Harga Emas Tertekan Dolar AS, Ketegangan Timur Tengah Jadi Penopang

Harga emas (XAU/USD) diperdagangkan di kisaran $2.430 dengan catatan negatif pada sesi awal Asia hari Senin. Penguatan moderat Dolar AS (USD) menjadi salah satu faktor utama yang menekan harga logam mulia ini.

Meski demikian, potensi penurunan harga emas tampaknya terbatas oleh meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, yang terus memicu permintaan aset safe-haven.

Pengaruh Ketegangan Geopolitik di Timur Tengah

Ketegangan di Timur Tengah semakin meningkat, yang diperkirakan akan mendukung permintaan emas. Laporan terbaru menunjukkan bahwa perang di wilayah tersebut semakin intensif.

Pada hari Minggu, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menyampaikan kepada Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, bahwa persiapan militer Iran menunjukkan indikasi persiapan untuk melancarkan serangan besar-besaran terhadap Israel. Informasi ini disampaikan oleh penulis Axios, Barak Ravid, melalui platform X, yang mengutip sumber yang akrab dengan percakapan tersebut.

Ketidakpastian geopolitik ini mendorong investor untuk mengalihkan dana ke aset yang lebih aman, termasuk emas. “Volatilitas yang meningkat dan risiko geopolitik yang tinggi kemungkinan akan mendorong aliran safe-haven, yang pada akhirnya menguntungkan harga emas,” ujar Zain Vawda, analis pasar di MarketPulse yang dikelola oleh OANDA.

Faktor Ekonomi dan Kebijakan The Fed

Selain ketegangan geopolitik, faktor ekonomi dan kebijakan moneter AS juga berperan penting dalam pergerakan harga emas. Saat ini, investor masih terbelah mengenai langkah selanjutnya yang akan diambil oleh Federal Reserve (Fed) AS terkait kebijakan suku bunga.

Sebagian investor memperkirakan Fed akan mengambil langkah agresif dengan pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps), sementara yang lain memperkirakan pemotongan sebesar 25 bps.