Harga Bitcoin Tergelincir, Kehilangan $100,000 Setelah Kebijakan The Fed

Anjloknya harga Bitcoin hingga di bawah $100,000 telah memicu kepanikan. Likuidasi massal senilai hampir $1.2 miliar terjadi dalam sehari, sementara total kapitalisasi pasar kripto menyusut 9%.

article author image

AjengDec 20, 2024

article cover image

Bitcoin (BTC) kehilangan ambang $100,000 setelah mencatatkan penurunan 6.4% dalam 24 jam terakhir, dengan harga $97,000 pada saat berita ini ditulis.

Bitcoin jatuh ke level terendah $96.233 sebelum mencoba untuk pulih. Akibatnya, derivatif kripto mencatatkan likuidasi hampir $1.2 miliar selama periode tersebut, berdasarkan data CoinGlass.

Koreksi yang lebih tajam di antara altcoin utama mengikuti kemerosotan BTC, karena total kapitalisasi pasar kripto turun 9% pada periode yang sama menjadi $3.63 triliun.

Ethereum (ETH) di trading pada $3.372 setelah turun sebesar 10% selama 24 jam terakhir. Sementara Solana (SOL) mencatatkan penurunan yang sama ke level terendah menjadi $187.

Chainlink (LINK) dan Dogecoin (DOGE) memiliki kinerja terburuk di antara 20 kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, dengan koreksi masing-masing sebesar 17.3% dan 18%.

Kondisi runtuh ini kemungkinan besar merupakan dampak dari pernyataan Ketua Fed Jerome Powell tentang kebijakan suku bunga AS.

Pada 18 Desember, Powell mengisyaratkan bahwa kebijakan atas suku bunga dapat lebih berhati-hati setelah pemangkasan baru-baru ini, yang menurut para Analis akan ada dua kali pemangkasan suku bunga tahun depan.

Selain itu, Ketua The Fed mencatat bahwa potensi pemangkasan akan bergantung pada data pasar dan akan membutuhkan waktu hingga inflasi mencapai 2%.

Terlepas dari ketidakpastian pasar terhadap ekonomi AS, Powell menunjukkan optimisme dalam pidatonya kemarin:

“Ini berada di tempat yang sangat baik, kebijakan kami berada di tempat yang sangat baik, (dan) saya mengharapkan tahun yang baik tahun depan.”

Potensi Penutupan

Selain kegelisahan yang ditimbulkan oleh pernyataan Powell baru-baru ini, Kongres AS menghadapi ancaman penutupan sebagian pemerintahan, dengan hanya dua hari tersisa untuk meloloskan rancangan anggaran belanja.

Presiden terpilih Donald Trump telah menolak langkah sementara bipartisan yang dimaksudkan untuk memperpanjang pendanaan Pemerintah hingga 14 Maret 2025, dan bersikeras bahwa anggota parlemen harus terlebih dahulu membahas batas utang nasional.

Sebagai tanggapan, anggota Kongres dari Partai Republik sedang mengembangkan rencana alternatif yang sesuai dengan tuntutan Trump untuk mendapatkan dukungan yang cukup dari DPR dan Senat.

Tanpa tindakan legislatif, penutupan Pemerintah, yang akan dimulai pada 21 Desember, akan mengganggu berbagai layanan dan menunda pembayaran gaji pegawai federal.

Trump juga telah mengusulkan untuk menghapuskan batas utang secara keseluruhan, sebuah usulan yang kemungkinan besar akan dikritik karena kekhawatiran akan ketidakbertanggungjawaban fiskal.

Nanovest News v3.23.0