Web3 Terancam? Infrastruktur Terpusat Bisa Hancurkan Desentralisasi!

Meskipun Web3 menjanjikan desentralisasi, banyak layanan masih bergantung pada infrastruktur terpusat. Apa risikonya? Bagaimana solusi blockchain & AI open-source bisa mengubah ekosistem ini?

article author image

KikiMar 12, 2025

article cover image

Dalam ekosistem Web3, desentralisasi adalah prinsip utama. Namun, ironisnya, banyak aplikasi dan layanan yang mengusung label "Web3" masih bergantung pada infrastruktur terpusat, seperti server cloud raksasa milik Amazon Web Services (AWS), Google Cloud, atau Microsoft Azure.

Ketergantungan ini bertolak belakang dengan nilai inti Web3: kemandirian, ketahanan terhadap sensor, dan distribusi kekuasaan.

Pertanyaannya, bisakah Web3 tetap disebut "terdesentralisasi" jika infrastrukturnya masih dikendalikan oleh segelintir perusahaan besar?

Web3 Masih Terjebak dalam Jerat Sentralisasi

Menurut laporan terbaru, pasar open data — data terbuka yang dapat diakses oleh publik telah mencapai lebih dari $350 miliar. Sayangnya, meskipun data ini terbuka, sebagian besar masih disimpan dan dikelola oleh infrastruktur terpusat.

Mengapa ini berbahaya?

  1. Kerentanan Sensor & Pemblokiran**

    • Contoh nyata terjadi pada 2022 ketika MetaMask tiba-tiba memblokir pengguna dari wilayah tertentu setelah penyedia infrastrukturnya, Infura, mengikuti sanksi AS.

Padahal, MetaMask adalah dompet Web3, tetapi tetap rentan karena infrastruktur di belakangnya masih bergantung pada layanan terpusat.

  1. Risiko Downtime dan Serangan**

    • Layanan seperti Solana dan Polygon pernah mengalami gangguan karena overload pada penyedia Remote Procedure Call (RPC) terpusat, yang seharusnya tidak terjadi dalam sistem desentralisasi.

  1. Ketidakmampuan Menyaingi Big Tech**

    • Infrastruktur AI dan blockchain saat ini masih didominasi oleh perusahaan besar seperti OpenAI dan Google. Tanpa desentralisasi, Web3 hanya menjadi versi baru dari Web2 dengan sedikit modifikasi.

Solusi Infrastruktur Desentralisasi yang Sesungguhnya

Untuk benar-benar mewujudkan Web3 yang bebas dari kendali perusahaan besar, infrastruktur data harus dialihkan ke jaringan yang trustless, open-source, dan berbasis blockchain.

Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan:

1. AI Terbuka dengan Biaya Lebih Murah

Peluncuran model AI DeepSeek mengguncang pasar teknologi AS dan menghapus hampir $1 triliun kapitalisasi pasar perusahaan-perusahaan besar. Salah satu alasannya?

DeepSeek berbasis open-source, berbeda dengan model seperti GPT-4 yang dikembangkan oleh OpenAI dengan dana ratusan juta dolar.

Sebagai perbandingan:

  • DeepSeek R1** hanya menghabiskan $5,5 juta untuk pelatihan akhir.

  • GPT-4** milik OpenAI membutuhkan lebih dari $100 juta.

Namun, meskipun AI open-source lebih murah, infrastrukturnya masih bergantung pada server cloud terpusat. Dengan menggunakan jaringan komputasi terdesentralisasi seperti Akash Network, biaya pelatihan model AI bisa ditekan hingga 85% lebih rendah dibandingkan layanan cloud tradisional.

2. Data Riset yang Bebas dari Kendali Jurnal Akademik

Dalam dunia akademik, banyak penelitian berkualitas tinggi terkunci di balik paywall jurnal mahal. Ini menghambat perkembangan ilmu pengetahuan karena hanya segelintir orang yang bisa mengaksesnya.

Dengan blockchain dan zero-knowledge machine learning, peneliti dapat berbagi data secara anonim dan mendapatkan insentif finansial tanpa perantara jurnal besar.

3. Hosting DApp Tanpa Sensor & Downtime

Sebagian besar aplikasi Web3 masih mengandalkan layanan cloud tradisional. Ini menciptakan titik kegagalan tunggal yang bertentangan dengan prinsip desentralisasi.

Solusinya? Menggunakan penyedia data on-chain seperti Chainlink untuk mendapatkan data harga pasar secara real-time, alih-alih bergantung pada API terpusat.

Masa Depan Web3 Desentralisasi atau Ilusi?

Pasar infrastruktur Web3 masih berkembang pesat. Saat ini, permintaan layanan RPC (Remote Procedure Call) dalam ekosistem Web3 sudah mencapai 100 miliar permintaan per tahun, dengan nilai pasar mencapai $100 juta–$200 juta.

Diperkirakan angka ini akan melonjak menjadi 1 triliun permintaan per hari seiring pertumbuhan teknologi blockchain dan AI.

Jika infrastruktur Web3 tidak segera beralih ke model desentralisasi, maka konsep Web3 yang kita kenal selama ini bisa jadi hanya sekadar label tanpa substansi.

Jadi, apakah Web3 benar-benar terdesentralisasi atau hanya sekadar branding?

Nanovest News v3.23.2