Pasar Saham 2024 Tumbuh Pesat: Rekor Baru untuk S&P 500, Bitcoin, dan Emas

Tahun 2024 menjadi salah satu periode luar biasa bagi pasar keuangan global. Indeks S&P 500 melonjak ke rekor tertinggi, mencatat kenaikan dua tahun berturut-turut lebih dari 20% dimana hal ini terakhir kali terjadi pada 1998.

Saham teknologi raksasa seperti Nvidia dan Apple semakin mendominasi, sementara aset alternatif seperti Bitcoin dan emas juga mencetak rekor, menggarisbawahi kekuatan pasar di tengah pemulihan ekonomi global.

Saham AS: Rekor Bersejarah dan Tren Moneter

Hingga 20 Desember 2024, S&P 500 naik 24,3%, didorong oleh kombinasi pertumbuhan ekonomi yang solid dan langkah The Federal Reserve memangkas suku bunga sebanyak tiga kali dalam setahun. Indeks ini mencatat 57 rekor tertinggi baru sepanjang tahun, dengan puncak terakhir pada 6 Desember.

Namun, keputusan The Fed untuk memperlambat laju pemotongan suku bunga pada 2025 menjadi sinyal peringatan bagi investor. Dari proyeksi awal pemotongan 1,5 poin persentase, hanya 1 poin yang terealisasi pada 2024.

Bitcoin: Dari Ketidakpastian ke Rekor Baru

Bitcoin menjadi sorotan besar, menembus angka psikologis $100.000 sebelum mencapai puncaknya di $108.000 bulan ini. Kenaikan ini dipicu oleh pelonggaran suku bunga dan pemilihan Donald Trump, yang diikuti oleh janji regulasi ramah kripto di bawah kepemimpinannya. Sebagai perbandingan, Bitcoin berada di bawah $17.000 dua tahun lalu saat krisis FTX mengguncang pasar.

Emas dan Saham Teknologi

Emas juga bersinar tahun ini, naik 26,7% berkat meningkatnya ketegangan geopolitik dan penurunan suku bunga. Sebagai aset safe haven, emas menarik minat investor yang mencari perlindungan dari volatilitas global.

Di sisi teknologi, Nvidia mencatat lonjakan pendapatan luar biasa menjadi $91,2 miliar dalam sembilan bulan pertama tahun ini, didorong oleh ledakan minat pada kecerdasan buatan (AI). Nilai pasar Nvidia kini melampaui $3 triliun, mempertegas posisinya sebagai pemimpin pasar chip global.

Meskipun tahun ini dipenuhi rekor, tantangan besar tetap ada. Tingkat kekosongan gedung perkantoran AS mencapai rekor 20,1% karena pergeseran ke kerja jarak jauh, sementara pasar perumahan masih tertekan oleh tingginya suku bunga hipotek dan kekurangan pasokan.

Namun, dengan stabilitas ekonomi dan momentum aset digital, pasar keuangan siap menghadapi peluang baru di tahun 2025.