Bank Italia Waspadai Risiko Sistemik Kripto di Era Trump
Bank Sentral Italia soroti potensi gejolak market akibat dominasi kripto AS dan stablecoin dolar, di tengah kebijakan pro-kripto Trump.

Ajeng • Apr 30, 2025

Bank Sentral Italia mengeluarkan peringatan serius dalam laporan Stabilitas Keuangan terbarunya.
Dalam dokumen tersebut, otoritas moneter Italia menyoroti potensi kerentanan sistemik akibat meningkatnya keterikatan antara aset kripto dan sistem keuangan tradisional, terlebih di tengah gelombang kebijakan pro-kripto yang kembali menguat di bawah Pemerintahan Presiden AS, Donald Trump.
Laporan tersebut memperingatkan bahwa lonjakan harga aset digital pasca pemilu AS, serta makin lunaknya pendekatan regulator terhadap perusahaan kripto, memperbesar risiko terhadap global market.
“Jika instrumen-instrumen ini semakin terkait dengan sistem keuangan tradisional, maka potensi kerentanannya juga akan meningkat,” tulis Bank of Italy.
Efek Trump dan Konsentrasi Kekuasaan Kripto
Bank Italia juga menyoroti lonjakan tajam nilai global cryptocurrency market yang mencapai $2.75 triliun per akhir Maret, dengan Bitcoin menguasai lebih dari 60% pangsa pasar.
Lonjakan tersebut dinilai sejalan dengan sentimen pro-kripto dari Gedung Putih, termasuk penghentian sejumlah investigasi, serta penyelenggaraan acara kripto di lingkungan Pemerintah.
Namun, sorotan terbesar tertuju pada dominasi perusahaan berbasis AS dalam sektor kripto. Sekitar 75% trading platform dan perusahaan kripto dikendalikan oleh entitas AS, dengan hanya sedikit kehadiran dari kawasan euro.
Bank Italia menilai ketimpangan ini berisiko menimbulkan konflik kepentingan, serta ketergantungan yang terlalu besar pada perusahaan tanpa regulasi tata kelola khusus.
“Sebagian besar Bitcoin dimiliki oleh entitas yang beroperasi sepenuhnya di sektor digital, yang tidak tunduk pada aturan tata kelola, dan dapat menimbulkan konflik kepentingan signifikan,” tulis laporan tersebut.
Ancaman dari Stablecoin Dolar
Bank Italia juga memperingatkan potensi disrupsi dari stablecoin yang didukung dolar AS, seperti USDT dan USDC.
Mereka menyebut kemungkinan run on redemption bisa memicu aksi jual besar-besaran terhadap obligasi pemerintah AS, memicu gejolak di global market, dan melemahkan sistem pembayaran serta kedaulatan moneter Uni Eropa.
“Dominasi stablecoin dolar berisiko mengganggu sistem pembayaran euro dan mengancam kedaulatan moneter kawasan,” tegas laporan itu.
Kontras dengan Arah Industri Domestik
Meski otoritas moneter bersikap waspada, bank-bank besar Italia tampaknya mengambil pendekatan berbeda. Intesa Sanpaolo, bank komersial terbesar di negara itu, diam-diam masuk ke dunia kripto.
Pada Januari, mereka tercatat membeli 11 BTC senilai hampir $1 juta — pembelian langsung pertama oleh institusi keuangan Italia.
Tak hanya itu, bank tersebut juga telah menerbitkan obligasi berbasis blockchain pertama di Italia pada Juli 2024 dan menambahkan layanan crypto spot trading pada November lalu.
Bahkan parlemen mulai terlibat. Anggota Parlemen Marcello Coppo secara terbuka mendorong lembaga keuangan Italia agar turut berinvestasi di Bitcoin.
Meski penuh kewaspadaan, Bank Sentral Italia tidak sepenuhnya menutup pintu terhadap teknologi blockchain.
Tahun lalu, mereka meluncurkan protokol konsensus izin khusus yang kompatibel dengan jaringan Bitcoin, dengan fitur privasi tambahan untuk validator — sebagai bagian dari uji coba sistem ledger digital Bank Sentral.