Fed Tidak Menurunkan Suku Bunga 'sama sekali' Pada Tahun 2025 Dapat Memicu Pasar Bearish

Model ekonom jaringan Timothy Peterson menunjukkan bahwa Bitcoin dapat mencapai titik terendah pada $57.000 di pasar bearish berikutnya, tetapi ia mengatakan bahwa hal ini tidak mungkin terjadi karena terlalu banyak investor.

article author image

AlbertMar 10, 2025

article cover image

Ekonom jaringan Timothy Peterson memperingatkan bahwa jika Federal Reserve AS menunda pemotongan suku bunga pada 2025, pasar keuangan dapat mengalami penurunan lebih luas, yang berpotensi menekan harga Bitcoin kembali ke kisaran $70.000.

"Pasar hanya membutuhkan pemicu. Saya rasa pemicu tersebut bisa sesederhana The Fed yang memutuskan untuk tidak memangkas suku bunga sama sekali tahun ini," kata Peterson dalam unggahan di X pada 8 Maret. Pernyataannya muncul sehari setelah Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, menegaskan bahwa ia tidak terburu-buru untuk menyesuaikan kebijakan suku bunga.

Dampak Penundaan Pemotongan Suku Bunga The Fed terhadap Pasar

"Kami tidak perlu mengambil langkah terburu-buru dan berada dalam posisi yang baik untuk menunggu hingga situasi lebih jelas," ujar Powell dalam pidatonya di New York pada 7 Maret.

Peterson, yang menulis makalah Metcalfe’s Law as a Model for Bitcoin’s Value, memperkirakan kemungkinan penurunan Nasdaq untuk menganalisis titik terendah Bitcoin jika pasar mengalami tren bearish.

Berdasarkan model prediksi harga terendah Nasdaq miliknya, Peterson memperkirakan bahwa dalam skenario pasar bearish, indeks Nasdaq dapat turun sekitar 17% dalam tujuh bulan sebelum mencapai titik terendahnya.

Dengan menerapkan faktor pengali 1,9 terhadap penurunan Nasdaq, ia memperkirakan bahwa harga Bitcoin bisa turun sekitar 33%, dari harga saat ini sebesar $86.199 menjadi sekitar $57.000, menurut data CoinMarketCap.

Namun, Peterson meyakini bahwa Bitcoin kemungkinan tidak akan turun sejauh itu. Berdasarkan tren historis dari 2022, ia memperkirakan harga dasar Bitcoin lebih mungkin berada di kisaran bawah $70.000.

"Trader dan spekulan selalu mengawasi Bitcoin dengan cermat," jelasnya. Ia menambahkan bahwa begitu pasar memperkirakan Bitcoin akan jatuh ke $57.000, harga tersebut kemungkinan besar tidak akan tercapai karena akan ada investor yang mulai membeli ketika mereka menganggap harga sudah cukup rendah.

Tren Harga Bitcoin Tidak Selalu Sesuai Prediksi

"Saya masih ingat pada 2022, banyak yang memperkirakan Bitcoin akan turun hingga $12.000. Namun, kenyataannya harga hanya turun ke $16.000, atau sekitar 25% lebih tinggi dari perkiraan," katanya. Jika pola serupa terjadi lagi, maka kenaikan 25% dari $57.000 akan membawa harga Bitcoin ke sekitar $71.000.

Terakhir kali Bitcoin diperdagangkan di kisaran $71.000 adalah pada 6 November, setelah Donald Trump memenangkan pemilu AS. Setelah itu, harga terus naik selama sebulan hingga akhirnya mencapai $100.000 pada 5 Desember.

Pada Januari 2025, salah satu pendiri BitMEX, Arthur Hayes, menyampaikan prediksi yang mirip.

"Saya memperkirakan koreksi harga Bitcoin akan berada di kisaran $70.000 hingga $75.000 akibat krisis keuangan mini. Setelah itu, kebijakan pencetakan uang kembali dapat mendorong harga Bitcoin hingga $250.000 sebelum akhir tahun," ungkap Hayes dalam unggahan di X pada 27 Januari.

Sementara itu, pada Desember 2024, perusahaan penambangan kripto Blockware Solutions menyatakan bahwa skenario terburuk (bear case) Bitcoin untuk 2025 adalah mencapai $150.000, dengan asumsi bahwa Federal Reserve membalikkan kebijakan dan kembali memangkas suku bunga.

Nanovest News v3.23.2