3 Indikator Bitcoin Tunjukkan Tren Bullish Pasca-Koreksi di Tengah Pemilu AS
Di tengah ketidakpastian akibat Pemilu AS, tiga indikator utama menunjukkan optimisme bahwa harga Bitcoin mungkin telah mencapai titik bottom di $67.3K. Temukan analisisnya.
Mohammad • Nov 5, 2024
Setelah mengalami penurunan sebesar 6,7% antara 31 Oktober hingga 4 November, harga Bitcoin sempat jatuh di bawah level $67.500, pertama kalinya dalam delapan hari terakhir. Likuidasi posisi long berleveraged melebihi $190 juta, bertepatan dengan ketidakpastian pasar menjelang pemilihan presiden AS pada 5 November.
Namun, meski kondisi pasar terlihat bearish dalam jangka pendek, tiga metrik derivatif menunjukkan bahwa pasar masih mempertahankan kepercayaan pada pemulihan harga Bitcoin.
Keyakinan Investor Utama Menandakan Optimisme Pemulihan
Salah satu indikator utama yang menguatkan optimisme ini adalah data long-to-short ratio dari trader-trader besar di platform seperti Binance dan OKX, yang mengungkapkan kepercayaan investor institusional dan whale terhadap pemulihan harga Bitcoin.
Walaupun BTC sempat jatuh di bawah $67.500 pada 4 November, data ini tetap menunjukkan stabilitas. Para whale dan market maker menahan posisi spot dan futures mereka tanpa tanda-tanda penurunan signifikan, mencerminkan ekspektasi bahwa harga Bitcoin akan kembali pulih.
Di sisi lain, data open interest futures Bitcoin juga mengindikasikan keyakinan yang stabil. Open interest pada BTC berjumlah 582.000 kontrak, tetap sejalan dengan data pekan lalu dan bahkan lebih tinggi 10% dibandingkan 4 Oktober. Kenaikan leveraged positions ini memperlihatkan ketahanan dan keyakinan pelaku pasar terhadap tren bullish meskipun ada ketidakpastian akibat pemilu AS.
Dampak Pemilu AS: Prospek Kebijakan Berbeda Antara Trump dan Harris
Pemilu AS menjadi faktor penting yang memengaruhi harga Bitcoin, dengan kedua kandidat, Kamala Harris dan Donald Trump, membawa pendekatan berbeda terhadap kripto. Harris, dengan pendekatan yang belum jelas terhadap kripto, memicu “ketidakpastian” di mata analis, yang menyatakan bahwa ketidakjelasan kebijakan ini “bisa lebih buruk daripada oposisi terbuka.”
Dalam skenario lain, jika mantan Presiden Donald Trump menang, ada kemungkinan akan terjadi perubahan kepemimpinan di lembaga regulator seperti Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), yang dinilai dapat membuka peluang bagi industri kripto. Trump sendiri sebelumnya menyatakan kemungkinan memberhentikan Ketua SEC Gary Gensler, serta menyiratkan dukungannya terhadap adopsi Bitcoin, meski rencana detilnya belum jelas.
Stabilitas Kripto di China dan Permintaan USDT sebagai Sinyal Bullish
Selain faktor pemilu, permintaan stabil terhadap stablecoin Tether (USDT) di China juga menjadi indikator penting. Selama kondisi pasar bearish, permintaan terhadap USDT seringkali meningkat, menghasilkan premium hingga 2% terhadap nilai tukar resmi USD/CNY.
Namun, kali ini USDT diperdagangkan mendekati nilai wajar, menunjukkan tidak adanya kepanikan di antara para trader di China. Hal ini, bersama dengan tren metrik derivatif yang masih kuat, memberi indikasi bahwa pelaku pasar meyakini tren bullish Bitcoin akan berlanjut setelah pemilu AS.
Secara keseluruhan, metrik derivatif Bitcoin ini menunjukkan ketahanan pasar dalam menghadapi volatilitas akibat ketidakpastian politik. Dengan stabilitas di pasar kripto China dan peningkatan leverage di pasar derivatif, tanda-tanda optimisme terlihat jelas, mengisyaratkan bahwa titik bottom Bitcoin mungkin telah tercapai di level $67.3K.