Strategi Opsi Dorong Bitcoin Menuju ATH Baru? Ini Analisis Terbarunya
Mayoritas put option Bitcoin senilai $8,3 miliar terancam hangus setelah BTC tembus $101K. Apakah strategi bull spread akan memicu lonjakan harga ke rekor tertinggi sepanjang masa?

Kiki • May 13, 2025

Bitcoin tak hanya kembali ke angka psikologis $100.000, tapi juga memantik permainan strategi opsi yang bisa mendorong harga ke level tertinggi sepanjang masa (ATH). Di balik reli yang dramatis ini, tersembunyi manuver cerdik dari para trader opsi profesional yang mungkin akan memaksa para short seller mundur teratur.
Harga Naik, Put Option Rontok
Pada 8 Mei 2025, Bitcoin melesat ke $101.000, tertinggi dalam tiga bulan terakhir, dengan kenaikan harian sebesar 4,6%. Lonjakan ini memicu likuidasi senilai $205 juta dari posisi short di pasar futures, sekaligus meluluhlantakkan nilai mayoritas put option (kontrak jual).
Dari total open interest put option sebesar $8,3 miliar, sebanyak 97% berada di bawah harga $101.000 dan hampir dipastikan akan kedaluwarsa tanpa nilai.
Namun, jangan salah tafsir. Tidak semua trader put bertaruh harga turun. Banyak yang menjalankan strategi opsi kompleks, seperti bull put spread, untuk mengambil keuntungan dari stabilnya atau naiknya harga.
Bullish Spread Jadi Senjata Baru
Para trader profesional di Deribit bursa derivatif kripto terbesar kini ramai-ramai menerapkan strategi bullish spread seperti:
Bull Put Spread:** Menjual put di strike price lebih tinggi (misalnya $100K), dan membeli put di strike lebih rendah ($95K) untuk membatasi risiko.
Bull Call Spread & Bull Diagonal Spread:** Strategi agresif dengan ekspektasi harga BTC naik hingga melebihi strike call-nya.
Ini adalah sinyal kuat bahwa pasar derivatif kripto sedang “mengunci” arah pergerakan harga ke atas.
“Jika BTC bertahan di atas $100.000, mayoritas strategi ini akan menguntungkan di bulan Mei dan Juni,” ungkap salah satu analis opsi yang tak ingin disebutkan namanya.
Tapi Short Seller Belum Menyerah
Saat ini, total open interest pasar futures Bitcoin mencapai $69 miliar, angka besar yang menunjukkan banyak posisi short masih aktif. Tapi apakah mereka akan bertahan?
Di sinilah skenario menarik terbentuk: jika BTC menembus $105.000, short covering bisa menjadi katalis besar. Trader yang ingin menutup posisi short-nya akan terpaksa membeli BTC kembali, mendorong harga lebih tinggi lagi efek bola salju yang dikenal sebagai short squeeze.
Namun, tak semua short seller mudah terjepit. Mereka yang menjalankan strategi carry trade membeli spot BTC dan menjual futures secara bersamaan terlindungi dari volatilitas. Ini strategi delta netral, yang tidak terlalu terpengaruh oleh naik-turunnya harga.
Carry Trade Kehilangan Daya Tarik
Carry trade hanya menguntungkan jika ada premi besar antara harga futures dan spot. Tapi dalam tiga bulan terakhir, premi futures BTC tetap di bawah 8%, menjadikannya kurang menggiurkan.
Hal ini memperlemah posisi defensif para short seller dan membuka peluang bagi short covering skala besar jika harga melonjak.
Jika Bitcoin mampu menembus $105.000 dalam waktu dekat, probabilitasnya untuk melewati rekor ATH sebelumnya di $109.354 menjadi jauh lebih besar.
Perang Psikologis Dimulai
Saat ini pasar Bitcoin berada di titik genting bukan hanya karena volatilitas harga, tapi karena perang strategi antara bulls dan bears. Opsi derivatif menjadi senjata utama, dan dengan sebagian besar posisi put nyaris tak bernilai, dominasi bulls tampak semakin nyata.
Tapi hati-hati. Seperti biasa dalam dunia kripto, ekspektasi tinggi bisa dengan cepat berubah menjadi volatilitas brutal. Jika tidak ada pemicu baru atau dukungan institusional lanjutan, reli ini bisa kehilangan bahan bakarnya sebelum mencapai rekor baru.
Bitcoin sedang tidak hanya bertarung di pasar spot tapi di medan strategi yang hanya dipahami oleh mereka yang benar-benar siap perang.