Kesepakatan Damai di Timur Tengah Tekan Harga Minyak Dunia

Harga minyak turun lebih dari $2 per barel setelah muncul laporan bahwa Israel dan Libanon menyetujui ketentuan kesepakatan mengakhiri konflik. Minyak mentah Brent turun 2.75%, dan minyak mentah turun 2.70%.

article author image

AjengNov 26, 2024

article cover image

Harga minyak turun lebih dari $2 per barel pada hari Senin setelah muncul laporan bahwa Israel dan Libanon telah menyetujui ketentuan-ketentuan kesepakatan untuk mengakhiri konflik Israel-Hizbullah.

Minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari turun 2.75% dan diperdagangkan pada $73.10 per barel pada pukul 11.45 WIB, sementara minyak mentah WTI turun 2.70% menjadi $69.36 per barel.

Reuters melaporkan pada hari Senin bahwa seorang Pejabat Senior Israel mengatakan bahwa kabinet negara tersebut akan bertemu pada hari Selasa untuk menyetujui kesepakatan gencatan senjata dengan Hizbullah. Sementara seorang Pejabat Lebanon mengatakan bahwa Beirut telah diberitahu oleh Washington bahwa kesepakatan dapat diumumkan “dalam beberapa jam”.

“Tampaknya berita gencatan senjata antara Israel dan Lebanon berada di balik penurunan harga, meskipun tidak ada pasokan yang terganggu karena konflik antara kedua negara dan premi risiko dalam minyak sudah rendah sebelum penurunan harga terakhir,” kata Giovanni Staunovo dari UBS.

Pada awal tahun ini, para Pejabat Israel telah mengatakan sebelumnya bahwa kesepakatan untuk mengakhiri perang sudah semakin dekat meskipun masih ada beberapa masalah. Namun, para Pejabat Lebanon telah menyuarakan optimisme yang dijaga, dengan mengatakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak dapat dipercaya.

Minggu lalu, harga minyak mencatat kenaikan mingguan terbesar sejak akhir September setelah Rusia menembakkan sebuah rudal hipersonik ke Ukraina, yang tampaknya merupakan sebuah peringatan menyusul serangan Kyiv ke Rusia dengan menggunakan senjata-senjata Amerika Serikat dan Inggris.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada hari Jumat bahwa Rusia akan terus menguji coba rudal hipersonik Oreshnik yang ditembakkan ke Ukraina dengan rencana untuk mulai memproduksi senjata tersebut dalam jumlah besar.

“Saya akan menambahkan bahwa tidak ada penangkal rudal semacam itu, tidak ada cara untuk mencegatnya, di dunia saat ini. Dan saya akan menekankan sekali lagi bahwa kami akan terus menguji coba sistem terbaru ini. Hal ini diperlukan untuk membangun produksi serial,” kata Putin dalam komentar yang disiarkan di televisi.

Senjata baru Rusia ini merupakan rudal balistik jarak menengah berkemampuan nuklir yang sebelumnya tidak pernah disebutkan di depan publik. Menurut Putin, pertahanan udara tidak dapat mencegat Oreshnik, yang menyerang dengan kecepatan Mach 10. Rudal hipersonik dapat bermanuver di tengah penerbangan, sehingga lebih sulit dilacak dan dicegat.

Nanovest News v3.22.0