis di Goldman Sachs, fokus utama pertemuan ini adalah pada risiko pasar tenaga kerja. Pengangguran yang naik menjadi 4,2% menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja mulai melambat, tetapi inflasi yang telah melampaui proyeksi sebelumnya menambah kompleksitas dalam pengambilan keputusan.
Konferensi Pers Jerome Powell dan Dampaknya
Selain keputusan suku bunga, konferensi pers Jerome Powell juga menjadi sorotan utama. Powell diharapkan akan memberikan penjelasan lebih mendalam tentang pandangan The Fed terkait kondisi ekonomi dan langkah-langkah kebijakan masa depan.
Pasar akan bereaksi cepat terhadap setiap petunjuk yang diberikan Powell, terutama terkait apakah ada kemungkinan lebih banyak pemotongan suku bunga di masa mendatang.
Dengan volatilitas pasar yang tinggi dan ketidakpastian yang melingkupi keputusan ini, pertemuan FOMC kali ini jelas akan menjadi salah satu yang paling diperhatikan dalam sejarah The Fed baru-baru ini. Semua pihak kini menunggu apakah The Fed akan mengambil langkah besar untuk mempercepat pemulihan ekonomi, atau memilih jalur yang lebih hati-hati.