Deckers Brands Mengumumkan Pemecahan Saham Terbesar di Industri Ritel
Deckers Brands, pemilik merek Ugg dan Hoka, mengumumkan pemecahan saham 6:1 yang diharapkan menarik lebih banyak investor dan meningkatkan likuiditas perdagangan.
M • Sep 17, 2024
Tren pemecahan saham di tahun 2024 kembali menarik perhatian para investor ritel. Meskipun sebagian besar fokus tahun ini tertuju pada lonjakan inovasi kecerdasan buatan (AI), pengumuman pemecahan saham dari perusahaan-perusahaan besar terus mengguncang pasar.
Dari sederet pengumuman ini, pemecahan saham yang paling mencolok datang dari Deckers Brands (NYSE: DECK), raksasa pakaian dan alas kaki yang akan melakukan pemecahan saham terbesar dalam industri ritel tahun ini.
Deckers, yang telah membukukan kenaikan harga saham lebih dari 12.600% sejak IPO-nya pada 1993, melanjutkan tren bullish-nya dengan mengumumkan pemecahan saham 6:1 pada pertengahan Juli 2024.
Pemecahan saham ini, yang baru kedua kalinya dilakukan perusahaan sejak IPO, akan mengurangi harga saham menjadi sekitar $156 per lembar dari harga sebelumnya $935,07. Langkah ini diharapkan meningkatkan aksesibilitas saham bagi investor ritel dan meningkatkan likuiditas perdagangan.
Mengapa Deckers Melakukan Pemecahan Saham?
Menurut CEO Deckers yang baru pensiun, Dave Powers, pemecahan saham ini bertujuan membuat saham lebih terjangkau dan menarik bagi investor baru, terutama karyawan perusahaan.
"Harga saham kami telah naik signifikan selama beberapa tahun terakhir sebagai hasil dari kinerja keuangan yang kuat dan eksekusi rencana strategis kami," kata Powers. "Kami percaya pemecahan saham ini akan membuka peluang lebih besar bagi para investor ritel."
Selain itu, keputusan ini datang di tengah pertumbuhan penjualan direct-to-consumer (DTC) yang meningkat hampir 22% pada kuartal yang berakhir Juni 2024. Penjualan DTC ini menyumbang hampir 38% dari total pendapatan Deckers, dibandingkan dengan hanya 32% pada periode yang sama tiga tahun lalu.
Model bisnis DTC ini memungkinkan Deckers mengurangi ketergantungan pada inventaris, meningkatkan margin keuntungan, dan memberikan fleksibilitas finansial yang lebih besar.
Deckers Mengalahkan Walmart dalam Tren Pemecahan Saham
Walmart (NYSE: WMT) sempat menarik perhatian investor awal tahun ini ketika mengumumkan pemecahan saham 3:1. Pemecahan saham tersebut, yang pertama kali dilakukan sejak 1970, dirancang untuk membuat saham lebih terjangkau bagi karyawan. Ketika pemecahan saham tersebut selesai pada Februari 2024, harga saham Walmart turun dari $175,56 menjadi $58,52.
Namun, langkah besar Walmart tersebut kini dibayangi oleh aksi Deckers yang lebih agresif. Deckers telah lama menjadi pemain besar di industri alas kaki dan pakaian, dengan merek-merek terkenal seperti Ugg, Hoka, dan Teva.
Merek Hoka, yang mencatat penjualan $420,5 juta pada kuartal terakhir, telah menjadi pendorong utama pertumbuhan perusahaan, bersama dengan merek klasik Ugg dan Teva.
Selain pertumbuhan DTC, Deckers juga memperluas sayap internasionalnya dengan memanfaatkan peluang di pasar e-commerce global. Di pasar yang baru berkembang ini, Deckers melihat peluang untuk pertumbuhan jangka panjang dengan margin keuntungan yang lebih tinggi.
Kombinasi antara keunggulan merek, strategi DTC yang kuat, dan ekspansi internasional memberikan keyakinan bahwa perusahaan ini masih memiliki banyak ruang untuk berkembang.
Namun, dengan harga saham yang diperdagangkan di 26 kali laba tahun depan, ada tantangan bagi Deckers untuk membuktikan bahwa valuasinya layak. Pertumbuhan pendapatan tahunan yang diproyeksikan sebesar 11,4% selama lima tahun ke depan menandakan bahwa perusahaan ini perlu terus melampaui ekspektasi pasar agar harga sahamnya dapat naik lebih tinggi.
Dengan cadangan kas lebih dari $1,4 miliar dan tanpa utang, Deckers memiliki fleksibilitas finansial yang besar untuk berinvestasi lebih lanjut, mengakuisisi merek baru, atau memperluas jaringan distribusinya.