Bitcoin Jadi Barometer Likuiditas Global, Kalahkan Emas dan Saham
Laporan terbaru ungkap korelasi kuat antara Bitcoin dan likuiditas global, melampaui emas dan saham. Apa artinya bagi investor dan bagaimana data on-chain bisa memprediksi siklus harga BTC?
Kiki • Oct 1, 2024
Dalam beberapa tahun terakhir, Bitcoin (BTC) kerap kali disebut sebagai "barometer likuiditas murni." Pernyataan ini bukan tanpa dasar. Laporan terbaru dari investor modal ventura Lyn Alden mengungkapkan bahwa Bitcoin memiliki korelasi yang sangat kuat dengan likuiditas global, bahkan melampaui aset tradisional seperti emas dan saham.
Bitcoin Barometer Likuiditas Terunggul
Data dalam laporan Alden menunjukkan bahwa sejak Mei 2013 hingga Juli 2024, korelasi harga Bitcoin dengan likuiditas global mencapai 0,94. Korelasi mendekati 1 ini mengindikasikan bahwa pergerakan harga Bitcoin sangat sejalan dengan perubahan dalam pasokan uang global.
Pada dasarnya, ketika likuiditas global meningkat, harga Bitcoin cenderung naik. Sebaliknya, ketika likuiditas menyusut, Bitcoin biasanya mengalami koreksi.
Namun, menariknya, korelasi ini cenderung melemah ketika dilihat dalam jangka waktu yang lebih pendek. Berdasarkan analisis 12 bulan berjalan, rata-rata korelasi Bitcoin dengan likuiditas global berada di angka 0,51, sementara untuk periode 6 bulan berjalan, angkanya turun menjadi 0,36.
Kendati demikian, korelasi jangka panjang Bitcoin dengan likuiditas global tetap yang tertinggi dibandingkan aset lainnya.
Bitcoin Mengalahkan Emas dan Saham
Likuiditas global yang digunakan dalam laporan ini diukur menggunakan suplai M2, yang mencakup uang tunai, tabungan, dan aset likuid lain yang beredar di pasar. Mengacu pada indikator ini, Bitcoin terbukti memiliki korelasi rata-rata tertinggi dengan likuiditas global selama periode 12 bulan berjalan, diikuti oleh emas.
Indeks saham menyusul di posisi berikutnya, sementara obligasi memiliki korelasi terendah dengan likuiditas.
Bitcoin memiliki karakter unik yang membuatnya lebih terhubung dengan dinamika likuiditas dibandingkan aset lainnya. Berdasarkan laporan tersebut, dalam 83% periode 12 bulan dan 74% periode 6 bulan, Bitcoin bergerak searah dengan likuiditas global. Konsistensi ini mengalahkan kinerja aset tradisional lainnya, menjadikan Bitcoin indikator yang penting bagi investor dalam memahami kondisi pasar.
Data On-Chain Kunci Memahami Siklus Harga Bitcoin
Meskipun Bitcoin memiliki korelasi yang kuat dengan likuiditas global, ada momen-momen tertentu di mana hubungan ini dapat terganggu. Laporan tersebut menggarisbawahi bahwa berbagai peristiwa besar di industri kripto, seperti peretasan Mt. Gox dan "Crypto Credit Contagion" akibat runtuhnya TerraLuna, dapat mempengaruhi hubungan antara harga Bitcoin dan likuiditas.
Selain itu, tren di sisi penawaran juga memainkan peran penting dalam fluktuasi harga Bitcoin.
Salah satu indikator yang menarik perhatian adalah "Bitcoin 1+ Year HODL Wave." Indikator ini menunjukkan jumlah investor yang memegang Bitcoin selama lebih dari satu tahun. Selama pasar bull, gelombang ini cenderung menyusut karena investor merealisasikan keuntungan mereka.
Sebaliknya, selama "crypto winter," jumlah pemegang jangka panjang meningkat karena mereka kembali mengakumulasi BTC.
