Stanford Blockchain Club Kritik DOJ dalam Kasus Tornado Cash
DOJ dituding gunakan undang-undang kuno untuk menindak Tornado Cash. Stanford Blockchain Club angkat suara soal privasi dan regulasi blockchain
M • Dec 17, 2024
Stanford Blockchain Club merilis laporan tajam yang mengkritik pendekatan Departemen Kehakiman AS (DOJ) dalam menuntut pengembang Tornado Cash, Roman Storm dan Roman Semenov.
Dalam laporan bertajuk “Tornado Cash and the Boundaries of Money Transmission,” klub tersebut menuduh DOJ menggunakan undang-undang kuno yang tidak relevan untuk menindak teknologi blockchain modern.
DOJ menggunakan pasal 18 U.S.C. § 1960, yang ditujukan untuk bisnis pengiriman uang tanpa izin, untuk menuduh Tornado Cash sebagai “bisnis pengiriman uang tanpa lisensi.” Stanford Blockchain Club menegaskan bahwa undang-undang ini, yang dibuat sebelum era blockchain, tidak mengakomodasi karakteristik protokol terdesentralisasi seperti Tornado Cash, yang bekerja tanpa perantara atau kustodian melalui kontrak pintar yang tak bisa diubah.
Risiko pada Inovasi dan Proses Demokrasi
Menurut laporan itu, pendekatan DOJ tidak hanya membenturkan regulasi lama dengan teknologi baru, tetapi juga berpotensi melanggar batas konstitusional. Dengan menggunakan penegakan eksekutif untuk mengatur teknologi baru, DOJ dianggap melewati wewenang Kongres, yang seharusnya memiliki otoritas untuk membuat undang-undang.
Stanford Blockchain Club juga memperingatkan bahwa tindakan ini dapat meredam inovasi dengan menyamakan alat yang mendukung privasi dengan aktivitas ilegal. Protokol seperti Tornado Cash, menurut mereka, memiliki kegunaan legal dalam melindungi privasi individu di dunia transaksi digital.
Perdebatan Panas: Privasi vs Regulasi
Kasus Tornado Cash mencerminkan dilema yang lebih besar tentang bagaimana menjaga privasi keuangan sambil mencegah penyalahgunaan teknologi. Pendukung, termasuk Stanford Blockchain Club, menyatakan bahwa alat seperti Tornado Cash membantu melindungi identitas pengguna di dunia yang semakin terhubung secara digital.
Namun, kritikus berpendapat bahwa alat semacam ini membuka pintu bagi pencucian uang dan aktivitas kriminal lainnya. Kasus ini menyoroti kebutuhan mendesak untuk kerangka hukum yang lebih baik dalam mengatur teknologi DeFi.
Laporan ini menjadi bagian penting dalam diskusi tentang adaptasi sistem hukum AS terhadap teknologi blockchain. Dengan Stanford sebagai pusat inovasi hukum dan teknologi, laporan ini menegaskan pentingnya pendekatan regulasi yang seimbang, melindungi privasi, dan mendukung inovasi di sektor digital