Trump Ingin Isi Kembali Cadangan Minyak, Butuh $20 Miliar dan Bertahun-tahun

Trump ingin mengisi kembali Cadangan Minyak Strategis, tapi butuh $20 miliar dan bertahun-tahun. SPR saat ini di level terendah sejak 40 tahun akibat penjualan era Biden.

article author image

MuhammadMar 10, 2025

article cover image

Menteri Energi AS, Chris Wright, memperkirakan bahwa diperlukan dana sebesar $20 miliar dan waktu bertahun-tahun untuk mencapai target Presiden Donald Trump dalam mengisi kembali Cadangan Minyak Strategis (SPR) hingga kapasitas maksimalnya, menurut pernyataan Departemen Energi pada hari Jumat.

Pada hari pertamanya menjabat, Trump menyatakan ingin mengisi cadangan minyak hingga penuh sebagai bagian dari kebijakan untuk mendukung industri minyak dan gas.

Pemerintahan mantan Presiden Joe Biden telah menjual hampir 300 juta barel dari cadangan tersebut, termasuk penjualan sebesar 180 juta barel pada tahun 2022 setelah Rusia menginvasi Ukraina. Penjualan tersebut menyebabkan SPR berada pada level terendah dalam 40 tahun terakhir.

"Departemen Energi belum mengajukan permintaan anggaran apa pun ke Kongres saat ini," kata seorang juru bicara departemen tersebut. Ia juga menambahkan bahwa proses pengisian kembali cadangan akan memakan waktu bertahun-tahun, dan permintaan sebesar itu tidak akan diajukan dalam satu kali permintaan mengingat berbagai pertimbangan anggaran lainnya, termasuk pengelolaan senjata nuklir negara.

SPR adalah cadangan minyak darurat terbesar di dunia dengan kapasitas penyimpanan sekitar 727 juta barel, sementara saat ini hanya menyimpan sekitar 395 juta barel. Estimasi dana $20 miliar hanya cukup untuk membeli sekitar 301 juta barel minyak mentah AS dengan harga saat ini, yang berarti cadangan belum sepenuhnya mencapai 700 juta barel.

Dalam wawancara dengan Bloomberg News, Wright menyebutkan bahwa dirinya mengusulkan dana sebesar $20 miliar untuk mengembalikan cadangan "hampir penuh."

Kritik Trump terhadap Kebijakan Biden

SPR dibentuk pada tahun 1975 setelah embargo minyak Arab tahun 1973 dengan tujuan mengurangi dampak gangguan pasokan, seperti akibat badai atau perang di negara penghasil minyak.

Trump mengkritik kebijakan Biden yang menggunakan cadangan tersebut untuk menekan harga bensin.

Pemerintahan Biden terakhir kali membeli minyak untuk SPR pada bulan November, dengan pengiriman yang berlanjut hingga Mei tahun ini. Selain itu, Biden juga membatalkan penjualan minyak yang sebelumnya diwajibkan oleh Kongres, yang telah disetujui oleh anggota parlemen dari Partai Republik maupun Demokrat.

Sebagai bagian dari strategi menjaga pasokan tetap stabil, Trump berpotensi membatalkan penjualan wajib yang masih tersisa untuk mencegah aliran minyak keluar-masuk cadangan secara berlebihan, yang dapat menyebabkan kerusakan pada gua-gua garam bawah tanah di sepanjang pantai Texas dan Louisiana yang digunakan untuk menyimpan minyak tersebut.

"Untuk meminimalkan keausan pada fasilitas penyimpanan, kemungkinan besar Departemen Energi akan berupaya membatalkan penjualan yang telah dijadwalkan," kata ClearView Energy Partners dalam sebuah catatan riset.

Nanovest News v3.23.1