Indikator lain yang disebutkan dalam laporan adalah Market Value to Realized Value (MVRV) Z-Score. Ketika Z-Score ini rendah, harga pasar Bitcoin mungkin mendekati atau bahkan di bawah harga realisasi, menunjukkan bahwa BTC berada di bawah harga wajarnya.
Kombinasi analisis likuiditas global dengan metrik on-chain seperti MVRV Z-Score dapat memberikan wawasan yang lebih komprehensif bagi investor dalam memahami siklus harga Bitcoin dan menentukan momen ketika sentimen pasar mungkin lebih dominan dibandingkan kondisi likuiditas.
Mengapa Hal Ini Penting Bagi Investor?
Bagi investor yang serius memahami pasar kripto, hubungan erat antara Bitcoin dan likuiditas global adalah sinyal penting. Likuiditas global mencerminkan ketersediaan uang tunai dan aset likuid lainnya di pasar, yang dapat dipengaruhi oleh kebijakan moneter, suku bunga, dan kondisi ekonomi makro.
Ketika likuiditas meningkat, biasanya karena kebijakan bank sentral yang longgar, Bitcoin cenderung bergerak naik seiring dengan meningkatnya permintaan terhadap aset berisiko. Sebaliknya, pengetatan likuiditas global sering kali berdampak negatif pada harga Bitcoin.
Mengetahui bahwa Bitcoin memiliki korelasi kuat dengan likuiditas global dapat membantu investor mengidentifikasi siklus pasar dan membuat keputusan yang lebih bijaksana. Misalnya, pada saat likuiditas global diperkirakan akan menyusut akibat kebijakan moneter yang lebih ketat, investor bisa memperkirakan potensi koreksi harga Bitcoin.
Sebaliknya, peningkatan likuiditas dapat menjadi sinyal untuk masuk ke pasar sebelum pergerakan harga naik.
Di Mana Posisi Emas dan Saham?
Penemuan bahwa Bitcoin memiliki korelasi lebih kuat dengan likuiditas global dibandingkan emas dan saham menimbulkan pertanyaan besar tentang peran Bitcoin sebagai aset alternatif. Emas telah lama dianggap sebagai aset pelindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi.
Namun, data terbaru ini menunjukkan bahwa Bitcoin bisa menjadi indikator yang lebih sensitif terhadap perubahan likuiditas global.
Sementara itu, saham, yang biasanya juga dipengaruhi oleh kondisi likuiditas, tampaknya memiliki korelasi yang lebih rendah dengan likuiditas global dibandingkan Bitcoin. Hal ini menunjukkan bahwa Bitcoin mungkin lebih responsif terhadap perubahan dalam pasokan uang global, menjadikannya aset yang potensial untuk diwaspadai dalam portofolio investasi.
Sentimen atau Likuiditas Mana yang Lebih Kuat?
Namun, penting untuk dicatat bahwa likuiditas bukanlah satu-satunya faktor yang menggerakkan harga Bitcoin. Seperti yang ditunjukkan oleh laporan tersebut, ada momen-momen tertentu ketika sentimen pasar dapat mengalahkan pengaruh likuiditas.
Misalnya, selama insiden besar di industri kripto atau perubahan besar dalam regulasi, sentimen dapat mendikte arah harga Bitcoin, meskipun kondisi likuiditas tetap mendukung atau tidak.
Dengan memahami korelasi antara Bitcoin dan likuiditas global, serta menambahkan analisis data on-chain, investor dapat memperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang dinamika harga Bitcoin.
Kombinasi ini memberikan wawasan lebih dalam dan dapat membantu dalam membuat keputusan investasi yang lebih terinformasi.
Sebagai penutup, laporan ini menegaskan peran Bitcoin sebagai barometer likuiditas yang mungkin lebih relevan dibandingkan aset tradisional lainnya. Namun, investor harus selalu mempertimbangkan berbagai faktor lain, termasuk peristiwa industri dan data on-chain, untuk sepenuhnya memahami siklus pasar kripto.