Baidu Terbitkan Obligasi Offshore Senilai $1,4 Miliar, Apa Motivasinya?

Dengan imbal hasil 2,6%-3,0%, obligasi offshore Baidu senilai $1,4 miliar bisa menjadi sinyal ekspansi besar di AI. Bagaimana ini akan memengaruhi industri teknologi China?

article author image

KikiMar 4, 2025

article cover image

Baidu Inc., raksasa teknologi asal China dan pemilik mesin pencari terbesar di negara tersebut, berencana menerbitkan obligasi offshore senilai 10 miliar yuan ($1,4 miliar). Langkah ini menambah daftar panjang perusahaan teknologi China yang semakin agresif dalam menggalang dana melalui pasar obligasi global.

Menurut sumber yang memahami transaksi ini, Baidu akan menerbitkan obligasi dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun, menawarkan imbal hasil antara 2,6% hingga 3,0%. Ini merupakan penerbitan obligasi pertama Baidu sejak 2021, dan dilakukan menjelang jatuh tempo obligasi senilai $600 juta yang harus dilunasi pada 7 April 2025.

Apa sebenarnya yang mendorong langkah ini? Dan bagaimana hal ini mencerminkan strategi finansial perusahaan teknologi China di tengah persaingan global, terutama di sektor AI?

Mengapa Baidu Menerbitkan Obligasi Offshore?

Langkah Baidu ini bukanlah sekadar strategi pendanaan biasa, melainkan bagian dari tren besar perusahaan teknologi China dalam mengakses modal global. Sebelumnya, Alibaba Group Holding Ltd. pesaing utama Baidu telah menerbitkan obligasi senilai $5 miliar dalam mata uang yuan dan dolar AS pada November 2024.

Selain itu, Alibaba juga menjual $5 miliar obligasi konversi secara privat pada Mei 2024, menandai kembalinya perusahaan teknologi China ke pasar obligasi setelah hampir empat tahun absen.

Tingginya aktivitas pendanaan ini menandakan dua hal:

  1. Dorongan ekspansi dan investasi teknologi baru** – Baidu dan Alibaba berada di garis depan dalam perlombaan pengembangan kecerdasan buatan (AI), bersaing langsung dengan OpenAI dan Meta di AS.

  1. Kebutuhan likuiditas di tengah gejolak ekonomi** – Dengan jatuh tempo obligasi besar dalam waktu dekat, perusahaan-perusahaan ini harus memastikan arus kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban keuangan mereka.

Teknologi AI: Faktor Pendorong Pendanaan?

Dalam beberapa bulan terakhir, industri teknologi global telah memasuki perlombaan AI yang semakin ketat. Dari OpenAI hingga Alibaba, para pemain besar berlomba-lomba meluncurkan model AI terbaru yang semakin canggih.

China sendiri telah menjadi pusat pengembangan AI yang berkembang pesat, dengan Baidu, Alibaba, dan Tencent berlomba-lomba meluncurkan model AI generatif yang dapat bersaing dengan GPT-4 dan Llama 3 dari OpenAI serta Meta Platforms Inc.

Peningkatan pendanaan yang dilakukan oleh Baidu dapat menjadi indikasi bahwa perusahaan ini bersiap untuk mempercepat inovasi di bidang AI, sekaligus mempertahankan daya saingnya di pasar global.

Imbal Hasil Kompetitif di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Menawarkan imbal hasil antara 2,6% hingga 3,0%, obligasi Baidu memberikan daya tarik tersendiri bagi investor global yang mencari aset dengan profil risiko moderat.

Namun, tantangan tetap ada terutama dengan meningkatnya ketegangan geopolitik antara China dan AS yang dapat mempengaruhi sentimen investor terhadap aset China.

Dengan ekonomi global yang masih dibayangi suku bunga tinggi dan ketidakpastian regulasi teknologi, langkah Baidu ini bisa menjadi indikator arah industri teknologi China dalam beberapa tahun ke depan.

Langkah Strategis atau Sekadar Bertahan?

Penerbitan obligasi offshore senilai $1,4 miliar oleh Baidu adalah bagian dari strategi besar perusahaan teknologi China untuk tetap kompetitif dalam pasar global yang semakin ketat.

Apakah ini sekadar strategi bertahan menghadapi kewajiban finansial, atau langkah proaktif untuk mendanai ekspansi besar-besaran dalam AI dan teknologi baru?

Yang pasti, dunia keuangan akan terus memantau setiap pergerakan Baidu dan raksasa teknologi China lainnya dalam beberapa bulan mendatang.

Nanovest News v4.8.0