Bitcoin dan Ethereum Terkoreksi, Pasar Saham Melejit Usai Damai Dagang AS–China
Saat pasar saham AS mencetak rekor karena kesepakatan tarif dengan Tiongkok, Bitcoin dan Ethereum justru terkoreksi. Kapitalisasi kripto turun 1,9%, ETH turun ke $2.411, namun analis melihat peluang emas di zona akumulasi baru.

Kiki • May 13, 2025

Dunia finansial menyambut kabar positif dari panggung geopolitik: Amerika Serikat dan Tiongkok sepakat menurunkan tarif balasan mereka, meredakan kekhawatiran akan pecahnya perang dagang jilid baru. Tapi ketika bursa saham global berpesta, pasar kripto justru terkoreksi.
Bitcoin (BTC) sempat tergelincir di bawah level $101.000, meski akhirnya pulih ke kisaran $102.000 pada malam hari. Ethereum (ETH) ikut terkena imbas dengan turun ke $2.411, sebelum juga mengalami rebound ringan.
Namun di balik koreksi ini, para analis justru melihat peluang emas, terutama bagi Ethereum. Dengan rotasi modal yang kian nyata dari BTC ke ETH dan meningkatnya dominasi Ethereum dalam kapitalisasi pasar kripto global, para pengamat meyakini bahwa zona $2.100–$2.250 menjadi area menarik untuk akumulasi.
Arah Pasar Berbalik: Saham Naik, Kripto Jatuh
Kinerja pasar saham pada Senin waktu setempat memang mencengangkan:
Dow Jones** melonjak 1.160 poin atau 2,81%
S&P 500** naik 3,26%
Nasdaq Composite** melesat 4,35% hingga menembus 18.700 poin
Katalisnya jelas: de-eskalasi tarif perdagangan AS - Tiongkok. Pemerintah kedua negara mengumumkan pemangkasan tarif lebih dari 100 poin persentase, sebuah langkah diplomatis yang dianggap menurunkan ketegangan geopolitik dan menyegarkan napas investor.
Namun, efek yang terjadi di pasar kripto justru sebaliknya. Kapitalisasi pasar global kripto turun 1,93% menjadi $3,29 triliun, dan dalam 24 jam terakhir terjadi likuidasi senilai lebih dari $690 juta, mayoritas dari posisi long (sebanyak $489 juta).
ETH vs BTC: Dominasi Mulai Bergeser
Salah satu tren menarik yang muncul dari koreksi ini adalah penurunan dominasi Bitcoin menjadi 61,9%, sementara Ethereum naik ke 9,1%. Ini menandakan adanya rotasi modal dari BTC ke ETH, sebuah fenomena yang kerap terjadi saat investor mulai mencari aset yang lebih berpotensi tumbuh dalam jangka menengah.
Sentimen pasar tetap dalam zona “Greed”, menurut Crypto Fear and Greed Index — menunjukkan bahwa para pelaku pasar belum kehilangan selera risiko meski harga tengah terkoreksi.
Strategi Analis "Buy the Dip" di Zona ETH $2.100–$2.250
Dua analis kripto papan atas memberikan perspektif yang menarik:
Michaël van de Poppe, analis dan trader terkemuka, menyebut bahwa dia tertarik untuk akumulasi ETH jika harga kembali ke kisaran $2.100–$2.250:
“Saya memperkirakan koreksi ringan, dan justru melihat ini sebagai peluang masuk,” ujarnya.
Rekt Capital, analis makro terkenal di dunia kripto, mencatat bahwa ETH telah berhasil merebut kembali range makro $2.200–$4.000:
“Setiap penurunan justru akan memperkuat level $2.200 sebagai support bawah,” jelasnya.
Aset Alternatif Juga Tancap Gas
Meskipun pasar utama terkoreksi, beberapa altcoin mencatatkan kenaikan impresif dalam 24 jam terakhir:
Dogwifhat (WIF)**: Naik 15,56% ke $1,12
Four (FORM)**: Naik 5,67% ke $2,81
XRP**: Naik 3,66% ke $2,49
Kinerja ini menandakan bahwa meskipun indeks besar melemah, pasar altcoin masih menyimpan peluang short-term yang menarik.
Saatnya Rasional, Bukan Emosional
Koreksi yang terjadi kali ini bukan disebabkan oleh skandal atau regulasi, melainkan sentimen pengambilan untung (profit-taking) di tengah kabar makro positif. Pasar saham sedang bullish, namun kripto terkoreksi dan inilah momen di mana para investor jangka panjang diuji untuk membedakan antara gejolak jangka pendek dan peluang akumulasi.
Jika Ethereum benar turun ke zona $2.100–$2.250, pasar mungkin tak memberi kesempatan kedua.
Saat volatilitas menggila, strategi dan kesabaran menjadi senjata utama.