Harga Bitcoin Tembus $98K Usai The Fed Acuhkan Desakan Trump Potong Suku Bunga

The Fed tetap pada suku bunga 4,25–4,50% meski Trump ancam pecat Powell. Harga Bitcoin melonjak, tapi analis peringatkan risiko koreksi jika suku bunga tetap tinggi di 2025.

article author image

KikiMay 13, 2025

article cover image

Pasar kripto kembali memanas. Setelah sempat tertekan di bawah $96.000 pasca pidato Ketua The Fed Jerome Powell, Bitcoin bangkit dan menembus angka $98.000 level yang belum disentuh sejak Februari 2025.

Lonjakan ini terjadi di tengah tensi geopolitik dan kebijakan moneter yang semakin tak menentu, serta tekanan politik dari mantan Presiden AS Donald Trump yang menuntut pemotongan suku bunga “secepatnya”.

Apakah ini tanda bahwa Bitcoin kembali ke jalur bullish? Atau justru euforia sesaat sebelum badai ekonomi lebih besar?

Powell Bertahan, Trump Menggertak

Dalam konferensi pers pada 7 Mei, Jerome Powell menegaskan bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25%–4,50%. Keputusan ini mengabaikan tekanan eksplisit dari Trump yang beberapa minggu sebelumnya mengancam akan memecat Powell karena dianggap lamban dalam merespons ancaman inflasi dan pelemahan pasar kerja.

Ironisnya, Powell justru menyebut kenaikan pengangguran dan inflasi sebagai dua alasan utama kenapa The Fed belum berani memangkas suku bunga. “Inflasi memang telah menurun secara signifikan, namun masih berada di atas target jangka panjang kami sebesar 2%,” jelasnya.

Lebih jauh, Powell mengaitkan penurunan sentimen publik terhadap kebijakan perdagangan internasional Trump, mengindikasikan bahwa ketidakpastian politik juga mulai membebani ekspektasi ekonomi.

Bitcoin Rollercoaster dalam 24 Jam

Harga BTC sempat tertekan ke $95.866 setelah pengumuman The Fed. Namun hanya beberapa jam kemudian, harga memantul dan menembus $98.000 level yang terakhir kali tercatat pada 21 Februari.

Sentimen ini dipicu oleh kombinasi faktor teknikal dan psikologis, termasuk kembalinya Crypto Fear & Greed Index ke zona “Greed”.

Menurut data dari CME FedWatch Tool, pasar derivatif sebenarnya sudah mengantisipasi tidak adanya pemotongan suku bunga dalam waktu dekat. Tapi investor ritel dan institusi tetap bereaksi terhadap narasi makro yang terus bergeser menandakan bahwa narrative trading masih jadi kekuatan dominan di pasar kripto.

ETF dan Momentum Baru Bitcoin

Sejak 26 Maret, ETF spot Bitcoin di AS telah mencatatkan arus masuk hingga $4,41 miliar, memperlihatkan akumulasi institusional yang masih solid di tengah ketidakpastian makro. Ini menjadi salah satu alasan mengapa harga Bitcoin tidak runtuh seperti yang terjadi pada siklus sebelumnya saat The Fed mengetatkan kebijakan.

Namun analis seperti Timothy Peterson memperingatkan bahwa jika The Fed tetap keras kepala dan tidak memangkas suku bunga hingga akhir 2025, bukan tak mungkin pasar termasuk Bitcoin akan mengalami koreksi besar ke level $70.000 atau lebih rendah.

“Kami belum dalam kondisi yang membutuhkan reaksi cepat,” kata Powell dalam pernyataan pada Maret lalu, menegaskan pendekatan wait-and-see yang membuat pasar makin waswas.

Apa yang Bisa Kita Pelajari?

  1. Bitcoin bukan lagi aset pinggiran.** Responsnya terhadap kebijakan moneter AS kini hampir selevel dengan emas dan obligasi.

  1. Tekanan politik bisa mempengaruhi arah kebijakan Fed.** Namun, Fed tetap mempertahankan independensinya untuk saat ini.

  1. Euforia pasar bisa cepat berubah.** Dalam hitungan jam, Bitcoin bisa berpindah dari koreksi ke reli tanpa trigger fundamental yang signifikan.

Pasar Masih Bernapas, Tapi Tak Stabil

Bitcoin mungkin telah menembus $98.000, namun reli ini masih berdiri di atas fondasi rapuh bernama harapan. Harapan bahwa suku bunga akan turun, bahwa inflasi akan terkendali, dan bahwa politik tidak akan mencampuri urusan moneter terlalu dalam.

Namun seperti yang telah kita pelajari dari sejarah pasar: harapan yang tidak didukung oleh realita hanya akan menciptakan volatilitas, bukan kestabilan.

Nanovest News v4.8.0