MicroStrategy Kembali Borong Bitcoin, BTC Makin Dianggap Aset Aman di Tengah Gejolak Global
Token Mantra (OM) anjlok 90% dalam sehari, diduga akibat likuidasi besar. Tim bantah rug pull, proyek tetap jalan dan aktif di Timur Tengah.

Muhammad • Apr 14, 2025

Michael Saylor, salah satu pendiri MicroStrategy, mengisyaratkan bahwa perusahaannya berencana untuk kembali membeli Bitcoin (BTC) setelah hampir dua minggu tidak melakukan pembelian.
Pembelian terakhir yang dilakukan pada 31 Maret lalu menambah 22.048 BTC ke dalam portofolio perusahaan, sehingga total kepemilikan MicroStrategy saat ini mencapai 528.185 BTC.
Menurut data dari SaylorTracker, investasi BTC perusahaan saat ini telah mengalami kenaikan sekitar 24 persen, dengan keuntungan belum terealisasi lebih dari 8,6 miliar dolar AS.
MicroStrategy tetap melanjutkan akumulasi BTC meskipun pasar sedang mengalami penurunan. Harga Bitcoin sempat turun di bawah level 80.000 dolar, namun perusahaan ini masih menjadi salah satu tolok ukur utama untuk mengukur minat institusi terhadap Bitcoin.
Strategy’s Bitcoin purchase history.
Narasi Store of Value Bitcoin Menguat Meski Harga Turun
Ketidakpastian ekonomi global akibat meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China memberikan tekanan besar terhadap aset berisiko.
Pasar saham mengalami kerugian besar hingga menghapus nilai pemegang saham dalam jumlah triliunan dolar akibat kebijakan tarif besar dari Trump. Pasar kripto juga ikut terguncang dengan penurunan tajam.
Data dari Total3, indikator yang melacak kapitalisasi pasar semua aset kripto selain Bitcoin dan Ether (ETH), menunjukkan bahwa nilai altcoin telah merosot lebih dari 33 persen sejak puncak pasar pada Desember 2024.
Sebagai perbandingan, BTC hanya turun sekitar 22 persen dari harga tertingginya di atas 109.000 dolar pada Januari 2025 dan saat ini diperdagangkan di kisaran harga 84.000 dolar.
Stabilitas Bitcoin di Tengah Gejolak Pasar Global
Bitcoin menunjukkan stabilitas harga yang relatif kuat di tengah aksi jual besar-besaran senilai 5 triliun dolar di pasar saham. Hal ini memperkuat pandangan bahwa Bitcoin lebih cocok sebagai aset penyimpan nilai dibandingkan aset berisiko.
Beberapa analis menilai, meskipun harga BTC fluktuatif, daya tahannya terhadap tekanan ekonomi global menjadi pembeda yang signifikan dibanding aset kripto lainnya. Investor mulai melirik BTC bukan hanya sebagai alat spekulasi, tetapi sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi jangka panjang.
Bitcoin Diprediksi Saingi Emas dalam Satu Dekade ke Depan
Dalam wawancara dengan Cointelegraph di Paris Blockchain Week 2025, Cypherpunk sekaligus CEO perusahaan infrastruktur aset digital Blockstream, Adam Back, menyatakan bahwa tekanan ekonomi dari perang dagang yang berkepanjangan akan menjadikan Bitcoin semakin menarik sebagai penyimpan nilai.
Ia juga memprediksi inflasi bisa melonjak hingga 10 sampai 15 persen dalam dekade mendatang, yang akan membuat return investasi riil dari aset tradisional seperti saham dan properti menjadi sangat rendah.
"Ada kemungkinan besar Bitcoin akan bersaing dengan emas dan bahkan mulai mengambil alih beberapa peran yang biasa dimainkan emas," kata Back kepada Gareth Jenkinson, managing editor Cointelegraph.