Tarif Trump Ancam Dominasi Mining Bitcoin AS, Penambang Global Diuntungkan

Kebijakan tarif besar-besaran dari pemerintahan Trump diprediksi bakal bikin permintaan rig mining Bitcoin di Amerika Serikat anjlok tajam. Ini bisa jadi angin segar buat para penambang di luar AS, karena produsen perangkat mining akan terdorong untuk menjual stok berlebih mereka dengan harga lebih murah ke pasar global, menurut CEO Hashlabs Mining, Jaran Mellerud.

Harga Naik di AS, Turun di Negara Lain

Mellerud menjelaskan bahwa saat harga mesin naik akibat tarif, permintaan dari AS bisa jatuh hampir ke nol. Produsen seperti Bitmain, MicroBT, dan Canaan yang sebelumnya pindah ke Asia Tenggara untuk menghindari tarif China sekarang kembali kena dampak setelah Thailand, Indonesia, dan Malaysia masing-masing terkena tarif 36%, 32%, dan 24%.

Rig seharga $1.000 di pasar global bisa melonjak jadi $1.240 di AS karena tarif baru. Sementara itu, di negara-negara seperti Finlandia, harganya tetap sama. “Dalam industri mining yang sensitif terhadap biaya, kenaikan 22% bisa bikin operasional nggak lagi menguntungkan,” katanya.

Kepercayaan Penambang AS Goyah

Meskipun Trump sempat membawa harapan soal regulasi yang lebih stabil, kenyataannya justru sebaliknya. Mellerud menyebut bahwa perubahan kebijakan yang mendadak membuat para penambang kehilangan kepercayaan untuk merencanakan investasi jangka panjang. “Kerusakan sudah terjadi,” ujarnya. “Sedikit sekali yang mau ambil risiko ketika kebijakan bisa berubah dalam semalam.”

Dominasi Hashrate AS Bisa Tergerus

Saat ini, AS menyumbang sekitar 40% dari total hashrate Bitcoin. Mellerud memperkirakan para penambang belum akan mematikan mesinnya, tapi jalan untuk ekspansi kini jadi lebih berat dan penuh ketidakpastian. Akibatnya, negara lain bisa merebut pangsa hashrate yang lebih besar ke depannya.

Di sisi lain, pasar kripto juga ikut terguncang. Harga Bitcoin saat ini berada di $76.470, turun 4% dalam 24 jam terakhir, dan 30% lebih rendah dari rekor tertingginya $108.786 yang tercapai pada 20 Januari tepat saat Trump kembali ke Gedung Putih.