Harga Bitcoin Sentuh $97.000: Pasar Kripto Merespons Damai Dagang AS-Tiongkok

Bitcoin naik tajam setelah kabar pertemuan dagang AS-Tiongkok di Swiss. Apa dampaknya terhadap pasar global, dan mengapa kripto jadi indikator sentimen baru?

article author image

KikiMay 7, 2025

article cover image

Bitcoin kembali mencuri perhatian pasar global. Pagi ini, mata uang kripto terbesar di dunia sempat menyentuh level $97.400 sebelum akhirnya sedikit terkoreksi ke $96.858. Kenaikan ini bukan tanpa sebab.

Ada dua kekuatan besar yang tengah saling bertolak belakang: potensi perdamaian dagang AS-Tiongkok di satu sisi, dan ketegangan militer India-Pakistan di sisi lain.

Yang menarik, meski dunia kembali memasuki masa penuh risiko, pasar justru mengambil sikap risk-on yakni cenderung membeli aset-aset berisiko seperti saham dan kripto. Apa yang sebenarnya terjadi?

Negosiasi Dagang AS-Tiongkok: Isyarat Damai dari Swiss

Lonjakan harga Bitcoin terjadi setelah pengumuman bahwa perwakilan dagang AS dan Tiongkok akan menggelar pertemuan tatap muka pertama sejak perang dagang dimulai pada masa Presiden Donald Trump. Pertemuan tersebut dijadwalkan berlangsung akhir pekan ini di Swiss.

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, dan Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, akan bertemu dengan delegasi dari Beijing. Dalam pernyataannya, Bessent menyebut pertemuan ini sebagai langkah menuju “penyeimbangan kembali sistem ekonomi global agar lebih menguntungkan kepentingan Amerika Serikat.”

Pasar menyambut positif kabar ini. “Aset berisiko seperti Nasdaq dan Bitcoin mulai reli serentak dengan pengumuman ini,” ujar Peter Chung dari Presto Research. Emas biasanya dianggap aset safe haven justru terkoreksi, menandakan perpindahan dana ke arah aset yang lebih spekulatif.

Bitcoin Kembali Jadi Indikator Kepercayaan Pasar?

Kenaikan Bitcoin di tengah ketegangan global menjadi indikasi bahwa aset digital ini semakin diakui sebagai alat lindung nilai terhadap ketidakpastian mirip seperti emas di era sebelumnya.

Namun kini ada twist: bukan hanya ketakutan yang memicu pembelian, tapi juga spekulasi bahwa “normalisasi” hubungan dagang bisa mendorong pemulihan ekonomi global.

Hashkey Capital menyebut pertemuan AS-Tiongkok ini bisa mendorong reli lanjutan di pasar ekuitas dan kripto, seiring harapan pemulihan pasca aksi jual akibat tarif perdagangan beberapa tahun terakhir.

Konflik India-Pakistan Faktor Volatilitas Tambahan

Di sisi lain dunia, konflik memanas antara India dan Pakistan. Serangan militer yang diklaim oleh India telah menghantam sembilan lokasi di wilayah Pakistan dan Kashmir, memicu kekhawatiran akan eskalasi yang lebih luas.

Menurut Nick Ruck dari LVRG Research, peningkatan ketegangan geopolitik ini menciptakan volatilitas tambahan, tetapi justru bisa menjadi katalis bagi Bitcoin sebagai alternatif perlindungan aset.

“Gerakan naik ini cukup mengejutkan, mengingat investor sebelumnya cenderung menarik risiko menjelang keputusan suku bunga The Fed,” katanya.

Asia Menguat, China Potong Suku Bunga

Sementara itu, Asia menunjukkan respons positif. Indeks Hang Seng Hong Kong naik 1,7%, dan CSI 300 di daratan Tiongkok menguat 0,57%. Pendorongnya? Kebijakan moneter akomodatif dari Bank Sentral Tiongkok yang memangkas suku bunga reverse repo 7-hari dari 1,5% menjadi 1,4%, serta menurunkan rasio cadangan wajib bank sebesar 0,5 poin.

Kebijakan ini dinilai sebagai sinyal dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian perdagangan. Pasar bereaksi dengan euforia moderat, dan efeknya terasa pada kripto yang sensitif terhadap likuiditas.

Wall Street Masih Turun, Tapi Bitcoin Melesat

Ironisnya, saat Asia menguat dan Bitcoin reli, indeks-indeks utama AS justru mencatat penurunan semalam: S&P 500 -0,77%, Dow Jones -0,95%, dan Nasdaq -0,87%. Ketidakpastian menjelang keputusan The Fed dan kekhawatiran tentang inflasi masih menghantui investor.

Namun, ini juga menunjukkan pergeseran sentimen: saat Wall Street tersandung, investor global mulai melirik aset non-tradisional seperti kripto sebagai pelarian potensial.

Bitcoin, Barometer Risiko Baru Dunia

Lonjakan Bitcoin hingga menyentuh $97.000 pagi ini menandakan lebih dari sekadar pergerakan harga. Ini adalah cerminan dari pertarungan dua narasi besar: harapan terhadap perdamaian dagang dan kekhawatiran atas konflik bersenjata. Ditambah dengan sentimen likuiditas global dan respons kebijakan moneter Asia, Bitcoin kini menjadi lebih dari sekadar spekulasi ia adalah indikator keyakinan (dan ketakutan) pasar dunia.

Di tengah perang tarif dan desingan rudal, Bitcoin tak sekadar bertahan ia memimpin. Dunia berubah, dan pasar sedang mencari arah. Apakah kripto kini kompasnya?

Nanovest News v4.8.0