Saham Trump Melonjak Setelah Kemenangan Pilpres AS, Tapi Apakah Bertahan Lama?
Saham Trump Media (DJT) melonjak hingga 25% usai kemenangan Donald Trump. Namun, dengan fundamental yang lemah dan volatilitas tinggi, apakah lonjakan ini akan bertahan lama?

Kiki • Feb 12, 2025

Pasar saham bereaksi cepat terhadap hasil pemilihan presiden Amerika Serikat. Saham Trump Media & Technology Group (DJT) meroket hingga 25% pada perdagangan Rabu setelah Donald Trump mengalahkan Kamala Harris dan mengamankan kemenangan sebagai presiden ke-47 AS. Namun, euforia tersebut tidak bertahan lama, karena saham akhirnya ditutup hanya naik sekitar 6% setelah mengalami volatilitas tinggi sepanjang hari.
Dengan kemenangan Trump di Wisconsin, ia berhasil mengumpulkan 270 suara elektoral yang diperlukan untuk mengklaim Gedung Putih, sebagaimana dikonfirmasi oleh Associated Press. Hal ini membawa dampak besar bagi aset dan bisnis terkait Trump, terutama Truth Social, platform media sosial miliknya yang bernaung di bawah Trump Media.
Trump Jadi Miliarder Lebih Kaya
Sebagai pemegang sekitar 60% saham DJT, kemenangan ini secara langsung menambah kekayaan Trump. Dengan harga saham yang saat ini berada di sekitar $36 per lembar, Trump Media memiliki kapitalisasi pasar sebesar $7,2 miliar. Ini berarti kepemilikan Trump bernilai sekitar $4,3 miliar, meningkat sekitar $500 juta hanya dalam semalam.
Namun, apakah lonjakan ini akan bertahan?
Para analis melihat saham DJT sebagai taruhan biner terhadap kemenangan atau kekalahan Trump dalam pemilu. Matthew Tuttle, CEO Tuttle Capital Management, mengatakan bahwa pergerakan saham DJT mengikuti pola klasik "buy the rumor, sell the fact", di mana investor membeli saham berdasarkan spekulasi sebelum peristiwa besar dan menjual setelahnya.
"Saya membayangkan bahwa sehari setelah kemenangan Trump, saham ini akan turun. Jika dia kalah, saya pikir ini akan jatuh ke nol," ujar Tuttle kepada Yahoo Finance.
DJT Saham Meme atau Aset Investasi Serius?
Tak bisa dipungkiri, saham DJT memiliki karakteristik mirip dengan saham meme seperti GameStop (GME) dan AMC. Steve Sosnick, kepala strategi di Interactive Brokers, mengungkapkan bahwa DJT telah berkembang menjadi fenomena tersendiri di pasar modal.
"Ketika saham mengalami volatilitas tinggi dalam satu arah, biasanya akan terjadi hal yang sama ke arah sebaliknya," jelasnya.
Saham Trump Media sebelumnya mengalami penurunan tajam setelah periode lockup berakhir pada September, tetapi mulai pulih menjelang pemilu karena pasar taruhan—baik domestik maupun internasional berpihak pada Trump.
Meski demikian, fundamental perusahaan masih menjadi tanda tanya besar. DJT baru saja merilis laporan keuangan kuartal ketiga, mengungkapkan kerugian bersih sebesar $19,25 juta pada periode yang berakhir 30 September. Meskipun lebih kecil dibandingkan kerugian $26,03 juta tahun sebelumnya, ini tetap menjadi sinyal bahwa perusahaan belum mencapai profitabilitas.
Pendapatan DJT juga mengalami sedikit penurunan, hanya $1,01 juta, turun dari $1,07 juta pada kuartal yang sama tahun lalu. Bahkan, dalam sembilan bulan terakhir hingga 30 September, pendapatan anjlok 23% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Selain itu, perusahaan baru-baru ini mengumumkan bahwa Chief Operating Officer (COO) mereka telah mengundurkan diri pada bulan September, menambah ketidakpastian terhadap arah perusahaan ke depan.
Truth Social, Mampukah Bersaing?
Trump mendirikan Truth Social setelah dilarang dari platform besar seperti Facebook (META) dan Twitter (sekarang X) akibat insiden Kerusuhan Capitol 6 Januari 2021. Namun, setelah akunnya dipulihkan di platform-platform tersebut, daya tarik Truth Social sebagai media sosial eksklusif untuk pendukung Trump mulai dipertanyakan.
Sebagai platform yang dirancang untuk menantang raksasa media sosial, Truth Social masih jauh dari kesuksesan. Dengan pendapatan yang stagnan dan belum menunjukkan profitabilitas, banyak yang meragukan apakah perusahaan ini bisa bertahan di tengah persaingan ketat industri media sosial.
Momentum atau Gelembung?
Saham DJT saat ini bergerak liar di tengah euforia kemenangan Trump. Namun, dengan fundamental perusahaan yang lemah, volatilitas ekstrem, dan statusnya sebagai saham meme, pertanyaannya adalah: Apakah lonjakan ini akan bertahan, atau hanya gelembung spekulatif yang segera pecah?
Satu hal yang pasti, selama Trump tetap menjadi pusat perhatian politik dan bisnis, saham DJT akan terus menjadi sorotan investor dan spekulan pasar.