Meteora DEX Digugat: Skandal Pump and Dump M3M3 Rug Pull $69 Juta di Solana

DEX Meteora berbasis Solana digugat atas dugaan manipulasi token M3M3 senilai $69 juta. Investigasi ungkap praktik tersembunyi dan keterlibatan figur internasional. Simak analisis lengkapnya di sini.

article author image

KikiApr 23, 2025

article cover image

New York kembali menjadi saksi drama besar di industri kripto. Kali ini, sorotan tertuju pada decentralized exchange (DEX) berbasis Solana, Meteora, yang digugat dalam sebuah class action lawsuit dengan tuduhan mengatur skema pump-and-dump terhadap peluncuran token meme kontroversial mereka, M3M3.

Nilai kerugian yang dipermasalahkan? Tak tanggung-tanggung, $69 juta.

Gugatan ini diajukan oleh beberapa investor, termasuk Jonathan Clarke dan Rodrigo Ferreira Da Cruz Vogt, yang menuduh Meteora, pendirinya Benjamin Chow, serta firma ventura Kelsier Ventures, telah bersama-sama merancang dan menjalankan sebuah penipuan sistematis terhadap komunitas kripto.

Inti tuduhannya: peluncuran M3M3 dilakukan secara tertutup dan terkonsentrasi untuk mengontrol mayoritas pasokan, menaikkan harga secara artifisial, lalu menjual ke investor publik dengan harga tinggisebuah strategi klasik rug pull.

Di Balik Layar Manipulasi Token yang Terkamuflase

Menurut isi gugatan, peluncuran token M3M3 tidak se-transparan yang diumumkan ke publik. Meski disebut sebagai proyek “komunitas” dalam blog Meteora pada Desember lalu, kenyataannya M3M3 disebut sebagai hasil kolaborasi tertutup antara Meteora, Chow, dan Kelsier Ventures yang dikelola oleh keluarga Davis (ayah dan dua anaknya).

Dalam waktu hanya 20 menit setelah peluncuran, para terdakwa diduga berhasil merebut kontrol atas 95% dari total pasokan token, menggunakan setidaknya 150 dompet internal. Skema ini dilakukan melalui proses yang disebut sebagai "membekukan" dan "mencairkan" pool peluncuran teknik yang memungkinkan mereka menyiasati distribusi publik yang seharusnya adil.

M3M3 Dari Harapan Menjadi Hancur

M3M3 sempat mencuri perhatian karena menjadi token pertama dalam platform staking MEME milik Meteora. Platform ini menawarkan insentif bagi pengguna untuk mempertaruhkan token dan mendapat bagian dari biaya transaksi sebuah inovasi yang tampaknya menjanjikan bagi investor ritel.

Namun kenyataannya pahit. Harga token yang sempat menyentuh $0.186 pada 12 Desember kini telah merosot lebih dari 98%, dan hanya diperdagangkan di kisaran $0.003. Kejatuhan ini terjadi bersamaan dengan meningkatnya tekanan hukum atas Meteora, terutama sejak keterlibatan mereka dalam skandal LIBRA token yang sebelumnya mengguncang pasar dan bahkan melibatkan Presiden Argentina, Javier Milei.

Dimensi Internasional Dari New York ke Buenos Aires

Perlu dicatat bahwa ini bukan pertama kalinya Chow dan Kelsier Ventures terlibat dalam masalah hukum. Firma hukum Burwick Law yang kini mewakili para penggugat juga mengajukan gugatan terhadap pihak yang sama atas peluncuran LIBRA.

Kasus LIBRA bahkan telah menimbulkan dampak politik, di mana Presiden Milei disebut mempromosikan token tersebut sebelum harganya anjlok drastis. Kini, jaksa di Argentina bahkan telah meminta bantuan Interpol untuk menangkap Hayden Davis, salah satu terdakwa utama.

Konsekuensi Regulasi SEC dan Pertarungan Masa Depan

Gugatan ini bukan hanya tentang kerugian investor, tetapi juga menjadi alarm keras bagi regulasi kripto di AS. Dalam dokumen pengadilan, disebutkan bahwa para terdakwa seharusnya mematuhi aturan pengungkapan dan pendaftaran efek (securities) yang berlaku di bawah hukum federal.

Ketidakpatuhan terhadap regulasi inilah yang membuka celah untuk terjadinya skema manipulatif seperti ini.

Jika terbukti bersalah, kasus ini bisa menjadi preseden penting dan menjadi landasan bagi SEC untuk memperketat pengawasan terhadap peluncuran token di masa depan terutama token meme yang belakangan makin sering digunakan sebagai alat spekulasi ekstrem.

Kapan Komunitas Belajar?

Dunia kripto memang menyimpan potensi besar, tetapi juga penuh jebakan yang membahayakan investor awam. Kasus Meteora ini seakan mempertegas fakta bahwa meski teknologi berkembang pesat, sifat dasar keserakahan manusia tetap sama.

Kini, komunitas dan regulator dituntut untuk tidak hanya bereaksi, tetapi juga bertindak proaktif. Investor ritel, terutama yang tergiur hype meme coin, harus lebih kritis: siapa di balik proyek ini, bagaimana distribusi token dilakukan, dan apakah ada transparansi yang bisa dipercaya?

Karena di dunia kripto, bukan hanya soal teknologi tapi siapa yang memegang kendali di balik layar.

Nanovest News v4.8.0