Awas Volatilitas! Bitcoin Terkoreksi, Investor Tunggu Sinyal dari Washington

Trump dan The Fed jadi dua faktor utama di balik koreksi Bitcoin terbaru. Apakah ini saat akumulasi atau risiko makin tinggi? Ikuti analisis makro & sinyal teknikalnya di sini.

article author image

KikiMay 6, 2025

article cover image

Bitcoin kembali jadi headline minggu ini, bukan karena lonjakan harga spektakuler, melainkan karena kemerosotan ke level just under $95.000. Apa yang terjadi? Kombinasi dua “gajah dalam ruang debat ekonomi” mengguncang pasar: retorika dagang Donald Trump dan bayang-bayang keputusan suku bunga dari Federal Reserve.

Sementara banyak investor kripto terbiasa dengan roller coaster harga, peristiwa kali ini terasa berbeda. Ada aroma ketegangan makroekonomi global yang lebih pekat dari biasanya. Dan seperti biasa, kripto menjadi barometer paling cepat menangkap sinyal risiko.

Trump dan Tariff-nya Hollywood Dijadikan Tumbal?

Donald Trump, dalam pernyataan publik terbarunya, mengusulkan tarif 100% untuk film asing. Ya, betul, film. Bukan semikonduktor, bukan baja, tapi film. Motivasinya? “Melindungi industri film Amerika.” Tapi pasar tidak melihatnya sesederhana itu.

Bagi para pelaku pasar, ini sinyal kuat bahwa Trumpnomics versi 2025, jika ia kembali ke kursi kepresidenan, akan menyeret ekonomi global ke dalam babak baru deglobalisasi. Langkah tersebut mencerminkan pendekatan protectionist yang lebih keras dibandingkan periode 2017–2020. Dan yang paling merasakan dampaknya? Semua sektor risiko tinggi, termasuk kripto.

Sebagai reaksi cepat, Bitcoin turun sekitar 1,8% ke $94.000, sementara altcoin seperti XRP terperosok 2,7% dan Solana tergelincir 0,8%. Saham-saham hiburan seperti Disney dan Netflix juga ikut kena imbas, menunjukkan korelasi silang antara sentimen kebijakan dagang dan aset spekulatif makin tajam.

Federal Reserve dan Dilema Inflasi Tunggu & Gemetar

Kabar dari The Fed tidak kalah mendebarkan. Pasar saat ini sedang menunggu keputusan suku bunga berikutnya dari bank sentral AS. Konsensus menyebut suku bunga akan ditahan. Tapi dengan retorika tarif baru, inflasi bisa kembali menanjak, dan The Fed bisa dipaksa mengambil langkah berbeda.

Tarif impor = harga barang naik = inflasi naik. Ini rumus dasar yang membuat para pelaku pasar gelisah. Karena bila inflasi terkerek, The Fed mungkin harus menaikkan suku bunga lagi. Dan seperti yang sudah-sudah, setiap kenaikan suku bunga menjadi racun bagi aset spekulatif, termasuk emas digital seperti Bitcoin.

Bitcoin Antara Lindung Nilai dan Ketidakpastian Kebijakan

Bitcoin selama ini sering digembar-gemborkan sebagai hedge terhadap inflasi dan pelemahan fiat. Namun ironisnya, ketika inflasi benar-benar mengancam dan kebijakan moneter mulai tak terduga, BTC malah menunjukkan sisi rentannya.

Lonjakan ketidakpastian global membuat investor menarik diri dari pasar kripto dan memilih wait-and-see. Volume perdagangan Bitcoin juga menurun dalam beberapa hari terakhir, pertanda pasar sedang defensif mode.

Artinya, bukan cuma penurunan harga yang harus diperhatikan, tapi juga penurunan likuiditas.

Momentum Menentukan Kripto atau Retorika?

Penurunan di bawah $95.000 mungkin terlihat kecil secara persentase bagi veteran kripto, namun secara psikologis sangat penting. Ini menunjukkan bahwa meskipun ekosistem kripto makin matang, ia belum imun terhadap shock eksternal seperti kebijakan dagang dan pengetatan moneter.

Sebagian analis seperti dari Glassnode dan CryptoQuant menyebut bahwa indikator on-chain seperti MVRV dan SOPR masih dalam zona aman, namun tekanan makro jelas tak bisa diabaikan. Di sinilah menariknya, harga Bitcoin saat ini lebih ditentukan oleh pidato politik di Washington daripada hash rate di Kazakhstan.

Arah Masih Kabur, Tapi Sinyal Sudah Nyaring

Pasar sedang dalam masa “fragile equilibrium.” Kabar kecil dari pejabat Washington bisa memicu tsunami volatilitas di pasar kripto global. Apakah ini berarti saatnya akumulasi atau justru sinyal untuk risk-off? Itu tergantung strategi dan toleransi risiko masing-masing investor.

Namun satu hal pasti: kripto bukan gelembung yang hidup di dunia sendiri. Ia kini telah menjadi bagian dari ekosistem finansial global yang saling terhubung. Dan ketika Donald Trump bicara soal tarif, atau Jerome Powell ragu menurunkan suku bunga, maka efeknya bisa langsung terasa di dompet digital yang dimiliki.

Nanovest News v4.8.0