Trump Gelar Jamuan untuk Pemegang Meme Coin Konflik Kepentingan atau Strategi Kripto?

Donald Trump undang 220 pemilik token TRUMP ke Gedung Putih dalam acara eksklusif. Legislator soroti potensi korupsi dan konflik kepentingan di tengah pembahasan RUU kripto AS.

article author image

KikiMay 20, 2025

article cover image

Tanggal 22 Mei 2025 akan menandai momen ganjil namun signifikan dalam sejarah keuangan politik Amerika: jamuan eksklusif yang digelar oleh mantan Presiden Donald Trump, bukan untuk para pejabat tinggi negara atau pengusaha raksasa Wall Street, melainkan untuk para pemegang meme coin mata uang kripto yang, setidaknya secara nama dan branding, berafiliasi langsung dengan dirinya.

Acara yang disebut sebagai “Trump’s Meme Coin Dinner” ini akan berlangsung di Washington, D.C., dengan dugaan kuat akan diadakan di dalam Gedung Putih. Ini bukan sekadar gala dinner.

Ini adalah pesta kontroversial yang telah memicu gelombang kritik, tudingan konflik kepentingan, hingga ancaman stagnasi legislasi di Kongres AS.

$148 Juta untuk Duduk Semeja dengan Trump

Dilaporkan, sebanyak 220 orang pemilik dompet kripto dengan kepemilikan token TRUMP terbanyak diundang untuk hadir dalam acara tersebut. Berdasarkan data blockchain, para tamu ini secara kolektif telah menggelontorkan dana lebih dari $148 juta ke dalam token tersebut.

Di antara mereka, terdapat tokoh-tokoh industri seperti Kain Warwick (pendiri Synthetix), Vincent Deriu (konsultan independen), serta Vincent Liu (CIO Kronos Research, Taiwan). Bahkan ada peserta seperti Morten Christensen, yang dilaporkan hanya membayar $1.200 namun berhasil masuk dalam 220 teratas.

Namun, setengah dari dompet yang memenuhi syarat disebut-sebut berasal dari luar negeri. Dan di sinilah masalah mulai membesar.

Ketika Politik dan Kripto Bercampur Risiko atau Strategi?

Bagi banyak anggota parlemen, terutama dari Partai Demokrat, ini bukan sekadar pesta. Ini adalah simbol bagaimana kekuasaan dan aset digital kini bisa terhubung secara langsung tanpa pagar pembatas.

Kekhawatiran mereka terletak pada transparansi dan potensi bribery by blockchain, di mana individu, termasuk dari negara asing, bisa “membeli akses” kepada kepala negara tanpa audit publik.

Seorang pejabat dari Partai Demokrat bahkan menyebut ini sebagai “cara resmi melakukan korupsi.” Mereka bersikeras bahwa selama praktik semacam ini dibiarkan, mereka tidak akan menyetujui legislasi apa pun yang berkaitan dengan aset digital, termasuk RUU stablecoin dan RUU struktur pasar kripto (Market Structure Bill) yang sedang dibahas di Kongres dan DPR.

GENIUS Act di Tengah Api

Salah satu RUU yang menjadi korban tarik-ulur ini adalah GENIUS Act, yang digadang-gadang sebagai pondasi regulasi stablecoin di AS. Sebelum jamuan makan malam dilaksanakan, RUU ini dijadwalkan untuk dilakukan pemungutan suara.

Namun, Partai Demokrat memilih hold. Mereka menuduh bahwa perubahan arah kebijakan pro-kripto di bawah administrasi Trump adalah bagian dari strategi self-enrichment, mengingat investasi terbuka keluarga Trump dalam dunia kripto.

Sementara itu, Partai Republik, termasuk Ketua DPR Mike Johnson, tampak memilih jalur “diam dan jalan terus”. Johnson bahkan menyatakan dirinya “bukan ahli dalam hal itu,” ketika ditanya tentang potensi konflik kepentingan.

Apakah Token TRUMP adalah Mata Uang Lobi Baru?

Menariknya, para pemegang token yang hadir tidak semua datang dengan niat politis. Vincent Liu, misalnya, mengaku bahwa keputusannya membeli TRUMP token adalah “murni strategi pasar,” berdasarkan potensi pertumbuhan, relevansi budaya, dan momentum awal.

Namun tetap saja, sulit untuk tidak melihat dinamika ini sebagai eksperimen besar: apakah kripto bisa menjadi alat lobi masa depan?

Perusahaan seperti Freight Technologies bahkan menyatakan bahwa mereka menginvestasikan $20 juta ke dalam token TRUMP karena berharap bisa mempengaruhi arah kebijakan perdagangan AS-Meksiko.

Dan GD Culture Group memasukkan TRUMP token ke dalam rencana cadangan kripto senilai $300 juta mereka.

Protes dan Tekanan Politik di Horizon

Kelompok oposisi tidak tinggal diam. Cabang Partai Demokrat di Arlington, Virginia, mengumumkan aksi protes terbuka pada hari penyelenggaraan jamuan makan malam, dengan membawa pesan bahwa Gedung Putih “bukanlah pasar saham pribadi.”

Mereka khawatir bahwa aset digital bisa menjadi jalur belakang untuk mempengaruhi kebijakan nasional.

Ketika Kripto Bertemu Gedung Putih

Trump’s Meme Coin Dinner bukan hanya pesta mewah ini adalah panggung utama bagi drama politik baru yang akan membentuk masa depan regulasi kripto di AS. Apakah kripto akan menjadi alat demokratisasi ekonomi atau justru senjata elit baru?

Satu hal yang pasti: apa yang terjadi pada 22 Mei bukan hanya tentang makan malam. Ini adalah tentang siapa yang duduk di meja, dan mengapa mereka ada di sana.

Nanovest News v4.8.0