Rusia Hasilkan $556 Juta dari Pajak Penambangan Bitcoin
Rusia melakukan penambangan 54.000 BTC pada 2023 yang menghasilkan $556 juta pajak dan gunakan kripto untuk menghindari sanksi Barat.
M • Sep 9, 2024
Di tengah tekanan ekonomi akibat sanksi Barat, Rusia tampaknya menemukan jalur baru untuk memperkuat perekonomiannya melalui penambangan Bitcoin.
Menurut Sergey Bezdelov, Direktur Asosiasi Penambangan Industri Rusia, negara ini telah menambang sekitar 54.000 BTC atau lebih dari $3 miliar sepanjang tahun lalu. Penambangan ini tidak hanya menghasilkan nilai Bitcoin yang besar, tetapi juga menyumbang sekitar 50 miliar rubel ($556 juta) dalam bentuk pajak kepada pemerintah.
Legalisasi Penambangan Kripto
Penambangan kripto di Rusia semakin mendapat perhatian, terutama setelah legalisasi penambangan Bitcoin oleh Duma Negara Rusia pada Juli lalu.
Dengan undang-undang baru ini, penambangan kripto diakui sebagai aktivitas ekonomi yang sah, mengharuskan entitas penambang untuk mendaftar dan mematuhi batasan konsumsi energi tertentu. Kebijakan ini diperkirakan akan memancing lebih banyak minat dari investor dan meningkatkan pemasukan pajak negara di masa mendatang.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi pemerintah Rusia yang lebih luas untuk memanfaatkan industri kripto sebagai alat menghadapi sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat.
Sejak invasi ke Ukraina, ekonomi Rusia telah menghadapi sanksi berat, memaksa pemerintah untuk mencari cara-cara inovatif dalam menjaga stabilitas ekonomi dan memperluas jalur perdagangan internasional.
Penambangan Bitcoin dan Upaya Menghindari Sanksi
Langkah Rusia yang semakin dalam ke dunia kripto tidak terlepas dari kekhawatiran bahwa negara tersebut dapat menggunakan mata uang digital sebagai cara untuk menghindari sanksi internasional.
Menurut laporan dari firma analitik blockchain, Chainalysis, Rusia kemungkinan besar menggunakan pertukaran kripto lokal seperti Garantex dan Exved untuk membantu menjaga kelancaran perdagangan lintas batas.
Garantex, yang telah diproses sanksi oleh Amerika Serikat dan Inggris, tetap menjadi pemain utama di pasar kripto Rusia. Firma ini dilaporkan telah memproses hampir $100 miliar dalam transaksi sejak 2018. Meski masuk daftar hitam oleh Office of Foreign Assets Control (OFAC) di AS dan Office of Financial Sanctions Implementation (OFSI) di Inggris, likuiditas mendalam Garantex di berbagai blockchain menjadikannya instrumen penting bagi Rusia untuk mempertahankan perdagangan internasional di tengah sanksi.
Selain Garantex, Exved yang mana sebuah pertukaran kripto lain yang berbasis di Rusia, juga menjadi sorotan. Chainalysis menyebutkan bahwa Exved memiliki keterkaitan dengan InDeFi Bank dan didirikan oleh Sergey Mendeleev, pendiri Garantex, serta Alexander Lebedev, mantan perwira KGB. Exved diduga telah memfasilitasi impor dan ekspor, bahkan sebelum perubahan legislatif terbaru terkait aset digital di Rusia.
Menurut laporan, pertukaran ini memainkan peran kunci dalam upaya Rusia untuk mengatasi tantangan ekonomi akibat sanksi Barat. Fakta bahwa para tokoh di balik pertukaran ini memiliki hubungan dengan sektor keuangan dan keamanan negara semakin memperkuat dugaan bahwa aset digital, khususnya Bitcoin, digunakan sebagai alat untuk mempertahankan kekuatan ekonomi Rusia.
Dengan meningkatnya penggunaan Bitcoin dan kripto lainnya oleh Rusia, perhatian kini tertuju pada bagaimana negara ini akan memanfaatkan teknologi ini untuk mempertahankan aliran perdagangan internasionalnya.
Sementara negara-negara Barat terus memperketat sanksi, Rusia justru melihat potensi besar dalam kripto untuk menghindari blokade ekonomi yang diterapkan oleh negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris.
Dalam jangka panjang, hal ini bisa menciptakan lanskap ekonomi global yang sangat berbeda, di mana aset digital seperti Bitcoin tidak hanya menjadi alat investasi atau pembayaran, tetapi juga instrumen geopolitik yang digunakan untuk menghindari sanksi dan mendukung aktivitas ekonomi suatu negara.