Abu Dhabi Ungguli Barat dalam Adopsi Bitcoin: Investasi Mubadala Capai $512 Juta
Dengan tambahan 491.000 saham IBIT, Mubadala mempertegas dominasi Timur Tengah di sektor kripto. Kontras dengan langkah hati-hati Wisconsin yang justru menarik diri.

Kiki • May 16, 2025

Di satu sisi gurun pasir yang kaya minyak, dan di sisi lain padang rumput Midwest yang tenang dua lembaga negara yang dikelola dengan rapi membuat keputusan yang sangat berbeda terhadap Bitcoin pada kuartal pertama 2025.
Dana kekayaan negara Abu Dhabi, Mubadala Investment Company, meningkatkan eksposurnya terhadap Bitcoin. Sementara itu, State of Wisconsin Investment Board (SWIB), memilih untuk keluar sepenuhnya dari arena kripto.
Kedua keputusan ini terjadi di tengah fluktuasi tajam harga Bitcoin dan ketidakpastian makroekonomi global.
Mubadala Tambah Aset, Abaikan Volatilitas
Menurut pengajuan Form 13-F terbaru ke SEC, Mubadala menambah 491.000 lembar saham iShares Bitcoin Trust (IBIT) milik BlackRock, membawa total kepemilikannya menjadi 8,73 juta saham per 31 Maret 2025.
Nilai posisi ini ditaksir sebesar $408,5 juta saat itu, dan kini melampaui $512 juta, mengikuti lonjakan harga BTC pasca-halving.
Secara proporsional, posisi ini hanya mencerminkan 0,14% dari total aset kelolaan Mubadala sebesar $302 miliar. Meski terlihat kecil, langkah ini cukup simbolis sebuah pernyataan tegas dari Abu Dhabi bahwa eksposur terhadap aset digital bukan sekadar eksperimen, melainkan strategi jangka panjang.
Mubadala bukan satu-satunya entitas Abu Dhabi yang aktif di sektor ini. Negara tersebut memiliki portofolio lembaga investasi besar seperti ADIA, ADQ, dan EIA, yang mulai menunjukkan ketertarikan pada sektor teknologi tinggi dan aset digital seiring transformasi ekonomi yang didorong Visi 2030 Uni Emirat Arab.
Wisconsin SWIB Exit Penuh, Sinyal Kehati-hatian
Berlawanan arah, SWIB pengelola dana pensiun negara bagian Wisconsin melaporkan tidak memiliki saham IBIT pada akhir Maret, menandai keluar total dari eksposur ETF Bitcoin. Ini mengejutkan banyak pihak karena pada kuartal keempat 2024, SWIB masih memegang 6,06 juta lembar IBIT senilai $321,5 juta, naik 110% dari kuartal sebelumnya.
Sebelum menggunakan IBIT, SWIB bahkan sempat menaruh eksposur melalui Grayscale Bitcoin Trust (GBTC), sebelum terjadi konversi besar-besaran ke ETF spot pada awal tahun. Tapi keputusan keluar total ini mengindikasikan dua kemungkinan: kehati-hatian terhadap volatilitas BTC pasca-halving, atau pivot strategis kembali ke aset dengan risiko lebih rendah.
ETF Bitcoin: Alternatif Baru, Risiko Lama
ETF Bitcoin seperti IBIT memungkinkan institusi keuangan untuk berinvestasi pada Bitcoin tanpa harus langsung memegang asetnya mereka cukup memiliki saham dalam trust yang mencerminkan harga BTC spot.
Sejak disetujui oleh SEC awal tahun ini, ETF spot menjadi jembatan utama antara institusi tradisional dan aset digital.
Namun, harga BTC yang sempat merosot ke bawah $55.000 pada awal Maret sebelum rebound ke atas $63.000 bulan ini menunjukkan bahwa risiko volatilitas tetap tinggi, meski instrumennya semakin “institusional”.
Divergensi Pandangan: Timur Tengah vs Midwest
Langkah Mubadala dan SWIB mencerminkan perbedaan filosofi mendasar tentang bagaimana negara dan institusi besar menghadapi kripto:
Mubadala** memandang kripto sebagai bagian dari transisi ekonomi dan diversifikasi aset.
SWIB** melihat kripto lebih sebagai alat spekulatif, dan memilih berhenti sementara.
Dalam konteks global, banyak negara Timur Tengah justru agresif mengakuisisi teknologi blockchain dan aset digital, sebagai bagian dari strategi pasca-minyak. Abu Dhabi sendiri sedang mengembangkan ADGM (Abu Dhabi Global Market) sebagai hub kripto teregulasi yang menarik perhatian Coinbase, Kraken, hingga Binance.
Sementara itu, institusi di AS terutama yang mengelola dana pensiun masih terikat oleh aturan fidusia dan sensitivitas publik terhadap risiko yang belum teruji sepenuhnya seperti kripto.
Momentum atau Mimpi?
Pertanyaannya kini adalah siapa yang akan terbukti benar? Apakah Mubadala akan menuai hasil dari investasi jangka panjangnya di Bitcoin, atau SWIB akan terbukti bijak dengan menghindari gejolak yang belum selesai?
Yang pasti, perbedaan keputusan ini memperlihatkan bahwa meskipun ETF Bitcoin memberikan kenyamanan institusional, strategi investasinya tetap sangat bergantung pada siapa yang memegang kendali.
Dan untuk pasar, keputusan besar seperti ini akan terus menjadi sinyal arah: apakah kripto semakin diterima sebagai kelas aset serius atau hanya fase volatil berikutnya dalam sejarah keuangan global?