Ketua SEC Tegaskan Bitcoin Sebagai Komoditas, Kecam Sikap Acuh Industri Kripto Terhadap Regulasi

Ketua SEC Gary Gensler tegaskan posisi Bitcoin sebagai komoditas dan kritik keras industri kripto atas ketidakpatuhan pada regulasi. Bagaimana masa depan kripto lain seperti Ethereum yang masih diselidiki oleh SEC?

article author image

KikiOct 1, 2024

article cover image

Ketua Securities and Exchange Commission (SEC) Amerika Serikat, Gary Gensler, kembali menegaskan posisi Bitcoin sebagai komoditas, memberikan klarifikasi penting di tengah sorotan regulasi yang semakin ketat terhadap industri kripto.

Pernyataan ini muncul bersamaan dengan kritik keras terhadap pelaku industri kripto yang dinilai tidak mematuhi aturan yang telah ada.

Bitcoin Bukan Sekuritas, Tapi Bagaimana dengan Kripto Lainnya?

Dalam wawancaranya di acara Squawk Box CNBC pada 26 September, Gensler menyatakan dengan jelas bahwa Bitcoin bukanlah sekuritas, melainkan tetap berada dalam kategori komoditas sesuai dengan hukum AS.

"Terkait Bitcoin, saya dan pendahulu saya telah menyatakan bahwa itu bukan sekuritas," ujar Gensler. Pernyataan ini memberikan sedikit kejelasan di tengah ketidakpastian yang menyelimuti banyak aset kripto lainnya.

Sikap SEC ini didukung dengan persetujuannya atas beberapa exchange-traded funds (ETF) berbasis Bitcoin di pasar AS, termasuk di bursa Nasdaq. Persetujuan ini memungkinkan Bitcoin diperdagangkan secara lebih luas melalui instrumen investasi yang diatur dan diawasi oleh otoritas keuangan.

Meskipun begitu, pertanyaan besar tetap ada: Bagaimana nasib kripto lainnya, terutama Ethereum?

Sikap Ambigu Terhadap Ethereum

Berbeda dengan Bitcoin, Ethereum masih berada dalam wilayah abu-abu regulasi. Sampai saat ini, SEC belum secara resmi mengklasifikasikan apakah Ethereum termasuk dalam kategori sekuritas atau bukan.

Ketidakjelasan ini berdampak langsung pada banyak proyek yang dibangun di atas blockchain Ethereum, menimbulkan kebingungan di antara investor dan pengembang.

Namun, terlepas dari status regulasi Ethereum yang ambigu, SEC tetap melangkah dengan menyetujui sejumlah ETF berbasis Ethereum. Di sisi lain, regulator juga secara aktif menyelidiki perusahaan yang terkait dengan ekosistem Ethereum, seperti Consensys dan Uniswap.

Hal ini memunculkan paradoks di mana SEC terlihat mendukung perdagangan produk terkait Ethereum, tetapi tetap menempatkannya di bawah pengawasan ketat.

Industri Kripto Dituduh Abaikan Aturan

Selain menyampaikan posisi tegas mengenai Bitcoin, Gensler melayangkan kritik terhadap pelaku industri kripto secara keseluruhan. Menurutnya, banyak entitas di industri ini cenderung mengabaikan aturan yang sudah ada dan mencari celah untuk mendapatkan pengecualian.

"Ada aturan yang berlaku, tetapi banyak yang memilih untuk mengabaikannya," tegas Gensler. Sikap acuh ini, menurut Gensler, telah menciptakan ketidakstabilan dan kebingungan dalam pasar kripto, yang pada akhirnya merugikan investor.

Penegasan Gensler ini bukan tanpa dasar. Sejumlah kasus hukum yang diajukan SEC terhadap berbagai perusahaan kripto, seperti Ripple Labs (XRP) dan Kraken, menunjukkan bahwa regulator tidak segan-segan menindak tegas pelanggaran hukum sekuritas.

Hal ini semakin mengukuhkan pendekatan "tangan besi" yang diambil Gensler dan SEC dalam menata industri kripto yang dinilai terlalu liar.

Polemik dengan Pembuat Kebijakan

Namun, pendekatan Gensler ini tidak lepas dari kritik, termasuk dari kalangan pembuat kebijakan di Amerika Serikat. Anggota Kongres, khususnya di Dewan Perwakilan Rakyat (House of Representatives), menuduh Gensler menciptakan ketidakjelasan dengan menggunakan istilah-istilah seperti "crypto asset security" dalam berbagai tindakan hukum.

Dalam sebuah sidang kongres baru-baru ini, para pembuat kebijakan meluapkan kekesalan mereka atas pendekatan regulasi yang diambil oleh SEC, dengan beberapa di antaranya menyebut bahwa lembaga tersebut telah menghambat inovasi di sektor kripto.

Menariknya, kritikan ini tidak hanya datang dari luar SEC. Komisioner SEC seperti Hester Peirce dan Mark Uyeda juga menyuarakan ketidakpuasan terhadap kebijakan Gensler, menyatakan bahwa SEC sebenarnya memiliki "alat" yang memadai untuk memberikan kejelasan regulasi, namun belum dimanfaatkan dengan baik.

Masa Depan Industri Kripto Perlu Kepastian Regulasi?

Di tengah kritik yang dilontarkan, Gensler tetap pada pendiriannya bahwa masa depan industri kripto sangat bergantung pada kerangka regulasi yang lebih kuat untuk melindungi investor dan membangun kepercayaan pasar.

"Bidang ini tidak akan bertahan lama jika Anda tidak dapat membangun kepercayaan investor di pasar," ujar Gensler, seraya menekankan pentingnya regulasi sebagai "lampu lalu lintas dan tanda berhenti" bagi perkembangan industri.

Perbandingan ini menjadi pengingat bahwa dalam industri mana pun, pertumbuhan yang sehat hanya dapat terjadi jika ada aturan yang jelas dan ditaati oleh semua pihak. Dengan kata lain, Gensler menilai bahwa peraturan yang ketat bukanlah penghambat, melainkan fondasi yang diperlukan untuk memastikan bahwa inovasi di sektor kripto dapat berkembang dengan cara yang aman dan bertanggung jawab.

Bitcoin Jelas, Lainnya Masih Gelap

Dengan pernyataan terbaru Gensler, posisi Bitcoin di bawah payung komoditas semakin teguh, setidaknya di mata hukum AS. Namun, situasi ini menciptakan kontras dengan nasib aset digital lainnya yang masih berada dalam ketidakpastian regulasi.

Apakah kejelasan yang telah diberikan kepada Bitcoin akan meluas ke kripto lainnya, seperti Ethereum dan altcoin lain, masih menjadi pertanyaan besar.

Sementara itu, perhatian dunia kripto kini tertuju pada bagaimana industri ini akan merespons kritik dan tindakan regulasi yang lebih ketat dari SEC. Apakah akan ada pergeseran sikap dari pelaku industri kripto untuk lebih mematuhi aturan yang ada, atau justru akan terjadi benturan yang lebih besar antara inovasi teknologi dan regulasi?

Yang jelas, perkembangan regulasi di sektor ini akan terus menjadi topik yang panas dan menentukan masa depan pasar kripto global.

Nanovest News v3.18.0