Aktivitas Blockchain Melonjak 70% di Q3 Berkat DApps Berbasis AI

Blockchain alami kenaikan aktivitas sebesar 70% di Q3 2024 berkat pertumbuhan pesat DApps AI seperti Data Intelligence Network (DIN) dan Alaya AI.

article author image

MOct 9, 2024

article cover image

Di tengah gejolak pasar kripto yang terus berubah, blockchain kembali menjadi sorotan dengan kenaikan aktivitas yang luar biasa di kuartal ketiga tahun 2024.

Menurut laporan terbaru dari DappRadar, aktivitas Decentralized Applications (DApps) meningkat 70% dibandingkan kuartal sebelumnya, didorong oleh pertumbuhan pesat dalam aplikasi berbasis kecerdasan buatan (AI).

DApps Berbasis AI Menjadi Penggerak Utama Pertumbuhan

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa jumlah dompet aktif unik harian (UAW) mencapai angka tertinggi sepanjang masa di 17,2 juta, dengan peningkatan 71% berasal dari DApps terkait AI.

Aplikasi seperti Data Intelligence Network (DIN) dan Alaya AI memainkan peran kunci dalam tren ini, dengan DIN mencatatkan 1 juta UAW harian dalam kuartal terakhir.

Data Intelligence Network, sebuah protokol pemrosesan data modular yang diluncurkan pada April 2024, berhasil menarik perhatian komunitas blockchain dengan adopsi yang cepat. Sementara itu, Alaya AI, platform pengumpulan dan pelabelan data, mempertahankan aktivitas stabil di angka 100.000 dompet dalam 90 hari terakhir.

Pertumbuhan ini menunjukkan bagaimana AI menjadi pendorong utama inovasi di ruang blockchain, membawa teknologi ini ke level yang lebih tinggi dan menarik minat pengguna yang lebih luas dari seluruh dunia.

DeFi dan NFT Alami Penurunan Tajam

Namun, tidak semua sektor di dunia blockchain menikmati tren positif. Decentralized Finance  (DeFi) mengalami penurunan, dengan total nilai terkunci (TVL) turun dari $168 miliar menjadi $160 miliar. Ethereum, sebagai salah satu jaringan DeFi terbesar, mencatat penurunan TVL sebesar 20%, menyisakan nilai $95 miliar.

Screenshot 2024-10-09 144159.pngSumber: DappRadar

Di sisi lain, layer-1 blockchain seperti Sui dan Aptos berhasil mencuri perhatian dengan masing-masing mencatat peningkatan TVL sebesar 78%, mencapai $1,6 miliar dan $1,3 miliar. Peningkatan ini menunjukkan bahwa inovasi di blockchain lapisan pertama masih memiliki potensi besar untuk bersaing dengan pemain lama seperti Ethereum.

Sektor NFT juga mengalami kontraksi besar, dengan volume perdagangan merosot hingga 60% menjadi $1,6 miliar, dan penjualan NFT turun 23% menjadi 11,5 juta unit.

Meski demikian, OpenSea berhasil bangkit kembali sebagai platform dominan dengan volume perdagangan mencapai $570 juta, sementara pesaing seperti Blur dan Magic Eden menghadapi penurunan tajam.

OpenSea Bangkit, Pesaing Terseok-seok

OpenSea tampil sebagai pemenang di tengah pasar NFT yang lesu, mengukuhkan dirinya sebagai pemimpin dalam jumlah penjualan, pedagang aktif, dan volume perdagangan. Sementara itu, Blur, yang sempat mendominasi pada kuartal kedua, mengalami penurunan 78% karena penghentian insentif airdrop-nya.

Magic Eden juga menghadapi penurunan akibat perubahan kebijakan royalti, yang mengakibatkan migrasi pembuat konten dan pedagang menuju OpenSea. Hype seputar Bitcoin Ordinals, yang sebelumnya mendongkrak popularitas Magic Eden, juga tampaknya telah memudar.

Tren ini mencerminkan pergeseran signifikan dalam ekosistem blockchain, di mana aplikasi berbasis AI dan layer-1 blockchain mengambil alih momentum dari sektor DeFi dan NFT yang lesu.

Pertumbuhan eksponensial dalam aktivitas blockchain yang didorong oleh AI menandai babak baru dalam dunia kripto.

Sementara DeFi dan NFT mengalami penurunan, inovasi di sektor AI dan blockchain lapisan pertama tampaknya akan menjadi pilar utama yang mendorong adopsi teknologi ini ke depan. Saat industri ini terus berkembang, investor dan pengembang perlu memperhatikan dinamika baru yang muncul di antara teknologi-teknologi revolusioner ini.

Nanovest News v3.23.0