Proyek Kesehatan Dominasi DeSci, Blockchain Tingkatkan Efisiensi Uji Klinis
Proyek kesehatan mendominasi DeSci dengan fokus pada pengembangan obat terdesentralisasi, menggunakan blockchain untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi uji klinis.
Muhammad • Sep 10, 2024
Proyek-proyek di sektor kesehatan semakin mendominasi dalam pengembangan sains terdesentralisasi (DeSci), menurut laporan terbaru dari Onchain Foundation. Dari 60 proyek DeSci yang dianalisis, sebanyak 61% berfokus pada kesehatan, terutama terkait penelitian obat-obatan dan pengembangan biomedis.
Alex Dobrin, pengelola di VitaDAO, sebuah kolektif terdesentralisasi yang fokus pada perpanjangan usia manusia, menyatakan bahwa meningkatnya biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk membawa obat baru ke pasar menjadi faktor utama pendorong perkembangan DeSci.
"Ada perasaan yang semakin berkembang bahwa penelitian biomedis gagal memenuhi kebutuhan pasien," kata Dobrin. Ia juga menyoroti fenomena "Hukum Eroom", yang menunjukkan bahwa biaya pengembangan obat justru berlipat ganda setiap sembilan tahun, kebalikan dari Hukum Moore di bidang teknologi.
Teknologi Blockchain Dorong Efisiensi Uji Klinis
Asher Looi, salah satu pendiri BitDoctor.ai, sebuah alat diagnostik berbasis blockchain dan AI, mengungkapkan bahwa pengobatan terdesentralisasi berpotensi meningkatkan efisiensi penelitian klinis, terutama dalam hal rantai pasokan, rekrutmen pasien, dan proses persetujuan.
Looi menambahkan bahwa teknologi blockchain dapat memastikan data uji klinis tercatat dengan aman, tepat waktu, dan tidak dapat diubah.
"Dengan model terdesentralisasi, pasien yang membutuhkan perawatan medis khusus dapat lebih mudah menemukan uji klinis yang sesuai dengan kebutuhan mereka," ujar Looi. Sebaliknya, perusahaan farmasi dapat memanfaatkan data ini untuk merekrut pasien yang tepat, mengurangi keterlambatan akibat ketidaklayakan pasien.
Pandemi COVID-19 Ciptakan Momentum untuk Kolaborasi Data Kesehatan
Pandemi COVID-19 tidak hanya menjadi bencana bagi sektor kesehatan global, tetapi juga mendorong perubahan dalam cara data medis dikelola dan dibagikan. Looi menekankan bahwa pandemi ini memunculkan peluang untuk kolaborasi data yang lebih baik.
“Berbagi data, baik secara klinis maupun epidemiologis, meningkat secara signifikan selama pandemi,” kata Looi. Model berbagi data ini kini dianggap sebagai solusi yang dapat diterapkan pada berbagai bidang penyakit lainnya.
“Saya percaya kita berada di tepi gelombang kolaborasi data yang dipicu oleh pandemi, namun akan melampaui itu untuk mencakup semua area kebutuhan medis yang belum terpenuhi,” ujar Looi.
Ia menambahkan bahwa masyarakat dan perusahaan farmasi mulai menyadari bahwa kolaborasi data tidak harus berarti berbagi rahasia penelitian, melainkan berbagi wawasan dan kecerdasan untuk keuntungan bersama.
DeSci Diprediksi Akan Terintegrasi Secara Mulus dalam Industri Kesehatan
Sektor kesehatan terus mendorong penggunaan DeSci untuk mempercepat jalur dari penelitian laboratorium ke perawatan pasien. Dobrin memprediksi bahwa dalam waktu dekat, pendanaan terdesentralisasi akan memainkan peran penting dalam mempercepat pengembangan obat, dengan pasien sebagai bagian dari proses tersebut.
Pada tahun 2023, total nilai industri farmasi global mencapai $1,6 triliun, meningkat $100 miliar dari tahun sebelumnya. Proyek seperti VitaDAO, yang berhasil mengumpulkan $4,1 juta dari Pfizer Ventures, menunjukkan bahwa kolaborasi ini bisa menghasilkan penelitian yang lebih efisien dan cepat dalam mengembangkan obat-obatan baru.
Dobrin menyimpulkan bahwa di masa depan, DeSci akan terintegrasi secara mulus dalam industri kesehatan, mirip dengan bagaimana internet bekerja saat ini tanpa perlu berinteraksi langsung dengan teknologinya.