Prediksi Bullish: Bitcoin Hadapi September dengan Optimisme Baru

Bitcoin, mata uang kripto terbesar di dunia, kembali menjadi sorotan di bulan September. Meski sempat ditutup di bawah rata-rata pergerakan eksponensial 200 hari (EMA) selama dua minggu berturut-turut, harga Bitcoin berhasil melampaui angka $60.000 dalam 24 jam terakhir.

Sejumlah indikator menunjukkan bahwa pemegang jangka panjang tetap optimis, sehingga pertanyaan yang muncul adalah: apakah breakout bullish mungkin terjadi setelah Agustus?

1. Kapitalisasi Pasar Pemegang Jangka Panjang Naik Signifikan

Salah satu tanda kekuatan Bitcoin adalah kapitalisasi pasar yang direalisasikan oleh pemegang jangka panjang (LTH) yang mencapai angka $3 miliar.

Ini merupakan kali ketiga sepanjang 2024 Bitcoin ditutup di bawah EMA 200 hari.

Namun, seperti yang terlihat pada grafik, Bitcoin dengan cepat kembali di atas EMA, mengindikasikan bahwa momentum bullish mulai menguat minggu ini.

Pemegang Bitcoin terbagi menjadi dua kelompok: pemegang jangka pendek (STH) dan pemegang jangka panjang (LTH). STH cenderung melakukan perdagangan harian dengan tujuan mendapatkan keuntungan cepat, sementara LTH mengadopsi strategi beli dan tahan dengan jangka waktu minimal enam bulan.

Data terbaru menunjukkan bahwa meskipun STH meningkat penjualannya, LTH justru terus melakukan akumulasi, yang berarti kepercayaan mereka terhadap potensi jangka panjang Bitcoin tetap kuat.

2. Tekanan Jual dari Penambang Bitcoin Mulai Mereda

Para penambang Bitcoin, yang sebelumnya aktif menjual BTC melalui bursa, kini menunjukkan tanda-tanda perubahan tren. Selama kuartal kedua 2024, aliran bersih BTC dari penambang mengalami penurunan.

Namun, dalam dua minggu terakhir, tekanan jual ini mulai datar, mengindikasikan bahwa penambang mulai menahan aset mereka.

Hal ini dapat memberi sinyal stabilisasi harga Bitcoin di kisaran saat ini, sebelum potensi pergerakan signifikan di bulan September.

Penurunan tekanan jual ini penting karena penambang merupakan salah satu sumber pasokan Bitcoin terbesar di pasar.

Dengan cadangan yang mulai meningkat kembali, ada peluang bahwa harga Bitcoin bisa mempertahankan atau bahkan memperbaiki posisinya.

3. Rasio Pasokan Stablecoin Beri Sinyal Bullish

Salah satu indikator bullish lainnya adalah meningkatnya likuiditas global, terutama terkait dengan pasokan uang global (M2) yang mulai meningkat.

Dalam konteks pasar kripto, rasio pasokan stablecoin (SSR) juga menjadi indikator penting.

SSR mengukur rasio kapitalisasi pasar kripto terhadap kapitalisasi pasar agregat semua stablecoin. Penurunan rasio ini mengindikasikan bahwa pasokan stablecoin meningkat, yang berarti lebih banyak likuiditas tersedia untuk membeli aset seperti Bitcoin.

Saat ini, rasio SSR turun ke level awal Februari 2024, menandakan bahwa pasar memiliki likuiditas yang cukup untuk memicu potensi reli harga.

Julio Moreno, kepala riset di CryptoQuant, menyoroti bahwa kapitalisasi pasar stablecoin telah mencapai rekor tertinggi baru sebesar $165 miliar, yang dapat menjadi pendorong utama likuiditas di pasar kripto.

Bitcoin Siap Menuju "Change of Character" di Bulan September?

Setelah penutupan mingguan yang mengecewakan, Bitcoin menunjukkan tanda-tanda kebangkitan bullish dengan kenaikan 4,50% dalam dua hari terakhir.

BTC saat ini berusaha menembus pola descending broadening channel yang dapat memiliki implikasi bullish jika berhasil.

Namun, tantangan besar menanti di level resistensi $61.700, di mana terdapat konfluensi dari EMA 50 hari dan 100 hari. Jika Bitcoin berhasil menembus resistensi ini dan melampaui $62.737, bulan September bisa menjadi momen "Change of Character" (ChoCH), yang menandakan pembalikan tren ke arah yang lebih bullish.

Dengan indikator-indikator ini, bulan September menjanjikan aksi yang jauh dari kata membosankan bagi Bitcoin dan para pelaku pasar yang menantikan pergerakan berikutnya.